Kamis, 17 April 2014

Narasi untuk Kesuksesan Bisnis

Narasi untuk Kesuksesan Bisnis

Alberto Hanani  ;   Founder dan Managing Partner BEDA & Company
KORAN SINDO, 15 April 2014
                                      
                                                                                         
                                                             
Untuk memastikan kesuksesan bisnis dari sebuah korporasi besar, pemimpin seringkali bergantung pada berbagai alat manajerial. Pada era yang semakin kompetitif ini, para pemimpin dapat menyusun narasi bisnis (business narratives) guna mengarahkan para stakeholders pada kesuksesan bisnis.

Narasi bisnis sebagai alat manajerial dipandang mampu untuk membantu para pemimpin korporasi untuk mencapai kinerja yang superior. Narasi bisnis adalah bentuk tertulis mengenai rangkaian kejadian yang menyediakan konteks di mana bisnis kita beroperasi. Sebagai alat manajerial yang ampuh, narasi bisnis dilihat sebagai kunci dari kompetensi pemimpin di abad ke-21. Kunci kepemimpinan tersebut adalah mengetahui cerita apa yang harus disampaikan dan bagaimana cerita disampaikan secara efektif.

 Dengan kedua kunci tersebut, pemimpin dapat menciptakan keterkaitan antara strategi dan peran para karyawan. Narasi bisnis yang efektif membantu menyediakan pemahaman, kepercayaan, dan lebih penting adalah motivasi para karyawan untuk berkontribusi.

Karakter Narasi Bisnis yang Ampuh

Di tengah hangatnya topik mengenai narasi bisnis, John Hagel menyampaikan karakter-karakter dari narasi bisnis yang ampuh dalam menentukan kesuksesan bisnis sebuah korporasi. Pertama, narasi bisnis merupakan rangkaian kejadian yang bersifat terbuka, open-ended.

Rangkaian kejadian yang dimaksudkan narasi bisnis berbeda dengan stories atau cerita. Cerita merupakan rangkaian kejadian yang memiliki resolusi, memiliki akhir kisah pasti yang menutup dari rangkaian kejadian. Sebaliknya, narasi bisnis berakhir dengan sebuah kemungkinan tak terbatas yang mungkin diraih oleh audiens dari narasi bisnis.

Kedua, narasi bisnis adalah mengenai audiensnya bukan orang ataupun entitas yang menyampaikan narasi bisnis. Terkait dengan karakter sebelumnya, resolusi dalam narasi bisnis ditentukan oleh pilihan atau aksi yang akan dilakukanolehaudiensdari narasi bisnis. Resolusi dari narasi bisnis yang terbuka ditentukan oleh mereka. Secara fundamental, narasi bisnis mencoba menjawab tiga pertanyaan berikut. 1) mengapa kita di sini; 2) apa yang harus kita raih; 3) bagaimana seharusnya kita saling terhubung untuk mencapai hal tersebut.

Secara sederhana, pemimpin sering kali cenderung menyusun narasi bisnis yang berupa awal berdirinya korporasi, tantangan yang dihadapi, hal-hal besar yang pernah diraih, dan kesempatan-kesempatan besar yang mungkin diraih. Hal-hal tersebut merupakan kejadian terbuka yang dihadapi korporasi atau perusahaan milik kita, bukan kesempatan-kesempatan yang mungkin diraih oleh orang-orang di luar perusahaan.

Narasi bisnis yang ampuh menyelaraskan kekuatan yang besar di tempat kerja dalam konteks ekonomi dan masyarakat secara umum. Narasi bisnis meningkatkan keselarasan dengan hasrat dan kapabilitas yang jauh lebih luas dari sebuah perusahaan atau korporasi saja. Narasi bisnis juga perlu merumuskan kesempatan bisnis secara high-level. Hal tersebut perlu dilakukan guna memberi ruang bagi individu maupun kelompok kecil untuk secara kreatif menentukan aksi tertentu yang berdampak signifikan pada kondisi tertentu.
Pada gilirannya, narasi bisnis yang ampuh dapat menjadi sumber dari motivasi para karyawan. Di tengah persaingan bisnis yang ketat, narasi bisnis dapat memacu karyawan untuk berinovasi dalam memanfaatkan kesempatan yang kita identifikasi dalam narasi bisnis.

Mengambil Pelajaran dari Apple

Salah satu contoh dari narasi bisnis yang ampuh adalah narasi bisnis yang dipunyai oleh korporasi teknologi besar, Apple. Narasi bisnis Apple mampu menuntun Apple hingga menjadi perusahaan dengan kinerja superior seperti saat ini. Berikut adalah narasi bisnis dari Apple.

Narasi tersebut juga dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dari rangkaian kejadian untuk memudahkan pemahaman. Generasi awal komputer datang ke masyarakat (kejadian 1) dan mengubah cara kita menjalankan institusi di dalam masyarakat (kejadian 2). Namun, dalam prosesnya, mereka juga memperkuat cengkeraman sistem sosial pada kita semua sebagai individu, mengubah kita ke nomor yang akan diproses oleh mainframe sehingga kita dapat lebih mudah dimanipulasi oleh orang-orang yang menjalankan komputer (kejadian 3).

Sekarang, kita memiliki generasi baru dari komputer dan teknologi yang saling berhubungan (kejadian 4) yang memberi kita untuk pertama kalinya dengan alat yang secara individual dapat kita gunakan untuk membebaskan diri dari kendala dan tekanan di dalam sistem sosial dan yang memungkinkan kita untuk mengekspresikan individualitas kita yang unik dan mencapai lebih banyak potensi dalam diri kita (kejadian 5). Tapi, hal ini tidak diberikan, kita masing-masing perlu untuk ”berpikir berbeda”- akankah Anda ”berpikir berbeda”? (kemungkinan kejadian 6 hingga tak terbatas).

Sekarang, saya mungkin salah, tetapi bagi saya ini adalah satu kesatuan peristiwa relevan yang berbicara kepada kita semua. Melalui narasi bisnis di atas, Apple berhasil menyampaikan esensi penting mengenai konteks di mana bisnis Apple beroperasi. Contoh tersebut memiliki karakter narasi bisnis yang ampuh. Narasi bisnis tersebut berhasil menyatukan stakeholder Apple untuk bersatu dan mengejar kesempatan bisnis yang digambarkan secara baik dalam kejadian empat dan lima.

Pilihan atau aksi yang dapat menjadi resolusi yang kuat dari narasi bisnis Apple digambarkan secara efektif oleh kejadian enam. Resolusi terbuka dalam contoh Apple melahirkan slogan yang khas di dalam korporasi tersebut. ”Berpikir berbeda (thing different)” menjadi slogan yang menjadi pusat motivasi yang kuat bagi korporasi sebesar Apple.

Narasi bisnis yang ampuh muncul dari aksi yang luas dan berkelanjutan dari sebuah perusahaan untuk secara konsisten bertindak selaras dengan narasi bisnisnya. Oleh karena itu, narasi bisnis memerlukan pemahaman yang mendalam, komitmen, dan kerja sama dari seluruh pemimpin puncak perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar