Sabtu, 22 Mei 2021

 

Masa Depan GoTo, Hasil Merger Gojek dengan Tokopedia

Andreas Maryoto ;  Wartawan (Penulis Kolom “Industri Digital”) Kompas

KOMPAS, 20 Mei 2021

 

 

                                                           

Setelah hampir empat bulan menunggu kepastian merger dua perusahaan teknologi Indonesia, Gojek dan Tokopedia, publik akhirnya mendapatkan kabar resmi aksi korporasi itu. Penyatuan dua perusahaan teknologi Indonesia itu melahirkan GoTo.

 

Langkah selanjutnya kini ditunggu. Langkah yang tak mudah, tetapi tak mustahil juga dicapai. Sebuah perusahaan teknologi hasil merger asal Indonesia bisa melantai di bursa dengan valuasi yang fantastis.

 

Lazimnya dua perusahaan yang bergabung, pasti ada masalah internal yang perlu diselesaikan. Masalah-masalah teknis merger lebih sederhana diselesaikan, tetapi masalah yang berkaitan dengan respons karyawan biasanya malah tidak mudah. Karyawan Tokopedia mungkin saja bertanya tentang saham mereka di perusahaan hasil merger yang lebih kecil, yaitu 42 persen, sementara Gojek 58 persen.

 

Mereka juga mungkin bertanya di tengah kesuksesan bisnis mereka di tengah pandemi yang terpilih sebagai CEO perusahaan induk bukan dari Tokopedia. Pertanyaan-pertanyaan kecil ini pasti muncul, tetapi pasti bisa diselesaikan oleh mereka. Karyawan Gojek mungkin tidak terlalu bereaksi terhadap hasil merger.

 

Mereka mungkin langsung bisa menatap masa depan bisnis mereka yang lebih baik, yaitu pengantaran barang dan makanan yang bakal membesar di tengah angkutan penumpang yang mengecil saat pandemi. Mereka juga lega karena kabar merger dengan kompetitor mereka, yaitu Grab, hanyalah kabar semata alias tidak terjadi.

 

Secara umum persepsi-persepsi di internal karyawan memang perlu diselesaikan lebih dulu. Awal pekan ini, mereka telah dipertemukan untuk pertama kalinya melalui pertemuan besar secara daring. Sebuah langkah yang bagus agar tidak terjadi perbedaan yang tajam tentang aksi korporasi yang diambil. Mereka mendapat penjelasan langsung dari para pendiri dan eksekutifnya. Penjelasan di awal dan langsung dari orang kunci akan menenangkan karyawan dibandingkan mereka mendapat informasi dari luar.

 

Setelah itu, mereka harus bersiap untuk menawarkan saham perdana ke pasar. Salah satu hal yang penting adalah melakukan valuasi hasil merger. Publik akan menunggu valuasi baru hasil merger. Beberapa kalangan menyebut valuasi itu antara 35 miliar dollar AS dan 40 miliar dollar AS. Sebuah angka yang fantastis untuk sebuah perusahaan di Indonesia. Kapitalisasi pasarnya sudah mengalahkan beberapa grup perusahaan mapan di Indonesia.

 

”King maker” dalam merger ini, yaitu  Softbank, yang juga investor di Tokopedia, akan banyak berperan dalam melakukan valuasi dan persiapan penawaran saham perdana. Mereka akan terlibat dalam valuasi karena mereka memiliki banyak pengalaman dan sekaligus memiliki kepentingan yang lebih besar.

 

Kepentingan Softbank adalah meyakinkan kembali kepada banyak kalangan bahwa mereka tetap bertangan dingin dalam urusan mengelola investasi di perusahaan teknologi setelah kegagalan mereka saat penawaran saham perdana Uber dan WeWork dua tahun lalu. Softbank butuh pengakuan di tengah sejumlah masalah yang melilit.

 

Softbank juga berkepentingan untuk meyakinkan kepada investor bahwa proyek mereka, yaitu sindikasi investasi bernama Vision Fund putaran pertama yang melibatkan sejumlah lembaga investasi global, telah berhasil. Total dana Vision Fund putaran pertama 100 miliar dollar AS dan sebanyak 1,1 miliar dollar AS diinjeksikan ke Tokopedia.

 

Softbank layak bangga dengan pencapaian ini dan akan menambah portofolio sukses mereka. Sudah barang tentu jika merger dan penawaran saham perdana GoTo sukses, mereka bisa membayar imbal hasil kepada investor sindikasi.

 

Keberhasilan merger ini diharapkan juga meneruskan kembali Vision Fund putaran kedua yang tersendat. Vision Fund putaran kedua ini tidak sesukses putaran pertama yang sangat cepat mendapatkan dana sindikasi dari sejumlah investor. Softbank berharap kepercayaan perusahaan investasi global mau kembali bergabung dalam sindikasi.

 

Meski demikian, langkah mereka bakal tidak mudah. Kegagalan Softbank pada masa lalu membuat investor akan semakin ketat dan teliti mempertanyakan valuasi GoTo. Investor tidak lagi mau mendengar valuasi yang asal-asalan dan tak berdasar. Mereka lebih ingin mendengar valuasi yang lebih realistis dan sekaligus mendapatkan rincian yang detail tentang bisnis GoTo.

 

Kasus penawaran saham perdana WeWork yang batal akan membuat investor semakin hati-hati. Saat bertemu dengan para investor dan lembaga keuangan sebelum mereka menjual saham ke bursa, tentu GoTo akan mendapat pertanyaan yang tajam tentang valuasi dan masa depan bisnis mereka. Investor juga akan meneliti secara mendalam tentang tata kelola selama ini serta kepribadian para eksekutifnya.

 

Eksekutif GoTo mungkin akan lebih hati-hati melakukan valuasi dan lain-lain. Oleh karena itu, menjelang penawaran saham perdana GoTo akan lebih banyak berhati-hati dalam membuat pernyataan. Mereka lebih berkonsentrasi pada rencana bisnis hasil merger.

 

Pada tahap awal mereka ingin membuktikan sejauh mana merger memberi nilai baru dan memperlihatkan bisnis yang efisien di tengah persaingan dengan sejumlah kompetitor, baik di transportasi, jasa keuangan, logistik, penjualan produk, maupun berbagai layanan GoTo.

 

Dalam waktu dekat GoTo mungkin akan memperlihatkan betapa efisiennya pembelian produk, pembayaran, dan pengantarannya. Operasi Gojek mungkin bisa dialihkan dari semula berfokus pada pengantaran orang ke pengantaran barang. Armada Gojek mungkin akan berada di sekitar gudang Tokopedia yang dibangun di beberapa tempat.

 

Tokopedia yang telah mengetahui permintaan pembeli untuk berbagai barang di suatu tempat telah membuat gudang sehingga penjual bisa menyimpan barang di tempat itu. Mereka bisa mengantarkan barang tak lama setelah pembeli melakukan pemesanan.

 

Kolaborasi ini juga akan semakin mempercepat pengantaran produk segar, salah satu produk yang selama ini banyak mengalami kendala pengantaran di tengah permintaan yang semakin besar. Beberapa pembeli memang telah mendapatkan layanan dari sejumlah perusahaan logistik yang menawarkan pengiriman produk segar. Akan tetapi, GoTo mungkin akan lebih efisien lagi karena penyimpanan produk dan pengantaran produk bakal terintegrasi dari hulu ke hilir.

 

GoTo tengah menyiapkan pasar modal yang akan digunakan untuk menawarkan saham. Mereka pasti akan menawarkan saham di Indonesia dan di luar negeri, kemungkinan di Amerika Serikat. Penawaran saham ini membutuhkan komunikasi yang tepat karena warganet kerap usil dengan masalah-masalah penjualan saham di luar negeri. Akhir tahun ini dikabarkan mereka hendak masuk ke bursa.

 

Lepas dari semua itu, kompetitor pasti akan melakukan perhitungan ulang tentang bisnis mereka. Mereka tidak mau tersingkir karena hasil merger ini. Mereka akan bekerja keras agar makin efisien dan kompetitif. Kemampuan eksekutif GoTo menghadapi kompetitor pasti akan ditanyakan pula oleh para investor yang menawarkan saham.

 

Terakhir, investor dan publik akan mengamati perilaku para eksekutif GoTo menjelang penawaran saham perdana. Hasil pengamatan ini untuk mengonfirmasi tentang tata kelola, etika, dan juga masa depan bisnis GoTo. CEO WeWork Adam Neumann mengalaminya. Ia harus menerima kenyataan disoroti tentang rumahnya yang mewah serta kebiasaan terbang dengan pesawat privat pada saat investor mempertanyakan valuasi dan bisnisnya.

 

Adam kemudian diminta mengundurkan diri dan istrinya pun tidak diperkenankan mengelola perusahaan itu. Sepintas memang terkesan mengada-ada, tetapi ternyata dalam beberapa kasus bisnis, perilaku serta kepribadian para eksekutif diaduk-aduk juga oleh investor dan media ketika valuasi dan rencana bisnis mereka tidak jelas.

 

Kita yakin eksekutif GoTo bisa lebih dingin dan rendah hati dalam menghadapi persiapan menuju penawaran saham perdana. Setidaknya selama ini mereka tidak aneh-aneh. ●

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar