Sabtu, 30 Desember 2017

Kita Masih Akan seperti Keong di Jalanan

Kita Masih Akan seperti Keong di Jalanan
Simon Saragih ;  Wartawan Senior Kompas
                                                    KOMPAS, 25 Desember 2017



                                                           
Seperti telah kita rasakan di tahun 2017 dan sebelumnya, pada 2018 pun kita akan tetap berjalan seperti keong di jalanan yang macet. Kemacetan yang telah menjadi keluhan sehari-hari bisa dipastikan akan berlanjut. Inilah resultante dari kelambanan pembangunan infrastruktur karena pengadaannya tidak sesuai dengan laju mobilitas.

Relatif pesatnya pembangunan gedung-gedung pencakar langit di DKI Jakarta, misalnya, tidak diimbangi dengan pembangunan infrastruktur jalanan. Laju urbanisasi di banyak kota di Indonesia juga tidak diimbangi dengan laju pengadaan infrastruktur jalan. Maka berjalan seperti keong akan terus dirasakan di tahun 2018 di titik-titik penting.

Ini belum berbicara tentang infrastruktur lain, seperti pengembangan berbagai bandar udara yang mengalami kongesti. Belum juga kita bicara tentang daya listrik, salah satu hal penting untuk mendukung perekonomian. Kelistrikan juga sama, pengadaannya tidak mampu mengiringi pertumbuhan permintaan.

Untunglah pemerintah sedang mencoba berpacu untuk pengadaan semua jenis infrastruktur, yang sekian lama tidak beranjak secara signifikan. Namun, pengadaan infrastruktur itu memiliki rentang waktu untuk rampung. Oleh karena itu, jalanan yang membuat kita bergerak seperti keong akan terus berlanjut.

Indonesia tidak sendirian dalam hal ini di Asia walaupun termasuk yang paling akut. Bank Pembangunan Asia (ADB) pada Januari 2017 pun sudah mengatakan Asia sendiri butuh dana 26 triliun dollar AS khusus untuk pembangunan infrastruktur hingga 2030.

Tetap optimistis

Inilah kebutuhan mendesak karena ekonomi yang terus tumbuh. Pertumbuhan ekonomi Asia di tahun 2018 tetap tinggi. Semua lembaga domestik dan dunia begitu yakin perekonomian Asia tumbuh rata-rata di atas 5 persen. Hal ini tergambar dari prediksi Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF), Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD). Hampir tidak ada yang melihat Asia akan ada dalam situasi resesi di tahun 2018.

Asia sangat diuntungkan sedang berperan sebagai mesin pertumbuhan ekonomi global, seperti berulang kali disebutkan oleh Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde. Hanya saja beberapa negara di Asia sedang kewalahan soal pengadaan infrastruktur. Situasi ini menjadi keprihatinan pemerhati Indonesia, seperti sering diberitakan di harian Jepang, Nikkei Asian Review.

Generasi muda di bawah usia 50 tahun yang mendominasi Asia, salah satu faktor terbesar di balik pertumbuhan itu. Perdagangan intra-Asia yang terus meningkat akan berlanjut seperti tergambar dalam data Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Hal ini sangat dibanggakan Dirjen WTO Roberto Azevedo.

Indonesia juga masuk dalam radar pemerhati Asia soal prospek perekonomian. Meski demikian, akhirnya balik lagi ke Indonesia, bagaimana mewujudkan prospek itu, salah satunya dengan pengadaan infrastruktur. Pengadaan infrastruktur ini tidak juga sekadar memikirkan pembangunannya secara fisik. Proses pengadaannya juga mutlak diaamati secara saksama.

Masalahnya pengadaan infrastruktur ini sangat rawan praktik korupsi, mark-up nilai proyek di samping masalah pelik soal pengadaan lahan. Hal seperti ini sering terpotret dalam laporan-laporan lembaga internasional, termasuk praktik mark-up akibat wabah korupsi seputar infrastruktur.

Vietnam, misalnya, pernah dihebohkan skandal mega akibat korupsi terkait pengadaan infrastruktur jalan. Sangat tidak elok jika infrastruktur harus membebani rakyat di kemudian hari dari segi pajak karena penggelembungan nilai proyek infrastruktur.

Namun, Asia dan Indonesia masih tetap lebih beruntung sebab memiliki celah besar untuk pertumbuhan. Asia sangat berbeda dengan Amerika Serikat dan Eropa yang sudah ada di titik jenuh perekonomian. Berlelah-lelah memikirkan pengadaan infrastruktur tetap lebih bagus ketimbang jalan menuju pertumbuhan telah buntu.

Lagi, sangat tidak manusiawi membiarkan warga berjalan seperti keong termasuk di jalan tol yang tarifnya naik dari tahun ke tahun. ●

1 komentar:

  1. ||Satu Akun semua jenis Game ||

    Game Populer:
    =>>Sabung Ayam S1288, SV388
    =>>Sportsbook,
    =>>Casino Online,
    =>>Togel Online,
    =>>Bola Tangkas
    =>>Slots Games, Tembak Ikan, Casino
    Permainan Judi online yang menggunakan uang asli dan mendapatkan uang Tunai
    || Online Membantu 24 Jam
    || 100% Bebas dari BOT
    || Kemudahan Melakukan Transaksi di Bank Besar Suluruh INDONESIA

    Pakai Pulsa Tanpa Potongan
    Juga Pakai(OVO, Dana, LinkAja, GoPay)
    Support Semua Bank Lokal & Daerah Indonesia

    WhastApp : 0852-2255-5128

    BalasHapus