Rabu, 18 Agustus 2021

 

Wisata Edukatif Kampung Coklat yang Memikat

Aula Khoir ;  Penulis kolom di Detiknews

DETIKNEWS, 14 Agustus 2021

 

 

                                                           

Saat merasa stres dan depresi akan segala rutinitas yang padat dan membosankan, memakan sebatang coklat mungkin akan membuat perasaan kita lebih baik. Perasaan suntuk akan menguap begitu saja ke permukaan dan tergantikan dengan rasa senang yang melegakan. Lantas, kenapa bisa begitu? Secara ilmiah, fenomena ini dapat terjadi karena di dalam coklat terdapat kandungan serotonin yang merangsang hormon endorfin sehingga dapat meningkatkan mood kita.

 

Rasa manis coklat yang lumer begitu masuk mulut akan memanjakan lidah. Tak heran jika hampir semua orang menyukai makanan yang satu ini, tak hanya anak-anak saja melainkan juga orang dewasa. Untuk para penggemar coklat, ada satu kawasan wisata yang wajib dikunjungi apabila tengah berwisata ke kota kelahiran presidan pertama Indonesia yang terletak di Blitar. Tempat wisata ini sangat mashyur dengan julukan Kampung Coklat, sebuah kawasan wisata edukatif yang dikhususkan untuk para penggemar coklat yang ingin mengupas seluk beluk makanan favorit yang satu ini.

 

Kawasan wisata ini terletak di Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Tak jauh letaknya dari pusat kota, pengunjung hanya perlu menempuh jarak 10 km atau sekitar setengah jam dari pusat kota untuk sampai ke wisata Kampung Coklat ini. Lokasinya pun terletak di pinggir jalan utama yang sangat mudah untuk diakses. Tak perlu merogoh banyak uang, pengunjung cukup membayar 5000 rupiah saja untuk satu tiket pada weekday, serta 10000 rupiah untuk satu tiket pada weekend. Tempat yang setiap harinya dikunjungi oleh hampir dua ribu pengunjung ini dibuka setiap hari pada pukul 08.00 pagi hingga pukul 16.00 sore.

 

Sebelum memasuki lokasi, tentu saja kita akan dihadapkan pada tempat pembelian tiket yang kemudian akan dicek oleh pegawai di pintu gerbang. Begitu memasuki pintu gerbang kawasan wisata, pengunjung akan disuguhi oleh pepohonan rindang serta tanaman rambat yang menghijau di sisi kanan dan kiri yang akan menyejukkan mata. Di sebelah kanan, terdapat logo kampung coklat yang merupakan spot foto terwajib saat mengunjungi Kampung Coklat ini.

 

Kemudian, kita akan melewati lorong kayu yang cukup panjang hingga kemudian sampai di beberapa wahana yang bisa dinikmati. Lorong kayu ini berada di atas kolam memanjang yang berisikan ikan-ikan koi. Di kolam ini anak-anak dapat mencoba wahana permainan air seperti mendayung perahu mini dan memberi makan ikan koi.

 

Menurut penduduk setempat, salah satu wisata terfavorit di Kabupaten Blitar ini didirikan oleh Bapak Kholid Mustofa yang sebelumnya merupakan peternak unggas. Akibat dari wabah flu burung yang saat itu sedang marak terjadi, ia mendapatkan kerugian yang sangat besar. Seluruh unggasnya mati sedangkan tak ada penghasilan lain selain berternak itu sendiri. Mau tak mau, ia harus mencari sumber penghasilan baru.

 

Ia memutuskan untuk menekuni budidaya tanaman coklat dan mendirikan gapoktan dengan berbagai mitra untuk kemudian menghasilkan biji kakao berkualitas yang siap untuk didistribusikan baik ke dalam maupun luar daerah. Tak hanya berhenti di situ, setelah sukses menjadi pemasok biji kakao, dia memutuskan untuk membuka tempat ini sebagai kawasan wisata. Proses pembuatan coklat mulai dari pembibitan, pengolahan, hingga pengemasan pun dapat disaksikan langsung oleh pengunjung yang datang.

 

Kampung Coklat pun berdiri sebagai kawasan wisata terbaik di Kabupaten Blitar hingga saat ini. Ketika mendongak melihat betapa megah dan luasnya Kampung Coklat saat ini, saya jadi teringat akan kunjungan pertama pada 2014 silam, tepat ketika Kampung Coklat baru saja dibuka untuk umum sebagai tempat wisata. Karena bersekolah di lingkungan yang tak jauh dari wisata ini, maka saya dan beberapa teman memutuskan untuk mengunjunginya karena rasa penasaran.

 

Saat itu, hanya terdapat bangku-bangku kecil untuk tempat duduk pengunjung yang berada tepat di bawah pepohonan coklat yang rindang. Di sisi kanan dan kiri terhampar bibit-bibit coklat yang luas. Pengunjung dapat menyaksikan proses pembibitan di area ini. Namun sayangnya waktu itu pepohonan kakao yang berada di sana tidak serindang saat ini. Tak lupa kami membeli kuliner khas tempat ini, mie coklat dan es coklat.

 

Hanya itulah yang bisa kami dapati saat berkunjung di Kampung Coklat tahun 2014. Namun kini, beberapa bangunan menjulang tinggi dengan megahnya di tempat wisata ini. Hamparan pepohonan kakao yang teduh dengan banyak bangku-bangku di bawahnya yang diperuntukkan untuk bersantai pengunjung sembari menikmati live music di atas panggung.

 

Kios-kios dengan gaya jadul berderet di sepanjang jalan utama menyediakan berbagai macam kuliner khas nusantara, seperti es dawet, cenil, arumanis, serta menu andalan mie coklat dan es coklat. Tak hanya itu, pengunjung dapat membeli makanan berat seperti nasi di pujasera yang telah disediakan.

 

Anak-anak dapat mencoba berbagai wahana yang tak kalah asyik dan menyenangkan. Hampir setiap sudut dari kawasan wisata ini menawarkan berbagai permainan untuk anak-anak, seperti kereta kelinci, trampolin, perahu dayung, mobil-mobilan, rumah balon, kolam renang lengkap dengan seluncuran besar, dan lebih banyak lagi. Untuk setiap wahana hanya dikenakan biaya sebesar 10 ribu rupiah saja.

 

Bagi pengunjung yang ingin bersantai sejenak untuk melepas lelah, wahana terapi ikan sangatlah patut untuk dicoba. Untuk para pemuda-pemudi yang haus akan fotografi, mengunjungi Kampung Coklat adalah solusinya. Segala sudut tempat dapat dijadikan sebagai spot foto, mulai dari pintu gerbang dengan suasananya yang rimbun, bangunan Cooking Class yang didesain ala zaman pertengahan Eropa, lorong luas dengan background keramaian pengunjung, berbagai rumah mini yang dikhususkan sebagai tempat berfoto, dan masih banyak lagi.

 

Seluruh tempat didesain dengan warna cokelat klasik, perpaduan antara bangunan ala budaya Jawa dengan Eropa abad pertengahan. Sebuah konsep arsitektur yang sangat mengagumkan. Jika ingin berkeliling tanpa merasa lelah, maka menyewa golf car sangat patut untuk dicoba. Pengunjung dapat mengelilingi kendaraan mini yang muat untuk dinaiki enam orang ini untuk menikmati pemandangan sekitar Kampung Coklat. Kawasan wisata ini juga dilengkapi dengan fasilitas yang sangat lengkap, mulai dari toilet, rest area, tempat menginap, ruang pertemuan, mushola yang luas dan nyaman, dan masih banyak lagi.

 

Sesuai dengan namanya, tempat wisata ini terfokus kepada segala hal yang berkaitan dengan coklat. Pengunjung bahkan dapat menyaksikan proses pembuatan coklat mulai pembibitan tanaman kakao hingga pengolahan. Pembibitan tanaman kakao dilakukan di salah satu lahan terbuka beratap yang didesain seperti rumah kaca.

 

Terdapat beberapa petani yang berlalu lalang menyirami bibit-bibit kakao yang masih ditanam di kantong polybag. Ketika ukuran tanaman sudah cukup besar, maka akan dipindahkan ke lahan yang lebih luas. Di kawasan wisata ini sendiri, tanaman kakao yang cukup besar tertanam di berbagai sudut. Bahkan beberapa dari tanaman tersebut tengah berbuah menguning. Pengunjung diperbolehkan untuk memetiknya asalkan telah mendapat izin dari pegawai yang tengah bertugas.

 

Tak hanya menyaksikan proses penanaman, pengunjung juga dapat mengikuti program Cooking Class di salah satu bangunan utama Kampung Coklat. Di sini mereka akan dibimbing untuk membuat berbagai kreasi masakan dan olahan dari bahan coklat, mulai dari kue coklat, brownies coklat, hingga mie coklat. Mayoritas peserta kelas memasak ini adalah anak-anak, namun tak ada salahnya jika orang dewasa turut andil dalam program ini.

 

Ketika berkunjung ke suatu tempat wisata, kurang lengkap rasanya jika tak membeli buah tangan sekadar untuk dicicipi sendiri maupun sebagai oleh-oleh untuk orang-orang tersayang. Di Kampung Coklat, pengunjung dapat mengunjungi Galeri Coklat untuk membeli berbagai souvenir maupun camilan khas untuk kemudian dibawa pulang.

 

Begitu masuk ke galeri, aroma manis coklat yang wangi menguar dengan sedapnya. Berderet-deret coklat dari berbagai jenis dan macam tertata dengan apik di rak-rak terbuka yang mudah dijangkau oleh pengunjung. Berbagai produk coklat olahan asli dari Kampung Coklat dijual di sini, mulai dari coklat batangan, coklat bubuk, coklat permen, coklat krispi, brownies coklat, kue kering coklat, dan masih banyak lagi.

 

Tak hanya makanan, pengunjung juga dapat membeli suvenir khas Kampung Coklat, seperti kaos, baju batik, tas anyaman, mug-mug cantik, serta gantungan kunci yang mungil dan menggemaskan. Pembayaran dapat dilakukan di kasir dengan uang cash maupun dengan kartu kredit.

 

Hadirnya tempat wisata Kampung Coklat di tengah hingar-bingarnya kehidupan bermasyarakat ternyata membawa banyak dampak positif yang signifikan, baik bagi para pengunjung, pegawai, masyarakat sekitar, bahkan pemerintah sekalipun (khususnya di bidang pariwisata). Bagi sebagian pengunjung, Kampung Coklat merupakan kawasan wisata yang hadir sebagai sarana hiburan untuk melepas kepenatan akan aktivitas sehari-hari.

 

"Salah satu tempat favorit kalo lagi kepingin nongkrong bareng temen-temen. Selain biaya masuk yang murah, lokasinya juga nyaman banget dan banyak spot foto hehe," ujar Septy, mahasiswi jurusan Tadris Bahasa Inggris yang sedang berkunjung saat itu.

 

Selain itu, Kampung Coklat merupakan lapangan pekerjaan yang dapat membawa banyak berkah bagi para pegawai yang merupakan masyarakat sekitar. "Bersyukur banget karena tempat ini menjadi lahan pekerjaan baru bagi pemuda-pemuda yang tak dapat melanjutkan kuliah usai SMA seperti saya," ucap Ana, salah satu pegawai yang kami temui di dalam Galeri Coklat.

 

Seiring berjalannya waktu, Kampung Coklat akan terus berkembang ke arah yang lebih baik dan eksis di tengah-tengah masyarakat sebagai wisata edukatif yang senantiasa menebarkan manfaat kepada semua orang.

 

Sumber :  https://news.detik.com/kolom/d-5681739/wisata-edukatif-kampung-coklat-yang-memikat

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar