Dukung
Magang Mahasiswa
Handa S Abidin ;
Wakil
Rektor Bidang Kerja Sama President University
|
KORAN
SINDO, 24
Februari 2017
Deklarasi Pemagangan Nasional dengan target sekitar 2 juta
peserta magang dicanangkan Presiden Jokowi pada akhir 2016 (www.setkab.go.id,
23/12/2016). Apakah urgensi magang dalam konteks mahasiswa? Bagaimana peran
pihak terkait untuk mendukung program pemagangan dalam konteks pendidikan
tinggi?
Urgensi Magang
Idealnya mahasiswa perlu melaksanakan tiga periode magang
saat mereka kuliah. Pertama, magang harus dilakukan sedini mungkin pada tahun
pertama mahasiswa kuliah. Kegiatan magang ini dapat dilakukan saat libur
semester awal atau ketika kuliah berlangsung dengan cara paruh waktu baik
terintegrasi dengan kurikulum ataupun tidak. Kegiatan magang pada periode ini
tidak terlalu dini. Justru apabila kegiatan magang tidak dilakukan pada awal
perkuliahan, dunia pendidikan tinggi kita sulit berkembang mengikuti tuntutan
industri.
Dengan magang pada tahun pertama, mahasiswa akan
tersadarkan sejak awal pentingnya menyeimbangkan teori dan praktik. Setelah
magang, mahasiswa diharapkan akan lebih kritis di perkuliahan dengan
mengaitkan teori dan praktik. Magang pada tahun pertama membantu mengarahkan
mahasiswa untuk dapat menentukan pilihan karier sejak awal.
Mahasiswa yang melakukan magang pada tahun pertama
diharapkan akan mengetahui apa yang dibutuhkan untuk dapat bersaing di dunia
kerja sehingga mereka dapat mengejar hal tersebut sejak awal perkuliahan.
Apabila mahasiswa ingin melakukan wirausaha, magang lebih awal akan membantu
mahasiswa untuk mengetahui apa yang perlu mereka pelajari untuk menjadi
pengusaha sukses. Kedua, magang harus dilaksanakan pada sekitar tahun
pertengahan kuliah.
Pada periode ini mahasiswa perlu mencari peluang magang di
luar negeri. Mahasiswa Indonesia tidak boleh hanya jago kandang. Magang di
luar negeri dapat dilakukan di negara tetangga seperti Singapura sampai
negara di benua lain misalnya di Amerika Serikat. Pengalaman magang di negara
lain akan meningkatkan wawasan internasional mahasiswa sehingga meningkatkan
daya saing global mahasiswa Indonesia.
ProgramPemaganganNasional perlu mengakomodasi mahasiswa
Indonesia yang ingin melakukanmagangdiluarnegeri, bukan hanya di dalam
negeri. Untuk menghindari ambiguitas dari nama “Pemagangan Nasional”(kata “Nasional”),
adabaiknya nama program ini diubah menjadi suatu yang lebih netral dan tidak
ambigu. Ketiga, magang pada tahun terakhir. Tahun terakhir adalah tahun
kelulusan. Idealnya pada tahun ini magang dilakukan secara penuh waktu dan
terintegrasi dengan kurikulum.
Magang pada tahun terakhir ini diharapkan dapat menjadi
pintu masuk mahasiswa ke dunia kerja atau awal pendirian usaha mereka di
Indonesia atau di negara lain. Tentu pelaksanaan magang di luar kurikulum
tidak boleh mengganggu kegiatan pendidikan dan nilai mahasiswa di
universitas. Mahasiswa tetap harus menguasai ilmu perkuliahan sebagai fondasi
mereka dalam menghadapi dunia kerja.
Selain itu, diharapkan mahasiswa juga tidak meninggalkan
aktivitas organisasi mahasiswa dan pergaulan antarsesama mahasiswa. Kegiatan
organisasi dan kehidupan sosial mahasiswa yang positif dapat menumbuhkan jiwa
kepemimpinan dan karakter mahasiswa yang akan bermanfaat bagi karier
mahasiswa.
Dukungan Berbagai Pihak
Terdapat paling tidak tiga pihak strategis yang memiliki
peranan penting dalam mendukung pelaksanaan program pemagangan ini. Pihak pertama
adalah universitas. Universitas dalam konteks ini adalah seluruh sivitas
akademika dan pihak terkait lain dalam jajaran universitas, fakultas, program
studi, dan bagian pendukung lain. Pada intinya universitas harus mendidik
mahasiswa untuk siap magang mulai dari tahun pertama.
Mahasiswa sedini mungkin harus ditanamkan urgensi magang
sehingga mereka secara sadar dan antusias ingin melakukan magang. Mahasiswa
perlu dipersiapkan memahami kerangka besar ilmu program studi masing-masing
sejak dini dan menguasai soft and technical skills strategis untuk persiapan
magang pada tahun pertama. Teori itu penting, namun universitas perlu
menghilangkan stigma dunia perkuliahan hanya belajar teori.
Teori dan praktik harus seimbang di dalam kelas. Dosen
tidak boleh asing dengan dunia praktik. Idealnya dosen harus mempraktikkan
ilmunya di luar kelas agar dapat mengikuti perkembangan di industri. Jika pun
terdapat dosen yang belum berpraktik, dosen tersebut diharapkan mendekatkan
diri dengan industri melalui metode penelitian yang tepat. Dosen juga perlu
mendorong mahasiswa untuk magang dan memberikan jaringan industrinya kepada
mahasiswa untuk mempermudah mereka diterima di industri.
Selain fokus mencari kerja sama magang di dalam negeri,
universitas juga diharapkan dapat mengembangkan kerja sama magang dengan
universitas lain, perusahaan, dan pihak terkait lain di luar negeri. Dukungan
universitas untuk pelaksanaan magang internasional akan mempermudah mahasiswa
untuk mendapatkan tempat magang di negara lain.
Pihak kedua adalah sektor industri. Tanpa dukungan sektor
industri mahasiswa akan kesulitan mendapatkan tempat magang. Dukungan sektor
industri diharapkan tidak sekadar formalitas. Ucapan Presiden Jokowi yang
menyatakan peserta magang jangan hanya diberikan tugas membuat kopi dan
fotokopi (www.setkab.go.id, 23/12/2016) wajib sektor industri garis bawahi.
Mahasiswa magang perlu diberi pekerjaan industri yang sebenarnya dengan
bimbingan dari sektor industri terkait.
Sektor industri sebetulnya diuntungkan dengan menerima
mahasiswa magang yang biayanya dapat lebih kecil dibandingkan dengan pekerja
tetap dan tidak tetap nonmagang. Selain itu, sektor industri juga dapat
mempersiapkan calon-calon pemimpin perusahaan atau badan terkait lain sedini
mungkin melalui program magang mereka. Pihak ketiga adalah negara. Negara
melalui seluruh pihak relevan perlu membuat dan mendorong hukum dan kebijakan
promagang.
Jangan persulit universitas dan industri untuk
melaksanakan program magang. Dalam konteks magang luar negeri, pemerintah
harus berdiplomasi dengan negara-negara lain untuk memudahkan birokrasi
magang di luar negeri untuk mahasiswa Indonesia. Apabila berhasil, program
pemagangan ini diharapkan akan memperbesar daya serap tenaga kerja dan
meningkatkan pertumbuhan wirausaha di Indonesia.
Ekspansi mahasiswa magang kita di luar negeri dan yang
melanjutkan dengan bekerja secara tetap atau membuka usaha di sana diharapkan
bukan hanya akan menghasilkan devisa bagi Indonesia, namun juga memperlebar
pengaruh Indonesia di luar negeri. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar