Desa
Silikon dan Pendapatan Universal
Budiman Sudjatmiko ; Ketua Dewan Pembina
Perkumpulan Aparatur Pemerintah
Desa Seluruh Indonesia (Papdesi)
|
KOMPAS,
09 Maret
2018
Sebuah
masyarakat merdeka yang tak bisa menolong banyak orang miskin, tak akan bisa
menyelamatkan sedikit orang yang kaya raya.
John
F Kennedy
Ada dua jenis kemiskinan dilihat
dari faktor biang keroknya: kemiskinan yang diakibatkan keserakahan segelintir orang dan kemiskinan
yang diakibatkan oleh keteledoran banyak orang. Pelakon utama yang pertama
sudah pasti segelintir penjahat bisnis. Namun pelakon utama yang ke dua
menyeret banyak orang (berniat) baik yang salah baca teori dan gagal mencerna
tanda-tanda zaman. Faktor yang pertama
sudah berabad-abad menjadi biang kerok semua persoalan sosial warisan
kolonialisme dan industrialisasi. Namun ketimpangan dan kemiskinan di masa depan yang tak
terlalu lama lagi akan sangat dipengaruhi faktor yang kedua.
Automasi
Peta risiko global 2018 yang
dikeluarkan World Economic Forum
menempatkan konsekuensi negatif dari kemajuan teknologi di inti jejaring
keterhubungan risiko global. Ia terkait erat dengan risiko ekonomi
pengangguran/setengah pengangguran dan risiko ketidakstabilan sosial.
Automasi dan digitalisasi
diperkirakan akan menekan jumlah pekerja manusia dan upah kerja, meningkatkan
produktivitas, dan konsekuensinya akan kian memperbesar pendapatan dan
kekayaan para pemilik modal dan teknologi. Dampak automasidan pengangguran
akibat teknologi harus mulai jadi
perbincangan serius di meja-meja rapat pemerintahan hingga bangku-bangku
ruang kuliah. Prediksi McKinsey & Co mengungkapkan bahwa 45 persen pekerjaan yang kita kenal
saat ini akan hilang dalam dua dekade ke depan.
Saya mau menyoroti tiga hal ini.
Pertama, ancaman automasi dan digitalisasi tidak boleh cuma dianggap bahaya
di masa depan. Kenyataannya ia sedang
berlangsung di depan mata. Ia seperti dulu munculnya kereta api dan sepeda
yang menggantikan kereta kuda.
Peristiwa tutupnya sejumlah gerai retail besar tahun lalu, dan akan
terus berlanjut di tahun ini, hanyalah
adegan pembuka dari kisah saga peradaban berisi makhluk-makhluk berakal budi
yang hidup berbarengan dengan robot cerdas, kecerdasan buatan dan mesin
pembelajar.
Perusahaan-perusahaan swasta
berkejar-kejaran dengan napas memburu melakukan investasi teknologi. Sejauh
ini sasarannya adalah otomasi pekerjaan yang bersifat rutin dengan peringkat
keahlian menengah. Namun tinggal menunggu waktu dan harga teknologi yang pas
saja untuk bergerak ke peringkat pekerjaan yang lebih kompleks maupun
sederhana. Pada peringkat pekerjaan yang kompleks, yang terkena dampak
kerasnya adalah orang-orang cerdas tapi dengan cara berpikir usang. Pada
peringkat pekerjaan sederhana, yang terdampak adalah berpuluh juta orang yang
tidak punya keunggulan ilmu di masa kini, apalagi di masa depan. Akan jadi
petaka dahsyat jika keduanya menyatu dan meledak.
Kedua, proses transformasi dunia
kerja akan berlangsung cepat. Dunia pernah mengalami transformasi masif oleh
karena revolusi teknologi. Namun apa yang terjadi saat ini akan
sungguh-sungguh berbeda. Bobot dan
kecepatannya yang tinggi akan mendatangkan momentum yang jauh lebih meremukkan
jika salah penanganan. Butuh waktu 200 tahun lebih Amerika Serikat (AS) untuk bergerak dari
masyarakat dengan 84 persen petani di tahun 1810 menjadi tinggal 2 persen
saat ini. Namun hari ini keahlian akan cepat usang dan setiap pekerjaan rentan
tergantikan oleh mesin. Tidak ada jeda waktu yang cukup, bagi individu maupun
pemerintah, untuk beradaptasi dan memberikan respons yang sesuai.
Ketiga, jaring pengaman sosial
yang kita miliki masih jauh dari cukup untuk meredam luka dalam tersebut.
Bayangkan Anda memacu kecepatan sepeda motor dalam sirkuit balapan dengan
banyak tikungan, tanjakan dan turunan menajam, cuma memakai helm plastik. Hal
ini karena skema kesejahteraan yang ada saat ini dibangun berdasarkan ide, cara kerja dan jenis pekerjaan produk Revolusi
Industri I yang bertumpu pada mesin uap dan era Revolusi Industri II yang
bersandar pada tenaga listrik.
Sekarang revolusi industrinya bertumpu pada teknologi digital, super
komputasi dan biologi (neuroscience dan biologi sintetik).Pertanyaannya,
bagaimana kita mencegah luka dalam di tubuh masyarakat, antara si kaya dan si
miskin, antara pemilik teknologi di Silicon Valley dan mereka yang kehilangan
pekerjaan akibat teknologi? Jawaban satu-satunya adalah melalui skema
Pendapatan Dasar Universal (PDU) atau Universal Basic Income.
Pendapatan
dasar universal
Ide dasarnya adalah negara
memberikan pendapatan minimum yang mencukupi kebutuhan dasar tiap-tiap
warganya bahkan pada kondisi ia tak dapat bekerja sama sekali, secara rutin dan tanpa prasyarat apapun.
Meski sangat sederhana ide ini memiliki gaung yang kencang. Ia mendapatkan
dukungan dari banyak kalangan, di spektrum politik Kiri-Tengah maupun
Kanan-Tengah, dari aktivis HAM seperti
Martin Luther King Jr dan Desmond
Tutu, sampai ekonom pro pasar bebas
Milton Friedman. Tak ketinggalan para inovator dan elite teknologi seperti Mark Zuckerberg dan Elon
Musk (yang berpolemik tentang dampak teknologi kecerdasan buatan) berada di
garis depan mendukung pelaksanaan skema ini.
Ada beberapa eksperimen PDU sedang
berjalan, di antaranya di Finlandia, Kenya, India, Belanda, Kanada, dan AS
dengan skala dan level pelaksanaan yang beragam. Inisiatifnya tak hanya
datang dari negara, tapi juga pihak swasta
maupun lembaga donor. Tujuannya
untuk mengevaluasi mekanisme dan dampak skema PDU sebagaimana
disuarakan oleh pendukung atau dituduhkan oleh pengritiknya. Belum ada gambaran final dari berbagai eksperimen
tersebut. Namun hasilnya sejauh ini
mengindikasikan skema PDU mampu mendatangkan manfaat positif, substansial dan jangka panjang,
untuk tiap-tiap orang maupun komunitas penerimanya. Misalnya, terlihat adanya peningkatan yang
signifikan pada keahlian tiap-tiap orang, investasi aset, kesehatan dan pendidikan anak.
Kecurigaan bahwa skema PDU akan
berakibat negatif pada individu, misalnya meningkatkan konsumsi alkohol atau
membuat orang malas bekerja, tak punya
dukungan empiris sama sekali. Di era saat robot cerdas dan mesin pembelajar
akan menjadi bagian keseharian hidup manusia, PDU adalah cara untuk membagi
adil ‘kue kemakmuran’ yang terus membesar oleh karena kemajuan teknologi.
Kita perlu memandang PDU sebagai
hak individu warga negara. Ia merupakan dividen warga dari investasi negara
pada pengembangan teknologi yang
justru menghilangkan akses warganya
pada pekerjaan. Ia adalah royalti atas
monetisasi informasi yang diberikan sukarela oleh tiap-tiap orang di
ruang-ruang digital. Ia kompensasi
atas hilangnya akses terhadap berbagai hal yang seharusnya dimiliki
bersama. Dengan beberapa cara pandang
ini, ruang inovasi rancang pendanaan untuk membiayai pelaksanaan PDU akan
lebih terbuka. Bagaimana masyarakat perdesaan
meresponnya? Kenapa desa? Desa silikon
Desa menjadi wilayah yang sangat
rentan terdampak negatif oleh kemajuan teknologi. Hal ini karena mayoritas
desa belum memiliki SDM mumpuni untuk menyesuaikan diri dan membangun pertahanan diri atas hal ini.
Namun itu akan jadi kisah masa lalu. Dalam tiga tahun terakhir desa-desa di
Indonesia mulai berbenah. Sejak dana desa digulirkan, berbagai model
kewirahusahaan sosial berbasis BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) dan BUMADes
(Badan Usaha Milik Antar Desa) muncul dan berkembang.
Tentu masih banyak persoalan namun
mimpi menjadikan desa sebagai pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru akan semakin nyata dalam sepuluh tahun ke
depan. Desa Ponggok di Klaten, Jawa Tengah, menjadi salah satu kisah sukses
BUMDes yang kemudian disuntik dari dana desa. Berawal dari desa miskin dengan
pendapatan tahunan hanya Rp 14 juta di
2006 kini menjelma menjadi makmur dengan total pendapatan Rp 15
miliar di 2017.
Saat ini BUMDes Ponggok menaungi
13 unit usaha, mulai dari wisata air sampai warung kelontong. Semua dikelola
secara profesional, modern,
dan memanfaatkan teknologi informasi.
Program kesejahteraannya pun beragam, mulai dari beasiswa satu rumah satu
sarjana sampai pendapatan dasar universal dalam rupa ‘gaji’ untuk semua
penduduk usia lanjut. Hal serupa juga
sedang dirintis di sejumlah desa lain di Indonesia.
UU Desa dengan dana desanya dan
PDU adalah dua senjata kembar identik untuk menyongsong kemajuan
teknologi. Jika PDU memberikan
kekuatan pada individu bertahan terhadap gempuran otomasi dan perubahan cara
kerja sebagai postur defensifnya, Dana
Desa akan memberikan kemampuan orang banyak di desa untuk memenangkan
kompetisi di era ekonomi digital sebagai postur ofensifnya. Artinya bahkan
BUMADes-BUMADes juga bisa berkembang sebagai perusahaan data raksasa (Big
Data) dan teknologi informasi dalam desa-desa berteknologi silikon (silicon
village). Ini memadukan kecerdasan buatan dan jejaring sosial desa, di mana
pelaku-pelakunya bukan cuma individu melainkan komunitas-komunitas. Tak ada
yang lebih tepat dari itu sekarang.
Sebagaimana UU Desa, PDU juga
membutuhkan tindakan politik progresif yang keras hati. Di tahap awal kita
perlu mendorong adanya eksperimen PDU
di beberapa wilayah. Ini perlu untuk
memperkaya data dan pengetahuan kita tentang dampak PDU sambil menemukan
skema yang pas. Melalui PDU kita berharap bisa menyelesaikan persoalan
kemiskinan terutama di kampung-kampung kota maupun desa, gunung dan pantai
secara tuntas sembari berselancar di atas gelombang kemajuan sains teknologi
yang tak kenal rem ini. ●
|
BalasHapusjudi online pulsa
poker pulsa online
judi pulsa online
judi online via pulsa
bola online
togel online
togel online pulsa
judi via pulsa
s128
daftar s128
Kali ini hasilbola.vip akan menampilkan beberapa Prediksi Jitu Akurat
BalasHapusYang akan membuat anda jackpot dengan prediksi terupdate kali ini
Berikut Artikel Prediksi Bola Jackpot yang akan langsung saya berikan, Cekidot :
Prediksi Bola Crystal Palace vs Leicester 03 November 2019
https://hasilbola.vip/prediksi-sepakbola/baca/2833/crystal-palace-vs-leicester-03-november-2019/
Prediksi Bola Sevilla vs Atl Madrid 03 November 2019
https://hasilbola.vip/prediksi-sepakbola/baca/2829/sevilla-vs-atl-madrid-03-november-2019/
Saya akan berikan Bonus Tips Prediksi Bola Akurat Silakan di coba langsung
Terima Kasih bagi yang menyukai komentar saya
Apakah kamu sudah tau prediksi togel mbah jambrong yang jitu? bila belum baca Prediksi jitu mbah jambrong Hk
BalasHapus