|
Usia negara Indonesia sudah tidak
muda lagi. Akan tetapi, negara pertiwi ini belum bisa menunjukan kualitasnya
sebagai negara yang hebat. Padahal, dunia sudah mengakui Indonesia sebagai
negara yang berpengaruh, baik dari segi sumber daya alam maupun dari sumber
daya manusianya. Kekayaan alam Indonesia bahkan sudah tidak diragukan lagi.
Tapi, mengapa Indonesia masih belum bisa menjadi negara yang mampu
mensejahterakan rakyatnya. Ada apa dengan negara bhineka tunggal ika ini.
Berbagai persoalan yang
menyebabkan ketidakmajuan Indonesia memang menjadi pembahasan yang sangat
penting. Pasalnya sampai saat ini Indonesia masih jauh tertinggal dari
negara-negara lain. Hal ini tentu saja ada penyebabnya, karena tidak mungkin
negara sekaya dan sehebat Indonesia, tidak mampu memberikan dampak positif yang
besar bagi seluruh penduduknya. Jika demikian adanya, maka sudah barang tentu
ada hal lain yang menjadi pemicu kemunduran negara Indonesia. Baik mundur dalam
segi perekonomian, politik, sosial, bahkan dalam kesejahteraan rakyat Indonesia
masih jauh tertinggal.
Dengan mengamati berbagai
problematik yang terjadi di Indonesia, ternyata faktor utama yang menjadi
penyebab tidak maju negara ini adalah dari unsur pemimpin bangsa yang ternyata
tidak mampu membawa kemajuan bagi negara yang kaya akan SDA ini. Keberadaan
pemimpin Indonesia sama saja dengan tidak ada. Hal ini terbukti dengan
banyaknya permasalahan yang di alami Indonesia tidak kunjung usai. Bahkan,
permasalahn itu cenderung hilang termakan zaman. Akan tetapi, hebatnya lagi
kasus-kasus yang menimpa negara ini meski hilang termakan zaman, ternyata masih
bisa muncul kembali.
Salah satu masalah yang gagal
diselesaikan pemimpin negara adalah masalah korupsi. Kasus yang sudah tidak
asing ini masih kerap terjadi dikalangan pejabat negara. Baik itu korupsi uang
maupun korupsi waktu. Kasus korupsi seolah-olah sudah menjadi bagian dari
dinamika kehidupan bangsa Indonesia. Semakin banyaknya pejabat negara yang
melakukan korupsi, tentu saja membuat semakin sulitnya negara Indonesia maju.
Bagaimana mungkin negara Indonesia bisa maju, jika uang anggaran, baik itu
untuk pembangunan fisik, kesejahteraan, kesehatan, dan lain-lain dikorupsi oleh
petinggi negara. Di sini lagi-lagi yang menjadi sorotan utama adalah
pemimpinnya. Pemimpin negara ini sepertinya sudah tidak memiliki kualitas untuk
memimpin Indonesia.
Soal ini bisa terlihat dari
pemimpin yang sekarang ini. Dua periode SBY menjadi orang nomor satu di
Indonesia, ternyata tidak memberikan perubahan yang signifikan untuk negara
ini. Seharusnya dengan masa kepemimpinan yang begitu lama membuatnya mampu
memberikan perubahan besar bagi negara Indonesia. Dengan potensi yang dimiliki
Indonesia sebenarnya bisa menjadi alat utama baginya untuk memajukan Indonesia.
Jika dilihat kuantitas negara Indonesia
jauh lebih baik dari negara Amerika Serikat. Lalu mengapa, misalnya bukan
Indonesia yang menjadi negara adidaya tetapi justru AS tidak lain dikarenakan
pemimpinnya memiliki kualitas yang handal. Itulah bedanya dengan Indonesia,
yang kualitas pemimpinnya masih jauh dari negara adidaya atau negara maju
lainnya.
Kebanyakan pemimpin bumi pertiwi
ini hanya pintar dalam hal membuat janji tetapi tidak pernah bisa
merealilasikan janji-janjinya. Sehingga segala kekayaan tidak digunakan utuk
memenuhi kesejahteraan rakyatnya. Padahal jika melihat potensi negara
Indonesia, sangat mungkin negara ini mendapat julukan sebagai negara besar dan
diisi oleh penguasa tangguh.
Selain korupsi uang, para pemimpin
negara Indonesia juga melakukan korupsi waktu. Hal ini terlihat dari sering
molornya jam masuk kerja, masuk kantor, dan lain sebagainya. Para petinggi
negara lebih senang untuk berleha-leha menghabiskan waktu bersama anak dan
isterinya ketimbang mengurus rakyatnya. Dengan melakukan korupsi waktu seperti
itu, tentu saja memberikan dampak negatif bagi negara. Praktik itu menyebabkan
semakin banyak tugas-tugas kenegaraan yang tidak terselesaikan. Meskipun
selesai, akan tetapi tidak maksimal sebab waktu untuk mengerjakannya sangat
sedikit dan terbentur dengan tugas lain.
Beberapa permasalahan diatas
adalah sedikit contoh ketidak mampuan pemimpin negara ini dalam mengatur dan
mengelola negara. Sehingga menyebabkan tidak majunya negara ini. Hendaknya
menjadi renungan bersama, agar ke depan yang menjadi pemimpin negara Indonesia
adalah benar-benar orang yang memiliki kualitas dan kuantitas yang handal
mengatur negara untuk kepentingan rakyatnya. Selain itu, seorang pemimpin juga
harus memiliki kualitas kenabian yaitu, Ilmu al-'ulama, hikmatu al-hukama dan
syiasatu al-muluk. Apabila pemimpin Indonesia memiliki kualitas itu, bukan
tidak mungkin negara Indonesia ini akan menjadi negara yang maju, negara yang
sangat disegani oleh negara lain dan
Indonesia pun bisa dijuluki sebagai negara
adidaya menandingi AS.
Namun, untuk mencari sosok
pemimpin seperti itu masih sangat sulit. Meskipun misalnya di Indonesia
terdapat orang-orang yang cukup berkualitas tetapi mudah terkontaminasi faktor
negatif tadi. Kekuasaan menjadi faktor penyebab dia juga jatuh sehingga sulit
untuk memilih dan menetapkan seorang pemimpin yang tepat untuk memimpin negara
tercinta ini. Namun, masalah ini menjadi "PR" bersama untuk
dituntaskan agar ke depan bangsa Indonesia memiliki pemimpin besar yang
disegani di dunia.
Itulah, Indonesia membutuhkan
seorang pemimpin baru, pemimpin yang tidak hanya pandai bicara, pintar dalam
bertutur kata. Akan tetapi, pemimpin yang benar-benar memiliki kemampuan dalam
mengerakan orang untuk ikut serta memajukan bangsa Indonesia.
Sudah barang tentu seorang
pemimpin yang memiliki tiga kualitas kenabian tadi sehingga dia mampu membawa
Indonesia ke arah yang lebih jaya. Dengan demikian, Indonesia benar-benar
menjadi negara besar panutan negara lain. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar