Wajah
Amerika Sebenarnya
dalam
Gerakan "Today I Am a Muslim Too"
Shamsi Ali ; Presiden Nusantara Foundation;
Koordinator rally Today I am a
Muslim too
|
DETIKNEWS, 22 Februari 2017
"This is what America looks
like."
Itulah penggalan kata-kata saya pada pidato pembukaan
rally 'Today I am a Muslim too' (hari ini saya juga Muslim). Betapa tidak,
rally yang saya berani menyatakan sebagai "an historic"
(bersejarah) itu dilakukan di jantung kota New York. Kota yang sering dijuluki
sebagai 'capitol of the world' (ibu kota dunia).
Bersejarah karena diinisiasi oleh tiga pelaku 'hubungan
antar agama'. Saya sendiri sebagai Imam yang memang sejak dua dekade terakhir
telah mendedikasikan hidup membangun relasi dan kerja sama yang baik dengan
semua masyarakat agama dan non agama di Amerika. Rabi Marc Schneier adalah
seorang pemimpin Yahudi yang dalam 10 tahun terakhir mendedikasikan dirinya
membangun hubungan antara Yahudi dan Muslim. Sementara Russell Simmons adalah
raja hiphop dan seorang tokoh di komunitas Hollywood yang berpengaruh dan
sangat aktif dalam membela hak-hak sipil masyarakat yang termarjinalkan.
Selain itu bersejarah karena rally tesebut berhasil
menghadirkan minimal 7.000 peserta, mayoritas non Muslim dengan slogal 'hari
ini saya juga adalah seorang Muslim'. Lebih seratusan pimpinan agama dari
berbagai latar belakang, pemerintah New York termasuk Walikota New York dan
beberapa tokoh Hollywood seperti Susan Sarandom, aktris dan produser yang
masyhur.
Menakjubkan bagi sebagian karena kami mempersiapkan acara
akbar itu dalam waktu kurang dari 10 hari. Begitu kami maklumkan sejak awal
lebih 100-an ikut melibatkan diri baik sebagai co-sponsors maupun sebagai
supporting organizations. Sejujurnya kami merasa seolah Allah menurunkan
tentara langit membantu dalam proses ini.
Demikian pula peserta membludak di luar perkiraan kami.
Tentu terima kasih ke perintis facebook, twitter, instagram, maupun social
media oulet lainnya.
Inisiatif non Muslim
Rally hari Minggu tanggal 19 Februari kemarin itu
sesungguhnya adalah rally kedua yang dilakukan di kota New York dengan tema
yang sama. Rally pertama dilakukan di tahun 2011 lalu sebagai respons
terhadap rencana Kongres Amerika mengadakan dengar pendapat tentang
radikalisasi Muslim Amerika. Saat itu kita merasa tema dengar pendapat
(hearing) itu sangat bias dan diskriminatif terhadap komunitas Muslim
Amerika.
Peristiwa di atas itulah yang mendorong Rabi Schneier,
presiden Foundation for Ethnic Understanding dan Russell Simmons, yang lebih
dikenal di dunia sebagai pebisnis dan sekaligus raja hip hop Amerika,
mendatangi saya dan menawarkan protes atau rally dengan tema 'hari ini saya
juga Muslim'.
Saat itu kami juga menerima tawaran itu. Ribuan non Muslim
keluar ke Time Square dan menyatakan protes terhadap rencana dengar pendapat
itu, sekaligus menyatakan dukungan kepada komunitas Muslim dengan tema 'hari
ini saya juga Muslim' (Today I am a Muslim too).
Kini dengan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden
Amerika, dan diluarkannya kebijakan pelarangan bagi pendatang Muslim dari
tujuh negara mayoritas Muslim, teman-teman non Muslim kembali menawarkan hal
sama. Tentu bagi saya ini adalah peluang besar untuk mengambil manfaat dan
mengail solidaritas dari semangat (spirit) mereka saat ini.
Oleh karenanya rally yang dilakukan Minggu tanggal 19
Februari kemarin itu dipersiapkan hampir sepenuhnya oleh teman-teman non
Muslim. Betapa tidak mencengangkan. Di saat diluncurkan pengumpulan dana yang
diperlukan, sekitar $50 lewat online, hanya dalam waktu 3 jam terkumpul lebih
$30.000.
Pesan-pesan rally
Melihat tema 'Today I am a Muslim too' memastikan bahwa
pesan utama dari rally itu adalah bahwa komunitas agama-agama di Amerika,
bahkan mereka yang merasa tidak berafiliasi dengan agama apapun, menyatakan
tekad membela komunitas Muslim. 'Hari ini saya juga Muslim' berarti apapun
yang terjadi kepada komunitas Muslim juga terjadi kepada komunitas lainnya.
Hampir semua pembicara menekankan pentingnya menegakkan
konstitusi dan nilai-nilai Ameria (American values) dalam kebijakan
pemerintahan. Bahwa ketidakadilan kepada sebuah kelompok adalah juga
ketidakadilan kepada semua orang. Bahwa keadilan dianggap tidak ada di saat
masih ada pihak-pihak yang teraniaya.
Saya sendiri dalam pidato pembukaan sebagai pimpinan
pelaksana menyampaikan tiga hal.
Pertama, bahwa rally ini bukan sekadar ditujukan untuk
membela komunitas Muslim. Tapi sesungguhnya membela Amerika dari kemungkinan
terjatuh ke dalam lubang yang berbahaya. Betapa tidak, Amerika yang dibanggakan
bukan karena kekuatan militer, kemajuan ekonomi, atau kehebatan sistem
pendidikannya saja. Tapi yang terpenting dari semua itu adalah karena
nilai-nilai tinggi yang dijunjungnya. Kebebasan dan keadilan untuk semua
(justice for all) adalah bagian dari nilai-nilai itu.
Tapi melihat gelagat kebijakan pemerintahan federal
Amerika saat ini, menimbulkan kekhawatiran jika nilai-nilai itu sedang
terancam (undermined).
Kedua, bahwa komunitas Muslim Amerika adalah bagian
integral dari masyarakat Amerika. Muslim Amerika adalah juga warga Amerika
yang menjalani hidupnya sebagaimana warga Amerika lainnya. Dan oleh karenanya
upaya marjinalisasi kepada komunitas Muslim sesungguhnya juga adalah
marjinalisasi masyarakat Amerika.
Lebih khusus lagi bahwa komunitas Muslim, khususnya
immigran, selalu dianggap lambang dalam melakukan integrasi ke dalam
masyarakat mainstream Amerika. Walaupun kritikan ini salah alamat karena
kenyataannya masyarakat Muslim Amerika adalah warga dengan integrasi tercepat
di dunia barat. Bandingkan misalnya dengan Muslim di Prancis.
Kini dengan sikap pemerintahan federal Amerika yang tidak
bersahabat itu justru menjadi "kendala" bagi proses integrasi itu.
Ketiga, rally itu sesungguhnya adalah perayaan
(celebration) yang membanggakan. Bahwa dengan rally itu Amerika masih
membuktikan apa Amerika yang sesungguhnya. Bahwa Amerika adalah wajah
demokrasi. Bahwa kekuasaan itu ada di tangan rakyat (people), sebagaimana
amanat konstitusi "We people".
Oleh karenanya ketika saudara-saudara non Muslim dengan
segala afiliasi keyakinan dan ras membentuk kebersamaan itu, maka itu adalah
perayaan yang membahagiakan. Perayaan keragaman, kebersamaan, kebebasan, dan
tentunya secara khusus toleransi dan hubungan antar pemeluk agama.
Sehingga pada sejatinya saya menyimpulkan bahwa rally ini
adalah "wajah Amerika yang sesungguhnya" (True face of Amerika).
Itulah wajah yang saya kenal. Dan itu pula Amerika yang dikenal oleh banyak
orang yang masih berusaha untuk datang ke negara ini.
Bayangkan dan tentu menyedihkan jika semua itu terkubur
oleh kebijakan pemerintahnya sendiri. Maka dengan sendirinya rally ini bagi
kami adalah bentuk patriotisme kepada negara ini.
New York, 21 Februari 2017 ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar