Merevitalisasi Program KB Indonesia
Rabbi Royan ; Penanggung Jawab Sementara
Dana Kependudukan PBB (UNFPA) di
Indonesia
|
KOMPAS,
09 November 2015
Seharusnya, 9-12
November ini, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Internasional IV tentang
Keluarga Berencana di Nusa Dua, Bali. Namun, letusan Gunung Barujari yang
mengganggu penerbangan membuat konferensi yang akan dihadiri lebih dari 3.000
pembuat kebijakan, peneliti, dan aktivis KB ini ditangguhkan.
Konferensi ini akan
menjadi landasan penting untuk mengangkat permasalahan keluarga berencana,
perempuan, dan kesehatan anak-anak perempuan dalam agenda pembangunan global
yang baru dan memastikan bahwa akses terhadap kontrasepsi tetap menjadi
prioritas bagi para pembuat kebijakan, donor, dan sektor swasta.
Selama beberapa
dekade, Indonesia telah menjadi pelo-por pembangunan keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi.
Inisiatif 50 tahun lalu
Dimulai pada akhir
1960-an, inisiatif berskala besar dilakukan dan didanai oleh Pemerintah Indonesia
dengan dukungan dari Dana Kependudukan PBB (UNFPA) untuk membantu perempuan
serta keluarga dalam mengelola kesehatan mereka. Inisiatif tersebut dilakukan
jauh sebelum gerakan kependudukan di seluruh dunia berlangsung pada 1990-an.
Keberhasilan Indonesia
dalam memajukan konsep keluarga berencana ditandai dengan diterimanya konsep
tersebut oleh masyarakat dan penurunan tingkat kesuburan total dari sekitar
5,6 anak pada awal 1970-an menjadi sekitar 2,6 anak pada 2002. Akan tetapi,
keberhasilan program keluarga berencana di Indonesia tersebut mulai stagnan
pada 2004 karena-salah satunya-sistem desentralisasi.
Perlu revitalisasi
Untuk mengatasi
masalah ini, UNFPA Indonesia dalam satu dekade terakhir berupaya membantu
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional untuk merevitalisasi
sekaligus menyukseskan kembali program keluarga berencana di Indonesia.
Upaya tersebut
meliputi peluncuran strategi KB Kencana (2012-2016), yang bertujuan untuk
meningkatkan komitmen pemerintah daerah terkait isu keluarga berencana.
Program ini menawarkan serangkaian strategi untuk mengatasi masalah mengapa
program keluarga berencana belum berkembang seperti yang diharapkan.
Komitmen Indonesia
terhadap program keluarga berencana terlihat dari bergabungnya Indonesia ke
dalam inisiatif global FP2020, yang merupakan katalis untuk upaya
revitalisasi program keluarga berencana. Dengan meluncurkan skema Jaminan
Kesehatan Nasional tahun 2014, yang meliputi pelayanan keluarga berencana
gratis atau murah untuk pasangan yang memenuhi syarat, Indonesia bergerak
menuju pencapaian komitmen FP2020.
Berbasis hak
Berdasarkan mekanisme
koordinasi FP2020, Indonesia juga memperkenalkan strategi keluarga berencana
berbasis hak yang memandu semua sektor dalam mendukung pelaksanaan program keluarga
berencana.
Selain itu, komitmen
Pemerintah Indonesia untuk mengalokasikan dana khusus untuk bantuan
operasional keluarga berencana mulai 2016 diharapkan dapat membantu
memecahkan masalah desentralisasi-terlebih dengan terbatasnya sumber
daya-untuk pelaksanaan program keluarga berencana di tingkat daerah.
Dengan diadopsinya 17
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) pada bulan September, UNFPA Indonesia
akan terus bekerja sama dengan pemerintah, mitra, dan badan-badan PBB lain
untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, khususnya tujuan ke-3 yang terkait isu
kesehatan.
Percepat akses
Sebagai badan PBB yang
berfokus mempromosikan kesehatan reproduksi, termasuk keluarga berencana,
UNFPA Indonesia akan membantu Pemerintah Indonesia mempercepat akses terhadap
pelayanan keluarga berencana berbasis hak dalam konteks Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional 2015-2019.
Konferensi
Internasional IV tentang Keluarga Berencana (ICFP) akan memberi kesempatan
baik bagi Indonesia untuk tidak hanya belajar dari pengalaman negara-negara
lain, tetapi juga memperlihatkan keberhasilan berbagai program Indonesia,
termasuk program kerja sama Selatan-Selatan yang menyoroti kemitraan
strategis antara pemimpin agama Islam dan pemerintah, terkait pembangunan
sektor keluarga berencana, kepada dunia. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar