Senin, 14 Juli 2014

Mencari Sekolah Unggulan

                                       Mencari Sekolah Unggulan

Wiyaka  ;   Dosen Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS)
Universitas PGRI Semarang
SUARA MERDEKA,  14 Juli 2014
                                                


Orang tua pasti menginginkan anaknya memperoleh pendidikan terbaik, yang hanya bisa diperoleh dari lembaga pendidikan atau sekolah yang bermutu. Beberapa waktu lalu masyarakat awam terasa mudah mengenali sekolah ”bermutuî” melalui label rintisan sekolah bertaraf i nternasional (RSBI).

Bahkan predikat RSBI menjadi magnet bagi orang tua yang melek pendidikan dan sadar kualitas untuk memasukkan anak mengenyam pendidikan di sekolah tersebut.

Mahkamah Konstitusi awal 2013 menghapuskan label itu sehingga semua RSBI kini berstatus reguler. Lantas, masih adakah sekolah bermutu? Hampir semua sekolah berlomba melabeli diri sebagai sekolah bermutu atau unggul. Akhir-akhir ini juga marak istilah sekolah berkarakter yang dipakai sebagai nilai jual untuk menginformasikan pada khalayak bahwa sekolah tersebut adalah tempat persemaian karakter yang baik bagi generasi masa depan.

Apakah label-label tersebut bisa menggaransi mutu lulusan? Belum tentu. Tulisan sederhana ini sekadar urun gagasan bagi orang tua dalam memilih tempat pendidikan bagi anak dan tidak tergiur oleh iklan atau brosur yang kadang memuat informasi berlebihan. Ada beberapa penanda sekolah bermutu, dan yang paling gampang dikenali adalah prestasi.

Prestasi itu sebenarnya hasil optimalisasi pemberdayaan potensi sumber daya ada di sekolah tersebut. Prestasi tidak datang tiba-tiba,tapi telah melalui proses pendidikan, pengembangan dan pembinaan secara sinergis dan berkelanjutan dari semua komponen. Semua itu gambaran bagaimana sekolah tersebut telah dikelola dengan baik.

Beberapa waktu lalu kita baca di media cetak atau media online sekolahsekolah yang meraih ranking teratas perolehan nilai ujian nasional. Ini bisa menjadi petunjuk bahwa prestasi sekolah itu bagus. Namun, itu saja tidak cukup. Kita juga perlu melihat rekam jejak sekolah tersebut pada tahun-tahun sebelumnya, apakah prestasi itu telah menjadi ’’tradisi’’?

Prestasi Lulusan

Catatan prestasi yang diperoleh siswa dalam berbagai ajang kompetisi apalagi berskala nasional atau bahkan internasional sangat penting sebagai penanda sekolah unggul. Kuantitas dan kuliatas kejuaraan yang diraih sekolah dalam kurun waktu tertentu akan menjadi catatan prestasi yang mudah dikenali masyarakat.

Ciri sekolah berkualitas lainnya dapat dikenali melalui alumninya. Parameternya bisa saja dari berapa banyak lulusan diterima di sekolah/perguruan tinggi favorit seperti dipersepsikan orang selama ini. Atau kalau sekolah kejuruan, berapa banyak alumni yang direkrut oleh perusahaan multinasional. Sekolah yang siswanya terkenal suka tawuran adalah sekolah yang gagal membina karakter siswanya.

Saya geregetan tapi tak tahu kepada siapa kejengkelan itu saya alamatkan, melihat corat-coret, vandalisme siswa sekolah tertentu (nama sekolah dituliskan dalam coretan itu) di tembok, trotoar, atau bangunan fasilitas umum. Alih-alih mempromosikan sekolah, aksi itu justru merugikan sekolah.

Harusnya sekolah memberi sanksi tegas kepada pelaku vandalisme. Andai ingin tahu perilaku hidup bersih siswa di suatu sekolah, tengoklah kamar mandinya. Bila terdapat corat-coret di dindingnya itu pertanda bahwa pendidikan sikap belum berhasil. Ciri sekolah bermutu lainnya terletak pada suasana akademik.

Tanyakan pada murid tentang kinerja para gurunya. Bagaimana suasana belajar di kelas, kedisiplinan guru dalam mengajar, perhatian guru terhadap perkembangan dan perbedaan kemampuan individu siswa, tidak pilih kasih dalam penilaian dan sebagainya. Pilihan sekolah akhirnya kembali ke orang tua.

Justifikasi sekolah itu unggul, baik, atau biasa-bisa saja juga ditentukan oleh tingkat literasi dan persepsi orang tua tentang pendidikan. Orang tua tak perlu memaksa anak belajar di sekolah yang tak sesuai dengan kemampuan dan keinginannya. Bisa-bisa anak mengalami hambatan psikologis dan sosial sehingga mengganggu perkembangan potensi dirinya. ●

Tidak ada komentar:

Posting Komentar