Kamis, 31 Oktober 2019

Pemerintahan Indonesia Maju

ANALISIS POLITIK

Pemerintahan Indonesia Maju

Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin telah terbentuk. Pemilihan nama Kabinet Indonesia Maju menunjukkan orientasi pemerintahan Jokowi-Amin dalam lima tahun ke depan, yaitu membawa Indonesia ke alam kemajuan.

Memangkas Birokrasi Pemerintah

REFORMASI BIROKRASI

Memangkas Birokrasi Pemerintah


Memangkas birokrasi pemerintah bakal dilakukan oleh pemerintahan baru pimpinan Presiden Jokowi pada periode masa jabatan kedua, 2019-2024 ini.
Memangkas birokrasi, istilah populernya melakukan reformasi birokrasi pemerintah. Melakukan reformasi itu suatu upaya yang tak pernah berhenti, upaya yang terus-menerus dilakukan. Melakukan reformasi, tidak pernah lewat dari keinginan setiap rezim untuk mewujudkannya — mulai   dari zaman Bung Karno, era Presiden Soeharto, sampai sekarang ini — tetapi hasilnya  selalu ingin direformasi lagi dan berlanjut pada reformasi-reformasi birokrasi berikutnya.

Menjaga Konstitusionalitas RUU Pertanahan

RUU PERTANAHAN

Menjaga Konstitusionalitas RUU Pertanahan

Draf RUU Pertanahan memang tak bersesuaian dengan Nawacita, visi-misi, dan Program Aksi Jokowi-Jusuf Kalla. Dalam rapat terbatas RUU Pertanahan, 22 Maret 2017, Presiden menegaskan, semua regulasi ihwal pertanahan harus sejalan dengan reformasi agraria yang diinginkan pemerintah, yakni mewujudkan keadilan dalam penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah. Tanah tak boleh hanya dikuasai segelintir orang atau badan usaha karena bisa memicu ketimpangan tajam.

Data Mencerdaskan Bangsa

LITERASI DIGITAL

Data Mencerdaskan Bangsa


Indonesia di persimpangan jalan. Apakah Indonesia akan bisa berlari cepat, apakah Indonesia bisa menjadi negara kaya sebelum menjadi tua? Ataukah kita akan jalan di tempat, terjebak dalam perangkap negara berpendapatan menengah (middle income trap)? Tidak mudah mengenali jalan yang tepat yang bisa membawa kita mendekat pada tujuan. Tantangan pembangunan di Indonesia semakin kompleks: urbanisasi, disrupsi teknologi, ketimpangan, hoaks, ketidakpastian situasi global, dan lainnya.

Sekolah Anti-gadget

Sekolah Anti-gadget

Oleh :  HAIDAR BAGIR

KOMPAS, 30 Oktober 2019


Saya terlibat dalam dunia pendidikan tak kurang dari 26 tahun. Mulai tingkat Pra-TK hingga SMA. Baik mengelola sekolah yang biasa disebut sekolah unggulan, atau SPK (Satuan Pendidikan Kerjasama), yang menerapkan sistem Eropa, maupun sejenis sekolah internasional yang menerapkan sistem lain.

Satu Salam “Mengindonesia”

Satu Salam “Mengindonesia”


Beragamnya budaya dan suku bangsa Indonesia, dari barat sampai ke timur, menghasilkan berbagai tata krama sapaan salam yang tak terhitung jumlahnya.
Sebut saja beberapa yang terkenal: “Horas!” dan dijawab “Horas” (Batak Toba), atau “Sampurasun” dan dijawab “Rampes” (Sunda atau Tatar Pasundan), “Sugeng” atau “Wilujeng” (Jawa), ”Tabik” (Makassar, Toraja, Bugis, Melayu) atau “Tabik Pun” (Lampung), “Hari Baek” (Flores, Halmahera), “Rahayu-rahayu-rahayu” (Kejawen), dan yang paling nasional adalah “Selamat”.

Integralis

Integralis

Oleh :  RIANT NUGROHO

KOMPAS, 29 Oktober 2019 15:35 WIB


Gerindra masuk kabinet. Projo bubar. Demikian pesan pendek yang bertebaran sehari setelah pelantikan kabinet. Tidak ada penjelasan resmi yang menjelaskan kekecewaan itu. Malah muncul meme Projo menjadi Projowo–pro Jokowi Prabowo. Bisik-bisik bermunculan. Ada versi: Pak Jokowi itu bagaimana, sih? Ada yang versi: “tidak tahu malu, sudah kalah, minta bagian lagi”. Ada lagi versi: “salah sendiri dikasih, kan dia cuma minta doang“.

Konsistensi Agenda Prioritas

ANALISIS EKONOMI

Konsistensi Agenda Prioritas


Setelah pelantikan, Presiden Joko Widodo langsung menyampaikan lima agenda prioritas untuk lima tahun mendatang. Pertama, membangun Sumber Daya Manusia (SDM). Targetnya membentuk SDM yang bekerja keras, dinamis, terampil, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Oleh karena itu, presiden mewajibkan semua menteri bekerja keras, cepat, produktif, dan tidak korupsi. Menteri harus kreatif dan inovatif, tidak hanya terjebak rutinitas kerja yang monoton. Performa kerja harus berorientasi pada hasil nyata yang ditargetkan presiden. Jika tidak tercapai akan dicopot.

Pendidikan yang Lincah

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Pendidikan yang Lincah


Dipilihnya Nadiem Makarim menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memunculkan reaksi beragam. Sebagian menganggap ini pilihan genial. Namun, tidak sedikit yang ragu, bahkan memandang sinis pilihan itu.

Tantangan Awal Kabinet

KABINET INDONESIA MAJU

Tantangan Awal Kabinet


Seperti “tagline” sebuah iklan permen: ramai rasanya. Harapan sekaligus rasa cemas berkelindan jadi satu seusai mendengar pengumunan nama- nama menteri dan wakil menteri Kabinet Indonesia Maju (KIM).

Sumpah Pemuda dan Data Pintar

SUMPAH PEMUDA ERA 4.0

Sumpah Pemuda dan Data Pintar

Jelang peringatan ke-91 Hari Sumpah Pemuda, saya jadi teringat pada satu perjamuan makan yang ”menggelisahkan” jelang Sumpah Pemuda ke-90 tahun lalu.
Kenapa menggelisahkan? Karena saya makan malam dengan sepasang suami-istri ahli kecerdasan buatan asal Indonesia dan ahli linguistik dari luar negeri yang sedang meneliti bahasa-bahasa Dayak. Karena bahasa anak kandung sejarah budaya, kalimat merupakan anak kandung logika dan kata merupakan anak kandung emosi pengucapnya. Saya tiba-tiba mengendus aroma sepanjang makan malam. Aroma sensasional yang lebih dari sekadar sensasi putra-putri cerdas, anak kandung pasangan Homo sapiens (manusia bijak) dan Homo datum (manusia data) ini.

Itulah Bahasa Indonesia

Itulah Bahasa Indonesia

Hari ini, jika kita bertolak dari Sumpah Pemuda 1928, yang salah satunya mencantumkan bahasa Indonesia sebagai identitas negara-bangsa (Indonesia), 91 tahun sudah bahasa Indonesia berusia.

Hampir satu abad ia melekat dalam sejarah bangsa. Dengan itu, sejatinya ia bukan hanya menjadi ”rumah Ada” (being)—meminjam Heidegger (1962)—melainkan menjadi ”darah” yang mengalir dalam tubuh. Bukankah sumpah 91 tahun lalu itu juga merupakan ”sumpah darah”, ikrar yang menumpahkan darah di atas tanah (tanah tumpah darah).

Berbahasa Satu, Bahasa Pancasila

Berbahasa Satu, Bahasa Pancasila

Harian Kompas, Selasa (22/10/2019), memberitakan lemahnya dampak Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan karena bahasa Inggris tetap dominan dipakai di ruang publik. Baru saja Presiden Joko Widodo menerbitkan Perpres Nomor 63 Tahun 2019 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia. Kedua peraturan ini wajib kita hargai karena menegaskan tanggung jawab dan komitmen pemerintah pada wasiat dan keajaiban sumpah ketiga Sumpah Pemuda.

Nomor 2

PARODI

Nomor 2

Katanya, anak kedua itu adalah anak yang pandai, berani, dan sayang sama orangtua. Benarkah demikian adanya?
Berani dan pandai

Waspadai Juru Suling Pembawa Petaka

UDAR RASA

Waspadai Juru Suling Pembawa Petaka

Dahulu kala di sebuah kota di pinggiran lautan Utara, hiduplah seorang juru suling yang luar biasa bakatnya. Binatang pun tersihir pesona sulingannya. Tidak mengherankan, ketika wabah menyelimuti negeri dengan ancaman mautnya, siapa gerangan diminta bantuan untuk mengenyahkan para tikus pembawa petaka itu? Ya, penyuling kita.