Senin, 29 Januari 2018

”Perjudian” Turki di Suriah

”Perjudian” Turki di Suriah
Ibnu Burdah  ;  Pemerhati Timur Tengah dan Dunia Islam;
Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
                                             SUARA MERDEKA, 29 Januari 2018



                                                           
TURKI melancarkan ofensif udara ke ratusan target di Efrin, wilayah Suriah Utara yang dilanjutkan dengan intervensi militer di darat secara besar-besaran (mulai 21/1). Operasi Ranting Zaitun (Ghusnuz Zaitun) itu didukung oleh puluhan ribu sempalan tentara Suriah dari al-Jaisy al-Suriy al- Hurr (FSA) yang selama ini didukung Turki.

Efrin telah dikepung dari berbagai arah. Pertempuran dilaporkan sudah mulai memakan sejumlah korban tewas dari kedua pihak, dan juga dari masyarakat nonkombatan di kedua pihak pula.

Target serangan itu adalah satuan-satuan ìtentaraî Penjaga Rakyat Kurdi (YPG) yang merupakan sayap militer Partai Kesatuan Demokratik Kurdi di Suriah (PYD). Partai ini merupakan wadah politik Kurdi di Suriah yang juga dibangun oleh kelompok Partai Pekerja Kurdistan (PKK), kelompok separatis Kurdi Turki.

Kendati telah terjadi perpecahan kekuatan Kurdi Suriah itu dengan PKK, pemerintah Turki tetap berkeyakinan bercokolnya YPG di perbatasan Turki merupakan sumber ancaman berbahaya bagi keamanan nasional negara itu. Oleh karena itu, operasi militer yang disebut ”Ranting Zaitun” terus digencarkan bahkan meluas dengan tujuan mengamankan perbatasan Turki dan menghancurkan para teroris. Setidaknya itu yang dinyatakan oleh para pemimpin Turki.

Jika dicermati sekilas, ancaman terhadap keamanan nasional Turki di perbatasan memang nyata. Hal itu disebabkan luasnya wilayah perbatasan Turki dengan Irak dan Suriah di Selatan. Kedua negara tetangga itu mengalami perang ìsaudaraî yang begitu destruktif dan masif dalam waktu panjang. Situasi yang benar-benar liar di kedua negara itu jelas telah menyediakan ancaman potensial terhadap keamanan nasional Turki.

Turki merupakan negara paling potensial terancam dari konflik panjang di kedua negara itu sebab luasnya kelompok- kelompok teroris beroperasi di sepanjang perbatasan selatan negeri itu.

Namun, dalam persepsi para pemimpin Turki, sumber ancaman terhadap Turki sebenarnya bukan berasal dari kelompok-kelompok teroris ìmainstreamî seperti sisa-sisa kekuatan-kekuatan IS atau Fath al-Syam. Kelompok yang disebut terakhir merupakan metamorfosis dari Jabhah al-Nushra, cabang Tandzim al-Qaida di Suriah.

Sejauh ini, Turki celakanya tidak memandang kedua kelompok ini sebagai sumber ancaman utama terhadap keamanan nasionalnya.

Oleh karena itu, target utama operasi lintas perbatasan Turki saat ini dan sebelumnya bukan organisasi-organisasi payung teroris global itu. Dengan dalih apa pun, target utama operasi militer Turki sangat jelas yaitu kekuatan-kekuatan militer Kurdistan baik di Irak maupun di Suriah yang sedang bertumbuh pesat.

Pada intinya, Turki tidak menginginkan lahirnya kekuatan besar militer Kurdistan yang bisa menopang kemerdekaan negara Kurdistan di salah satu negara kawasan baik di Irak, Suriah, Turki, ataupun di Iran.

Para pemimpin Turki sepertinya berpendirian bahwa lahirnya negara Kurdistan di mana pun merupakan ancaman nasional bagi negara itu. Karena itulah, operasi militer kali ini juga didahului dengan serangkaian langkah diplomatik sangat gencar dari Ankara dengan Tehran dan beberapa negara berpengaruh lain di Suriah.

Turki juga mengklaim sudah menyampaikan pesan diplomatik tentang operasi ini kepada rezim Suriah pimpinan Basyar Asad.

Klaim Turki akan besarnya ancaman di perbatasan juga didukung oleh sebagian fakta di lapangan. Peran PKK dalam pertumbuhan kekuatan-kekuatan militer Kurdi di Suriah dan Irak sangat besar. PKK, musuh besar Turki, adalah milisi berpengaruh di kalangan milisi-milisi Kurdi baik di Suriah maupun di Irak. Bagaimanapun, partai Kurdi terkuat di Suriah yaitu PYD pada mulanya adalah ”bentukan”î PKK Turki yang menyusup di Suriah untuk menghindari kejaran tentara Turki. Kelompok PKK ini dinyatakan sebagai kelompok separatis dan teroris oleh pemerintah Turki. Karena itu, PYD dan sayap militernya YPG juga dipandang sebagai kelompok teroris oleh pemerintah Turki meskipun belakangan kelompokkelompok itu mengambil jarak dari PKK.

Kontraproduktif

Apakah intervensi militer Turki ini bisa efektif mewujudkan tujuan yang dinyatakannya yaitu mengamankan perbatasan dan menghancurkan para teroris. Jika tujuannya adalah seperti yang dikatakan itu maka intervensi militer ini justru berpotensi kontraproduktif.

Selama ini, kendati perang berkecamuk hampir di seluruh wilayah Suriah, wilayah Kurdistan sesungguhnya relatif lebih aman. Perang besar di wilayah Utara Suriah itu lebih terbatas jika dibandingkan di wilayah tengah dan itu terjadi terutama melawan pasukan IS seperti di Kobbani, Mambij dan sekitarnya.

Jadi, jika yang diinginkan Turki adalah keamanan dan stabilitas perbatasan itu maka langkah militer ini bisa justru memperburuk situasi di perbatasan. Sepanjang perbatasan Turki-Suriah di Selatan berpotensi jadi arena berkecamuknya perang yang merusak. Apalagi, tentara Kurdi dengan faksi-faksi berbeda itu memiliki solidaritas kuat dan memperoleh dukungan dari rakyatnya.

Mereka selama perang melawan IS dianggap pahlawan. Apalagi arah strategi AS belakangan di kawasan berpihak kepada Kurdi. Dampak buruk lainnya, situasi kacau akibat perang juga justru memberi peluang bangkitnya kembali anasir-anasir teroris IS dan al-Qaeda di Suriah. Jadi, operasi ini potensial memperburuk situasi di kawasan.

Turki memang berupaya mengisolasi wilayah Efrin itu dari Selatan dan Utara. Tapi, itu tak akan mudah sebab wilayah Kurdi itu menyambung dari Barat Suriah hingga ke Timur bahkan sebagian menyambung lagi ke Irak. Operasi militer ini akan jadi perjudian Turki. Jika gagal, skenario lebih buruk justru bisa terjadi, perang ini bisa masuk dan merembet ke wilayah Selatan Turki. Perang mudah dimulai tapi sangat sulit diakhiri. Wilayah selatan Turki sekarang jadi target ìroketroketî pasukan Kurdi, dan dikabarkan sudah memakan beberapa korban tewas. Dan itu bisa jadi ancaman lebih besar terhadap keamanan nasional negara bekas ìsuper powerî kawasan itu.

Namun, jika tujuan Turki adalah membendung membesarnya kekuatan militer dan politik Kurdistan di perbatasannya maka itu bisa jadi langkah yang masuk akal tapi risikonya tetap besar. Sebab Efrin kendati merupakan wilayah yang secara tradisional berpenduduk Kurdi Suriah tapi wilayah itu sangat berdekatan dengan Turki. ●

4 komentar:

  1. Artikel kamu bagus gan! aku selalu menunggu artikel kamu.. Seperti artikel berjudul Tafsir Mimpi jagung

    BalasHapus
  2. Artikel kamu bagus gan! aku selalu menunggu artikel kamu.. Seperti artikel berjudul Tafsir Mimpi Ayam Jago

    BalasHapus
  3. Apakah kamu sudah tau prediksi togel mbah jambrong yang terbaru? bila belum baca Prediksi Togel Mekong

    BalasHapus
  4. Apakah kamu sudah tau prediksi togel mbah jambrong yang terbaru? bila belum baca Prediksi Togel HKG

    BalasHapus