Selasa, 10 November 2015

Merevitalisasi Program KB Indonesia

Merevitalisasi Program KB Indonesia

Rabbi Royan  ;  Penanggung Jawab Sementara
Dana Kependudukan PBB (UNFPA) di Indonesia
                                                     KOMPAS, 09 November 2015

                                                                                                                                                           
                                                                                                                                                           

Seharusnya, 9-12 November ini, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Internasional IV tentang Keluarga Berencana di Nusa Dua, Bali. Namun, letusan Gunung Barujari yang mengganggu penerbangan membuat konferensi yang akan dihadiri lebih dari 3.000 pembuat kebijakan, peneliti, dan aktivis KB ini ditangguhkan.

Konferensi ini akan menjadi landasan penting untuk mengangkat permasalahan keluarga berencana, perempuan, dan kesehatan anak-anak perempuan dalam agenda pembangunan global yang baru dan memastikan bahwa akses terhadap kontrasepsi tetap menjadi prioritas bagi para pembuat kebijakan, donor, dan sektor swasta.

Selama beberapa dekade, Indonesia telah menjadi pelo-por pembangunan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.

Inisiatif 50 tahun lalu

Dimulai pada akhir 1960-an, inisiatif berskala besar dilakukan dan didanai oleh Pemerintah Indonesia dengan dukungan dari Dana Kependudukan PBB (UNFPA) untuk membantu perempuan serta keluarga dalam mengelola kesehatan mereka. Inisiatif tersebut dilakukan jauh sebelum gerakan kependudukan di seluruh dunia berlangsung pada 1990-an.

Keberhasilan Indonesia dalam memajukan konsep keluarga berencana ditandai dengan diterimanya konsep tersebut oleh masyarakat dan penurunan tingkat kesuburan total dari sekitar 5,6 anak pada awal 1970-an menjadi sekitar 2,6 anak pada 2002. Akan tetapi, keberhasilan program keluarga berencana di Indonesia tersebut mulai stagnan pada 2004 karena-salah satunya-sistem desentralisasi.

Perlu revitalisasi

Untuk mengatasi masalah ini, UNFPA Indonesia dalam satu dekade terakhir berupaya membantu Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional untuk merevitalisasi sekaligus menyukseskan kembali program keluarga berencana di Indonesia.

Upaya tersebut meliputi peluncuran strategi KB Kencana (2012-2016), yang bertujuan untuk meningkatkan komitmen pemerintah daerah terkait isu keluarga berencana. Program ini menawarkan serangkaian strategi untuk mengatasi masalah mengapa program keluarga berencana belum berkembang seperti yang diharapkan.

Komitmen Indonesia terhadap program keluarga berencana terlihat dari bergabungnya Indonesia ke dalam inisiatif global FP2020, yang merupakan katalis untuk upaya revitalisasi program keluarga berencana. Dengan meluncurkan skema Jaminan Kesehatan Nasional tahun 2014, yang meliputi pelayanan keluarga berencana gratis atau murah untuk pasangan yang memenuhi syarat, Indonesia bergerak menuju pencapaian komitmen FP2020.

Berbasis hak

Berdasarkan mekanisme koordinasi FP2020, Indonesia juga memperkenalkan strategi keluarga berencana berbasis hak yang memandu semua sektor dalam mendukung pelaksanaan program keluarga berencana.

Selain itu, komitmen Pemerintah Indonesia untuk mengalokasikan dana khusus untuk bantuan operasional keluarga berencana mulai 2016 diharapkan dapat membantu memecahkan masalah desentralisasi-terlebih dengan terbatasnya sumber daya-untuk pelaksanaan program keluarga berencana di tingkat daerah.

Dengan diadopsinya 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) pada bulan September, UNFPA Indonesia akan terus bekerja sama dengan pemerintah, mitra, dan badan-badan PBB lain untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, khususnya tujuan ke-3 yang terkait isu kesehatan.

Percepat akses

Sebagai badan PBB yang berfokus mempromosikan kesehatan reproduksi, termasuk keluarga berencana, UNFPA Indonesia akan membantu Pemerintah Indonesia mempercepat akses terhadap pelayanan keluarga berencana berbasis hak dalam konteks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019.

Konferensi Internasional IV tentang Keluarga Berencana (ICFP) akan memberi kesempatan baik bagi Indonesia untuk tidak hanya belajar dari pengalaman negara-negara lain, tetapi juga memperlihatkan keberhasilan berbagai program Indonesia, termasuk program kerja sama Selatan-Selatan yang menyoroti kemitraan strategis antara pemimpin agama Islam dan pemerintah, terkait pembangunan sektor keluarga berencana, kepada dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar