Skenario
Terburuk MH370
Prayitno Ramelan ; Pengamat Intelijen
|
KORAN
SINDO, 02 April 2014
Sudah 25
hari sejak Sabtu, 8 Maret 2014, pesawat Boeing 777 milik perusahaan Malaysia
Airlines (MAS) dengan nomor penerbangan MH370 menghilang dalam penerbangannya
dari Kuala Lumpur ke Beijing, Tiongkok.
Hingga
kini belum satu pun data solid yang diutarakan sehingga bencana yang terjadi
merupakan sebuah kegagalan dari teknologi tinggi yang kadang tidak
diperkirakan sebelumnya. Demikian banyak para ahli dari pelbagai disiplin
ilmu seperti ahli penerbangan, pabrik, aparat keamanan, hingga dukun yang
dikerahkan hanya untuk menemukan apa yang sebenarnya terjadi pada pesawat
hebat tersebut. Maka muncullah bermacam ragam spekulasi.
Dari
beberapa informasi kunci yang agak dan dapat dipercaya serta masukan dari
beberapa teman purnawirawan TNI AU satu lichting
di Akabri Udara 1970 (Purboyo), dengan bekal pengetahuan keudaraan yang
terdiri atas operasi penerbangan, intelijen, navigasi udara serta tempur
udara, disusun analisis berupa skenario terburuk. Pemerintah Malaysia belum
memastikan MH370 hilang disebabkan aksi pembajakan, tetapi Perdana Menteri
Malaysia Najib Razak saat konferensi pers di Malaysia, Sabtu (15/3/2014),
menyatakan pesawat Boeing 777-200ER milik maskapai MAS sengaja dibelokkan dan
dimatikan radar transpondernya.
Teknik Penerbangan dan Manuver Ekstrem
Dari
pantauan Air Defence Radar TUDM, MH370 setelah di posisi wpt IGARI (01:21)
berbelok ke kiri terus terbang ke arah Barat sampai wpt VAMPI, berbelok ke
Timur Laut ke wpt GIVAL (selatan Phuket) berbelok ke Barat Daya ke wpt IGREX
terus masuk airways P628 yang merupakan jalur Timur Tengah dan Eropa. Radar
militer kemudian kehilangan jejak. Menurut pendapat rekan penulis (Marsda Pur
Sribujono, mantan Navigator C-130), berarti ada orang yang menguasai pesawat
dan expertise dalam penerbangan.
Dia
sangat paham sistem avionik dan navigasi serta mengubah isian wpt dan tidak
menimbulkan kecurigaan radar militer Malaysia. Rute yang dilewati rata-rata
mengikuti garis batas-garis batas flight
information region (FIR), membuat ragu ATC, karena posisi tersebut membuat
ragu siapa yang berhak mengontrol. Saat pertama mematikan transponder di wpt
IGARY merupakan peralihan FIR Kuala Lumpur dan FIR Ho Chi Minh, kemudian wpt
Vampi di FIR Malaysia dan Indonesia, saat pesawat di wpt GIVAL dekat dengan
Phuket Thailand dan IGREX di wilayah Andaman Nicobar.
Manuver
ini untuk mengesankan apabila terpantau radar militer Indonesia (Kohanudnas),
pesawat bukan merupakan ancaman menjauh ke Timur Laut. Pilot paham akan
ketegasan Indonesia menangani black flight (Lasa X). Sesampai di IGREX pilot
pesawat bisa bebas menerbangkan pesawat karena tidak menghadapi kemungkinan
terlacak radar militer negara mana pun. Yang pasti MH370 menghindari India
karena National Guard-nya sangat
ketat. Menurut BBC, Satelit Inmarsat yang menangkap ”ping” yang dipetakan merupakan dua jalur alternatif ke arah
Selatan.
Pada
perkiraan awal cruising speed 400
knoits sehingga diperkirakan pesawat crash pada area sekitar 2.500 km di
sebelah Barat Perth. Ternyata ditemukan bahwa kecepatan konstan adalah 450
knot sehingga jatuhnya pesawat menjadi lebih dekat ke Perth (1.850 km).
Dengan informasi ini, Pemerintah Malaysia mengumumkan pesawat diketahui jatuh
di daerah terpencil di barat Perth, tidak ada yang selamat. Beberapa satelit
menemukan benda-benda di area pencarian, tapi ternyata yang ditemukan adalah
rumput laut dan sampah. Australian
Maritime Safety Authority (AMSA) dalam keterangan pers-nya, Jumat (28/3/
2014), menyatakan pencarian digeser lebih dekat ke Perth karena pesawat
terbang lebih cepat.
Penilaian dari Sisi Intelijen
Penulis sejak
mengetahui terjadinya pengalihan penerbangan, dimatikannya transponder dan
ACARS, mencurigai dan mengaitkan hilangnya pesawat dengan adanya tindakan
ekstrem. Karena pesawat terus diterbangkan dengan manuver presisi, kesimpulan
sementara yang terkuat adalah terjadinya pembajakan udara. Setelah
transponder dimatikan dan kemudian arahnya diubah, MH370 menjadi sebuah objek
yang disebut sebagai black flight.
Saat itulah berlangsung pembajakan. Dari fakta pesawat diterbangkan ke
ketinggian 45.000 ft dan jatuh secara dramatis ke ketinggian 23.000 ft,
pesawat penulis perkirakan mengalami high
speed stall, jatuh setinggi 22.000 ft (sekitar 7 km).
Pada
saat itu berlaku hukum G negative, yaitu bagi mereka yang on board, darah akan secara cepat
mengalir ke kepala, dan menimbulkan pendarahan baik di hidung, mulut telinga
maupun mata. Pembuluh darah di kepala bisa pecah dan menyebabkan orang tewas.
Apabila ini terjadi, mereka yang berada di pesawat siapa pun dia akan langsung
pingsan dan bukan tidak mungkin tewas. Pilot (yang menerbangkan pesawat)
selamat dan dia mampu melakukan manuver recovery
pada ketinggian 23.000 ft. Setelah PM Najib mengumumkan penguasaan pesawat
oleh seseorang, aparat keamanan Malaysia melakukan pengumpulan data
penumpang, semua dinyatakan bersih, tidak terkait dengan teroris.
Berarti
awak pesawat (khususnya pilot) yang kemudian dicurigai membajak. Karena hanya
dialah yang mampu menerbangkan pesawat dengan manuvernya. Dari penelusuran ke
rumah kapten pilot Zahari Ahmad Shah WN Malaysia (total jam terbang 18.365 jam)
yang bergabung dengan MAS sejak 1981 dan kopilot Fariq Ab Hamid, WN Malaysia
(2.763 jam terbang), polisi menemukan sebuah simulator Boeing 777 yang
setelah diselidiki ada penghapusan data pada tanggal 3 Februari 2014.
Simulator diketahui mampu melakukan simulasi emergency serta tempur.
Penulis
berpendapat, kapten pilot yang sangat berpengalaman pernah melakukan latihan
darurat stall dan bagaimana
melakukan manuver recovery.
Tampaknya ini yang terjadi, dengan demikian semua penumpang, termasuk kopilot
dan kru mungkin mengalami G negative dan bukan tidak mungkin langsung lumpuh
atau bahkan meninggal. Kasus stall MH370 tampaknya sama seperti kasus Air
France AF447 yang jatuh dalam rute Brasil ke Paris tahun 2009.
Pesawat
jatuh di Samudera Atlantik, menewaskan 228 penumpang dan kru. Setelah
penyelidikan mahal selama dua tahun, puing Airbus akhirnya ditemukan. Dari
hasil pemeriksaan rekaman suara dan data pesawat di black box, penyelidik Prancis menyebutkan pilot gagal
mengantisipasi dan memahami situasi stall
sehingga tidak melakukan manuver recovery,
akibatnya pesawat jatuh. Perbedaannya, stall
MH370 disengaja, dan pilot mampu melakukan recovery.
Penilaian Sisi Terorisme
Penggunaan
istilah terorisme dalam kasus hilangnya MH370 tampaknya belum dapat diterima karena
pada umumnya semua menunggu ditemukannya black
box yang dikatakan merupakan kunci dari kasus. Dalam kasus ini Pemerintah
Malaysia menyatakan bahwa pesawat diambil alih, artinya telah terjadi
pembajakan. Pembajakan apabila menjadi sebuah motif bisa terkait dengan
kriminal, minta uang tebusan, pembebasan seseorang yang ditahan, akan tetapi
apabila terkait dengan jaringan terorisme internasional artinya pembajakan
untuk tujuan menyerang dan melakukan bunuh diri.
Penulis
berpendapat bahwa pembajakan MH370 agak erat hubungannya dengan serangan
Al-Qaeda. Di Malaysia walaupun tidak diangkat ke permukaan terdapat jaringan
radikal yang berafiliasi dengan Al-Qaeda, hanya mereka tidak dapat bergerak
karena ketatnya Internal Security Act
(ISA). Pada beberapa tahun lalu, dua tokoh Al Qaeda yang beroperasi di
Indonesia (Dr Azhari dan Noordin M Top) adalah warga Malaysia yang melatih
teroris Indonesia untuk menyerang Amerika Serikat dengan bom bunuh diri. Yang
mereka serang adalah simbol AS dan sekutunya.
Fakta
yang memperkuat, pada bulan September 2013, saat peringatan ke 12 serangan
911, yang jatuh tanggal 11 September 2013, Ayman al-Zawahiri (pimpinan
Al-Qaeda pengganti Osama bin Laden) mengeluarkan fatwa agar kaum muslim
menyerang AS. Konflik antara AS-Al-Qaeda belumlah selesai, mereka masih ada
dan akan menyerang pada waktu, tempat, dan situasi yang tidak diperkirakan.
Serangan 911 adalah pembajakan pesawat oleh 18 teroris yang sangat
mengejutkan AS, di luar perkiraan. Kini timbul pertanyaan, apabila terkait
dengan teroris, mengapa pesawat Malaysia yang dibajak dan apa kaitan dengan
AS.
Sesuai
dengan teori terorisme, mereka melakukan aksi untuk melakukan misi sebagai
instrumen pengadilan atau menyampaikan pesan. Kasus MH370 nampaknya sebuah
penyampaian pesan kepada AS serta sekutu-sekutunya, mereka masih ada dan
mampu berbuat sesuatu yang mampu menaklukkan teknologi tinggi. Teroris
menyerang Boeing 777, simbol AS. Sudah tiga pekan, 28 negara dengan teknologi
canggih, pengerahan kapal laut dan pesawat terbang serta satelit hebat, belum
juga mampu menemukan pesawat. Jadi ini sebuah serangan psikologis.
Kini AS
menerjunkan CIA yang dikenal sebagai organisasi peniadaan teroris, Inggris menerjunkan
M16, dan Tiongkok menerjunkan agen-agen intelijennya. Tampaknya semakin
disadari bahwa benar ada teroris di belakang ini. Kini mereka mencari bukti
atau fakta. Kita jangan menafikan teori abu-abu, penyebab ekstrem harus
dijejaki kebelakang, kejahatan tidak selalu sempurna, pasti ada jejak yang
ditinggalkan. Simulator adalah salah satu jejaknya. Perlu diperdalam, bukan
tidak mungkin dan akan lebih menakutkan apabila simulator pernah digunakan
untuk melatih teroris lainnya untuk kembali membajak Boeing 777.
Kesimpulannya,
hilangnya MH370 dibajak dan sengaja diarahkan ke kawasan terpencil dengan
laut yang ganas dan dalam. Tujuannya untuk menghilangkan black box agar kasus ini tetap menjadi sebuah misteri. Ini semua
membuktikan serangan demikian terencana dan terstruktur. Yang jelas sebelum black box ditemukan, akan banyak
negara barat dan para pengguna Boeing 777 akan gundah dan resah. Kita mungkin
tidak akan pernah tahu, ada sebuah skenario yang mengerikan di balik ini
semua. Hanya mereka belum mau memunculkan diri, itulah terorisme. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar