Kesejahteraan
Ekonomi di Era Digital
John Chambers ; Direktur Eksekutif Cisco
|
KOMPAS, 26 Januari 2017
Masyarakat
dari seluruh penjuru dunia mengharapkan perubahan. Hasil pemilu baru-baru
ini-yang paling menonjol jajak pendapat Brexit di Inggris Raya dan pemilu di
Amerika Serikat-telah menunjukkan meningkatnya ketidakpastian ekonomi.
Dalam
suasana semacam ini, para pemimpin sangat diharapkan mampu menjelaskan dan
menyampaikan sebuah visi yang jernih menyangkut pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Visi ekonomi tersebut tidak semata berbicara tentang kebijakan pajak dan
perdagangan, yang menjadi fokus dalam berbagai perdebatan dewasa ini, tetapi
juga tentang digitalisasi.
Mewakili
potensi ekonomi senilai 19 triliun dollar AS hingga dekade ke depan,
digitalisasi memampukan negara-negara untuk memacu pertumbuhan produk
domestik bruto (PDB), penciptaan lapangan pekerjaan, dan inovasi. Kita sudah
melihat dampak digitalisasi pada negara-negara yang menggunakannya sebagai
sumber kekuatan utama bagi berbagai strategi ekonomi mereka.
Di
India, misalnya, PM Narendra Modi sedang menerapkan strategi yang mengubah
India menjadi penggerak teknologi dan membangun landasan yang kokoh bagi masa
depan digital. Di Perancis, pemerintah telah menanamkan fondasi bagi rencana
digital nasional berskala luas yang diharapkan dapat menciptakan 1,1 juta
lapangan pekerjaan untuk 3-5 tahun ke depan dan menyumbangkan 101 miliar
dollar AS bagi PDB mereka hingga 10 tahun ke depan.
Sementara
negara-negara lain sedang memperkuat strategi digital mereka, AS tertinggal
di belakang. Meski telah memimpin dalam balapan internet sejak 1990-an, AS
sekarang jadi satu- satunya negara dengan ekonomi kuat yang tak memiliki
rencana digitalisasi yang matang. Konsekuensi yang membayangi telah mulai
tampak. Menurut Index Inovasi Bloomberg tahun 2016, AS berada di peringkat
ke-8 di antara negara-negara yang paling inovatif, turun dua peringkat dari
2015.
Infrastruktur digital
Pesannya
jelas: ketika memasuki era digitalisasi, tak ada yang bisa mendikte atas
segala sesuatu, dan waktu jadi sangat berharga. Bahkan, di Silicon Valley
kita harus terus-menerus memperbarui diri untuk tetap kompetitif. Ekonomi AS
harus melakukan hal yang sama atau akan kehilangan keunggulan inovatif. Hanya
dengan rencana digitalisasi yang jelas dan efektif, AS dapat memastikan untuk
mempertahankan statusnya sebagai pemimpin ekonomi dunia di era digital sambil
memenuhi tuntutan warganya akan peluang-peluang ekonomi yang lebih luas.
Saya
percaya bahwa keterhubungan mampu mengubah perekonomian dan membuka
kesempatan-kesempatan baru. Itulah sebabnya agenda digital baru dari AS harus
memperbaiki kenyataan bahwa walaupun tinggal di salah satu negara paling
sejahtera di dunia, sepertiga populasi AS masih kekurangan akses internet di
rumah.
Inisiatif
mempromosikan keterhubungan di Chicago dan Washington DC dengan konsep Smart
City merupakan hal yang membesarkan hati. Namun, untuk memperpendek
kesenjangan digital butuh strategi digital skala nasional secara
komprehensif. Strategi yang dibutuhkan perlu lebih menekankan investasi
infrastruktur digital daripada semata investasi infrastruktur fisik. Dengan
akses yang luas, teknologi dapat terus berlanjut memenuhi potensinya sebagai
salah satu penyeimbang ekonomi yang kokoh.
Rencana
digitalisasi AS yang efektif juga harus mendukung usaha rintisan.
Perusahaan-perusahaan baru mencerminkan masa depan dari penciptaan lapangan
pekerjaan-sebagai sumber utama lapangan pekerjaan baru di AS-sekaligus
menggambarkan guncangan teknologi. Sayangnya, tren usaha-usaha rintisan
sedang mengalami penurunan di AS. Menurut penelitian Brookings Institution,
laju usaha rintisan (jumlah perusahaan baru dibandingkan persentase seluruh
perusahaan) telah menurun hampir separuh sejak 1978.
Untuk
meningkatkan inovasi dan penciptaan lapangan pekerjaan, kita perlu
membalikkan tren ini dengan menyuntikkan lebih banyak bahan bakar ke mesin
start up ekonomi AS. Hal ini mensyaratkan kerja sama antara pengusaha dan
pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung para pengusaha membawa
visi mereka dalam kehidupan nyata. Kombinasi dari peraturan, seperti berbagai
manfaat pajak bagi perusahaan tahap awal, dan investasi modal
perusahaan/badan usaha yang menyediakan kesempatan-kesempatan dukungan
keuangan dan bimbingan bagi berbagai usaha rintisan, menjadi sangat penting
untuk mempertahankan ekosistem ini.
Lebih
luas lagi, para pemimpin AS perlu menciptakan suatu kondisi yang mendorong
segala macam pertumbuhan bisnis dan investasi. Seruan Trump untuk memperbarui
peraturan pajak di tahun 2017 dapat bermanfaat dalam situasi ini. Itu dengan
asumsi peraturan baru tersebut dapat mempromosikan investasi dengan mendorong
perusahaan-perusahaan untuk membawa masuk pendapatan mereka dari luar negeri
dan dengan menurunkan tarif pajak penghasilan badan usaha, yang saat ini
masih paling tinggi di antara negara-negara OECD (Organisasi untuk Kerja Sama
Ekonomi dan Pembangunan). Dalam prosesnya, langkah-langkah ini dapat membawa
masuk lebih dari 1 triliun dollar AS ke ekonomi dalam negeri AS, menciptakan
lapangan pekerjaan, dan kesempatan-kesempatan ekonomi baru.
Pendidikan dan pelatihan
Elemen
penting lain dari rencana digitalisasi yang efektif adalah dengan pendidikan
dan pelatihan. Bisnis perlu berinvestasi di bursa tenaga kerja yang sekarang
tersedia, yang sebagian besar tidak memiliki keterampilan yang diperlukan
untuk bersaing di era digital. Pada saat yang sama, kita harus mengubah
sistem pendidikan kita sehingga generasi muda mendapatkan keterampilan yang
mereka butuhkan untuk menjamin masuk ke jajaran pekerjaan digital dengan gaji
tinggi di masa depan.
Untuk
tujuan ini, kita harus bergerak melampaui penitikberatan terhadap ilmu
pengetahuan, teknologi, teknik, dan matematika-yang disebut mata pelajaran
STEM (science, technology, engineering, mathematics)-dan mulai berpikir
tentang bagaimana menerapkan teknologi dan digitalisasi di semua bidang.
Digitalisasi
bisa menghasilkan nilai ekonomi bagi AS sebesar 5,1 triliun dollar AS pada
2015 dan di saat bersamaan menurunkan pengangguran secara signifikan. Akan
tetapi, AS tidak dapat mewujudkan potensi ini apabila para pemimpin tidak
dapat bekerja secara efektif melintasi batas partai dan bersama seluruh lini
industri mendorong maju sebuah agenda digital.
Teknologi
mengubah segalanya: cara kita berbisnis, sistem kapitalisme, dan seluruh
ekosistem ekonomi; semuanya dengan kecepatan luar biasa. AS harus berubah
bersamanya, bertindak sekarang melakukan apa yang diperlukan untuk merebut
kembali keunggulan inovatif dan berkembang di era digital. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar