OPINI PEMBACA REPUBLIKA
Kenapa Bungkam Ketika
Muslim Ditikam?
REPUBLIKA Rabu, 18 November 2015,
13:00 WIB
Dunia heboh, tak diwarta tak di berita. Ketika lebih dari 150
orang merenggut nyawa di Paris, Prancis, pada Jumat (13/11) malam. Tujuh titik
di kota mode itu dikoyak serangan mematikan. Tak terkecuali titik di mana
Presiden Prancis Francois Hollande sedang menikmati pertandingan bola di
Lapangan Stadion Stade de France.
Berbagai kecaman datang dari para petinggi negara. Mulai dari Presiden Rusia Vladimir Putin yang siap memberi bantuan untuk menginvestigasi. Tak ketinggalan NATO dan Amerika Serikat bahu-membahu mengirimkan jutaan karangan bunga yang berisi janji dan kecaman sebagai rasa simpati. Presiden Joko Widodo pun sigap dan cekatan mengeluarkan ancaman tak akan membiarkan masuk pelaku teror ke Indonesia.
Singkat kata, dunia kompak mengecam insiden Paris. Tapi, ke mana mereka ketika hal yang sama terjadi di Palestina, Suriah, Irak, dan negara-negara Muslim lainnya? Kenapa bungkam ketika umat Islam yang ditikam?
Tidak etis memang membandingkan peristiwa satu dengan lainnya. Tapi, sikap kita menunjukkan jati diri kita. Kondisi horor di Paris tak sehoror kondisi di Palestina. Selama 60 tahun mereka mendapat serangan dan tindakan genosida dari Israel. Bayi yang lahir ke dunia dihujani peluru, hingga tua mati pun tertembus peluru. Anak yang kehilangan orang tua, terlunta-lunta meminta pertolongan. Ke mana kalian?
Tak ada pihak yang melindungi mereka. Hanya sistem Islam yang mampu melindungi mereka. Dan, menghentikan serangan dari kaum Yahudi laknatullah.
Berbagai kecaman datang dari para petinggi negara. Mulai dari Presiden Rusia Vladimir Putin yang siap memberi bantuan untuk menginvestigasi. Tak ketinggalan NATO dan Amerika Serikat bahu-membahu mengirimkan jutaan karangan bunga yang berisi janji dan kecaman sebagai rasa simpati. Presiden Joko Widodo pun sigap dan cekatan mengeluarkan ancaman tak akan membiarkan masuk pelaku teror ke Indonesia.
Singkat kata, dunia kompak mengecam insiden Paris. Tapi, ke mana mereka ketika hal yang sama terjadi di Palestina, Suriah, Irak, dan negara-negara Muslim lainnya? Kenapa bungkam ketika umat Islam yang ditikam?
Tidak etis memang membandingkan peristiwa satu dengan lainnya. Tapi, sikap kita menunjukkan jati diri kita. Kondisi horor di Paris tak sehoror kondisi di Palestina. Selama 60 tahun mereka mendapat serangan dan tindakan genosida dari Israel. Bayi yang lahir ke dunia dihujani peluru, hingga tua mati pun tertembus peluru. Anak yang kehilangan orang tua, terlunta-lunta meminta pertolongan. Ke mana kalian?
Tak ada pihak yang melindungi mereka. Hanya sistem Islam yang mampu melindungi mereka. Dan, menghentikan serangan dari kaum Yahudi laknatullah.
Faruq al-Anshori
Pengajar, Bandung, Jawa Barat
=====================================================
Renungan Atas Traged
Paris
REPUBLIKA Kamis,
19 November 2015, 12:00 WIB
Tragedi Paris yang menimbulkan korban adalah tindakan yang ditolak
oleh Muslim maupun dunia karena menghilangkan nyawa adalah diharamkan dalam Islam. Kita berduka dan
mengutuk siapa pun pelakunya.
Namun begitu, perlu kita renungkan beberapa hal. Pertama, kejadian oleh oknum ini akan dijadikan Barat sebagai legitimasi untuk memerangi yang mereka sebut terorisme. Dan, semua tahu, terorisme dalam pandangan Barat sama dengan Islam. Padahal, jika mau fair, tragedi oleh Assad, Amerika, Rusia, dan sekutunya Prancis di Suriah, Israel, di Palestina itu apa? Teroriskah atau main bunuh-bunuhan?
Kedua, dunia, termasuk umat Islam, lebih khusus para pemimipin negeri kaum Muslimin, mengapa begitu cepat merespons tragedi ini, bahkan langsung menyatakan belasungkawa dan mengutuk pelakunya. Mengapa untuk Suriah dan negeri Muslim lainnya yang nyata-nyata diperangi AS, Prancis, Rusia, dan sekutunya, demikian pula aksi brutal penjajah Yahudi di Palestina, seolah dunia diam? Para pemimpin negeri Muslimin seolah bungkam? Bukankah di Suriah itu setiap hari terjadi, sudah ribuan warga sipil tak berdosa berjatuhan.
Ketiga, kejadian ini akan menjadi ujian berat bagi komunitas Muslim di Barat. Kita berdoa semoga Allah menguatkan iman dan keberanian kaum Muslimin sehingga mereka tidak meninggalkan satu pun kewajiban atau keyakinan mereka, termasuk berdakwah melawan penjajahan umat secara global yang disebabkan oleh kependudukan Barat.
Namun begitu, perlu kita renungkan beberapa hal. Pertama, kejadian oleh oknum ini akan dijadikan Barat sebagai legitimasi untuk memerangi yang mereka sebut terorisme. Dan, semua tahu, terorisme dalam pandangan Barat sama dengan Islam. Padahal, jika mau fair, tragedi oleh Assad, Amerika, Rusia, dan sekutunya Prancis di Suriah, Israel, di Palestina itu apa? Teroriskah atau main bunuh-bunuhan?
Kedua, dunia, termasuk umat Islam, lebih khusus para pemimipin negeri kaum Muslimin, mengapa begitu cepat merespons tragedi ini, bahkan langsung menyatakan belasungkawa dan mengutuk pelakunya. Mengapa untuk Suriah dan negeri Muslim lainnya yang nyata-nyata diperangi AS, Prancis, Rusia, dan sekutunya, demikian pula aksi brutal penjajah Yahudi di Palestina, seolah dunia diam? Para pemimpin negeri Muslimin seolah bungkam? Bukankah di Suriah itu setiap hari terjadi, sudah ribuan warga sipil tak berdosa berjatuhan.
Ketiga, kejadian ini akan menjadi ujian berat bagi komunitas Muslim di Barat. Kita berdoa semoga Allah menguatkan iman dan keberanian kaum Muslimin sehingga mereka tidak meninggalkan satu pun kewajiban atau keyakinan mereka, termasuk berdakwah melawan penjajahan umat secara global yang disebabkan oleh kependudukan Barat.
Idea Suciati
Kompleks Puri Indah Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar