PPT
Tak Jadi Pecah, Umat Pun Lega
Herdi Sahrasad ; Pengamat Politik
|
INILAH.COM,
26 September 2014
Pasca-islah, akankah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tetap terbelah?
Seyogianya PPP berkonsolidasi dan mempersiapkan diri menuju 2019 nanti.
Sebagaimana diketahui, dua kubu yang saling berseberangan di tubuh PPP
telah bersepakat islah pada Rabu (23/4/2014) lalu. Konflik yang mendera
partai Islam ini awalnya dipicu sikap politik Ketua Umumnya, Suryadharma Ali
yang sepihak mendukung Prabowo Subianto sementara Rapimnas sebagai forum
tertinggi partai yang memutuskan arah koalisi belum digelar.
Sekjen PPP Romahurmuziy menyebutkan, pasca-islah partainya berada di
kilometer nol untuk melakukan ketertinggalan komunikasi politik dengan partai
dan capres lain. Sejak islah itu lah, tim sembilan bergerak melakukan
penjajakan koalisi baik melalui pertemuan darat, maupun komunikasi udara.
Sebelum ada islah, sejumlah elite PPP yang dikomandoi Emron Pangkapi
dan Romahurmuziy disebut-sebut berupaya membawa partai Kabah merapat ke kubu
Jokowi-JK. Kubu Emron bahkan disebut tengah berupaya mengubah haluan dari
Koalisi Merah Putih menuju Koalisi Jokowi-JK.
Hal itu menimbulkan gesekan internal karena selama pilpres kemarin PPP
berkoalisi dengan Gerindra pimpinan Prabowo Subianto. Sehingga secara
moral-etis, Prabowi mengharapkan PPP pasca-pilpres tetap berada di barisan
Koalisi Merah Putih. Namun, politik sering menyepelekan fatsun, dan PPP pun berayun-ayun.
Akibatnya, konflik internal di tubuh PPP mencuat dan tak juga mereda.
PPP juga masih belum menentukan sikap yang tegas akan menetap di Koalisi
Merah Putih atau hijrah ke Jokowi-JK.
Djan Faridz, politikus PPP menyebut, islah antara dua kubu belum bisa
menjadi jaminan Partai Ka'bah akan merapat ke kubu Joko Widodo dan Jusuf
Kalla. “Islah itu tidak berarti merapat lho," kata Djan di Gedung KPK,
Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (18/9/2014).
Dia pun menegaskan, tak tahu apakah ada komunikasi politik antara kubu
Jokowi-JK dengan kubu Emron. "Saya belum tahu. Saya enggak
terlibat," tegasnya.
Yang jelas, PPP akhirnya islah lewat mahkamah partai Islam itu.
Mahkamah PPP memutuskan kedua kubu pimpinan partai berlambang Ka'bah yakni
Emron Pangkapi-Romahurmuziy Cs dengan Suryadharma Ali agar melakukan
perdamaian.
PPP tak jadi pecah, tak jadi terbelah, dan itu sudah melegakan ummat di
bawah. Malulah kalau para elite PPP terus berkelahi hanya karena rupiah dan
kuasa, mau ditaruh dimana muka mereka? Bercerminlah, wahai para elite PPP,
jangan-jangan wajah Anda bagai cermin dibelah.
Sekali lagi, PPP harus konsolidasi dan menyatukan sikap dan langkah,
jangan lagi pecah hanya karena godaan uang dan kuasa, maka musyawarahlah,
renung diri dan komtemplasilah demi harga diri partai dan diri pribadi. Tidak
mudah bukan? ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar