Senin, 29 September 2014

PPT Tak Jadi Pecah, Umat Pun Lega

                        PPT Tak Jadi Pecah, Umat Pun Lega

Herdi Sahrasad  ;   Pengamat Politik
INILAH.COM,  26 September 2014

                                                                                                                       


Pasca-islah, akankah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tetap terbelah? Seyogianya PPP berkonsolidasi dan mempersiapkan diri menuju 2019 nanti.

Sebagaimana diketahui, dua kubu yang saling berseberangan di tubuh PPP telah bersepakat islah pada Rabu (23/4/2014) lalu. Konflik yang mendera partai Islam ini awalnya dipicu sikap politik Ketua Umumnya, Suryadharma Ali yang sepihak mendukung Prabowo Subianto sementara Rapimnas sebagai forum tertinggi partai yang memutuskan arah koalisi belum digelar.

Sekjen PPP Romahurmuziy menyebutkan, pasca-islah partainya berada di kilometer nol untuk melakukan ketertinggalan komunikasi politik dengan partai dan capres lain. Sejak islah itu lah, tim sembilan bergerak melakukan penjajakan koalisi baik melalui pertemuan darat, maupun komunikasi udara.

Sebelum ada islah, sejumlah elite PPP yang dikomandoi Emron Pangkapi dan Romahurmuziy disebut-sebut berupaya membawa partai Kabah merapat ke kubu Jokowi-JK. Kubu Emron bahkan disebut tengah berupaya mengubah haluan dari Koalisi Merah Putih menuju Koalisi Jokowi-JK.

Hal itu menimbulkan gesekan internal karena selama pilpres kemarin PPP berkoalisi dengan Gerindra pimpinan Prabowo Subianto. Sehingga secara moral-etis, Prabowi mengharapkan PPP pasca-pilpres tetap berada di barisan Koalisi Merah Putih. Namun, politik sering menyepelekan fatsun, dan PPP pun berayun-ayun.

Akibatnya, konflik internal di tubuh PPP mencuat dan tak juga mereda. PPP juga masih belum menentukan sikap yang tegas akan menetap di Koalisi Merah Putih atau hijrah ke Jokowi-JK.

Djan Faridz, politikus PPP menyebut, islah antara dua kubu belum bisa menjadi jaminan Partai Ka'bah akan merapat ke kubu Joko Widodo dan Jusuf Kalla. “Islah itu tidak berarti merapat lho," kata Djan di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (18/9/2014).

Dia pun menegaskan, tak tahu apakah ada komunikasi politik antara kubu Jokowi-JK dengan kubu Emron. "Saya belum tahu. Saya enggak terlibat," tegasnya.

Yang jelas, PPP akhirnya islah lewat mahkamah partai Islam itu. Mahkamah PPP memutuskan kedua kubu pimpinan partai berlambang Ka'bah yakni Emron Pangkapi-Romahurmuziy Cs dengan Suryadharma Ali agar melakukan perdamaian.

PPP tak jadi pecah, tak jadi terbelah, dan itu sudah melegakan ummat di bawah. Malulah kalau para elite PPP terus berkelahi hanya karena rupiah dan kuasa, mau ditaruh dimana muka mereka? Bercerminlah, wahai para elite PPP, jangan-jangan wajah Anda bagai cermin dibelah.

Sekali lagi, PPP harus konsolidasi dan menyatukan sikap dan langkah, jangan lagi pecah hanya karena godaan uang dan kuasa, maka musyawarahlah, renung diri dan komtemplasilah demi harga diri partai dan diri pribadi. Tidak mudah bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar