Rabu, 10 September 2014

Memotivasi Anggota Polisi

Memotivasi Anggota Polisi  

Arman Asmara  ;   Perwira Siswa Sekolah Staf
dan Pimpinan Pendidikan Reguler (Sespim Dikreg) 54
SUARA MERDEKA, 06 September 2014

                                                                                                                       
                                                      

Motivasi kepemimpinan merupakan seni yang lahir karena kebutuhan yang ingin dipenuhi, namun pelaksanaan masing-masing individu berbeda-beda. Ada yang benar-benar menjiwai, dan ada pemimpin yang tidak paham cara memotivasi anggota atau bawahan. Padahal kesuksesan sebuah organisasi, semisal Polri, salah satunya ditentukan oleh pemimpin yang pandai menyemangati anggota.

Dalam memberikan motivasi, kadang pemimpin tidak melihat kondisi bawahan. Padahal hal itu sangat penting, semisal memahami latar belakang, tempat tinggal atau keluarga dari bawahan tersebut. Perhatian seorang pemimpin akan menjadi ”obat” penyemangat seorang bawahan. Cobalah berikan tepukan ke punggung anggota jika ia berprestasi, berilah catatan tangan dan komentar singkat. Cara-cara sepele tersebut bisa membuat bawahan atau anggota termotivasi untuk bekerja lebih baik lagi.

Prajurit polisi yang bertugas di satuan wilayah, sering mengalami hal-hal tidak sepantasnya, seperti tunjangan yang dirasa kurang, beban berat pekerjaan, suasana kerja yang kurang mendukung, tidak ada pengakuan prestasi, dan tak ada kesempatan untuk mengembangkan diri. Kemudian, tidak ada pelatihan berkelanjutan, atau pekerjaan yang membosankan karena tidak sesuai kejuruan/spesifikasi personel. Sumber daya manusia (SDM) atau personel merupakan salah satu poin penting. Berbagai pekerjaan operasional ataupun pembinaan terasa ringan bila didukung personel andal. Karena itu, sudah seharusnya atasan membangun hubungan baik dengan bawahan yang keberadaannya berkontribusi cukup besar terhadap kesuksesan pemimpin.

Ada berbagai metode atau sistem yang bisa digunakan pemimpin untuk meningkatkan motivasi SDM, antara lainmelalui pelatihan. Pekerjaan rutin kerap menyebabkan kejenuhan dan bisa berdampak pada menurunnya motivasi kerja. Andai hal itu dibiarkan, anggota tidak bisa melaksanakan tugas secara maksimal. Untuk mengembalikan motivasi, perlu pelatihan khusus seperti peningkatan keterampilan fungsi, atau pelatihan untuk kembali membangun motivasi, semisal lewat kerja sama antarsatuan wilayah, neuro associative conditioning (NAC,) atau emotional spiritual quotient(ESQ). Hal yang tak kalah penting adalah pemberian penghargaan kepada personel yang berprestasi, bisa berupa bonus, insentif, atau hadiah. Berdasarkan pengalaman empiris, cara seperti itu terbukti cukup efektif untuk meningkatkan motivasi seseorang.

Pendekatan Kekeluargaan

Seorang komandan juga harus bisa melakukan pendekatan secara kekeluargaan kepada tiap anggota sehingga mereka merasakan kehadiran pemimpin juga sebagai anutan, orang tua, atau kakak. Pendekatan cara itu bisa untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan anggota. Dengan demikian, memudahkan evaluasi untuk memetakan personel yang memiliki kemampuan, dan membutuhkan bimbingan guna mencapai keberhasilan. Pendekatan tersebut memberikan win-win solution kepada personel yang kesulitan melaksanakan tugas atau ada masalah dalam kehidupan sehari-hari. Penyiapan kegiatan khusus untuk membangun rasa kekeluargaan antara pimpinan dan anggota menjadi langkah tepat untuk meningkatkan motivasi kerja. Hal itu bisa meningkatkan loyalitas anggota untuk membesarkan kesatuan.

Seorang pemimpin wilayah yang baik harus bisa memotivasi anggotanya untuk lebih berprestasi sehingga mereka pun tidak akan melanggar kode etik korps dalam bertugas. Jika hal itu belum tercapai, berarti metode atau sistem yang digunakan dalam memotivasi personel belum maksimal atau kurang tepat. Dalam kondisi itu, dibutuhkan metode seperti meningkatkan motivasi kerja melalui pelatihan, memberikan penghargaan sekaligus pendekatan secara kekeluargaan untuk lebih memaksimalkan kinerja anggota. Nantinya semua bisa termotivasi untuk lebih memahami peran dan tanggung jawab serta dengan senang hati dan ikhlas melaksanakan tugas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar