Reinventing
Gotong Royong
Gatot Sudjito ; Wakil Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur
|
JAWA
POS, 15 November 2014
“Politik
gotong royong berarti saling menopang dan bahu membahu untuk mewujudkan kebaikan
bagi Negara serta bangsa dalam bingkai demokrasi.“
Pelaktikan presiden Jokowidodo bulan lalu (20/10) menjadi momentum
paling bersejarah dalam perjalanan demokrasi Indonesia. Kita tunjukkan kepada
dunia, peralihan kekuasaan presiden di Indonesia dari Susilo Bambang
Yudhoyono ke Jokowidodo berjalan damai dan demokratis. Kehadiran capres
Prabowo Subianto pun menegaskan bahwa segala perbedaan politik selama pesta
demokrasi (Pilpres) tidak melunturkan sendi persatuan dan persaudaraan.
Akan tetapi, banyangan itu seolah
terusik tatkala parlemen terbelah dua. Terlepas dari semua latar belakangnya,
fenomena tersebut menunjukkan rapuhnya rasa percaya (trust) didalam berbangsa dan bernegara kita. Kini rakyat seolah
tidak percaya terhadap peminpin dan pemimpinpun banyak tidak percaya kepada
rakyatnya. Belum lagi konflik antar elite dan konflik horizontal antar rakyat
yang menunjukkan betapa saling percaya itu tergerus.
Sejak Indonesia berdiri, komitmen persatuanlah yang meleburkan segala
ego personaldan ego kelompok menjadi ego kelompok Indonesia raya. Sebuah
ikrar yang lazim terjadi di setiap negara dan bangsa manapun. Sebab, hanya
dengan tekat persatuan itulah sebuah Negara berdiri tegak dan dapat mengelola
dirinya dengan baik. Tanpa persatuan, tidak ada lagi rumusan Negara dapat
bertahan lama. Uni Soviet sebagai Negara adidayapun runtuh porak poranda
gara-gara leburnya persatuan mereka.
Menelisik kondisi bangsa kini, sepantasnya kita cemas. Nilai-nilai
bangsa yang semestinya menjadi pijakan etis dalam berpolitik kian luntur,
sementara arus tantangan begitu kuat menerjang disegala aspek budaya,
politik, dan ekonomi. Pada 2015, aka nada masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) yang
tidak terelakkan, dimana persaingan kian terbuka. Jika kondisi persatuan
masih semu, daya bangsa untuk bersaingpun pasti lemah. Karena itu, kita harus
kembali kenilai-nilai luhur bangsa kita. Gotong royong adalah salah satu
nilai luhur utama bangsa yang seharusnya di jadikan roh dalam segala aspek
bertindak, namun ter (di) lupakan. Gotong royong merupakan tindakan bersama,
kekeluargaan, adanya trust, dan bahu membahu untuk kemajuan bangsa. Nilai itu
harus dijalarkan akan menjadi landasan pijak dan tindak dalam membangunbangsa
yang lebih baik.
Bangsa kita telah mencapai banyak pembaharuan dan perubahan.
Keterbukaan politik dilakukan, restrukturisasi ekonomi di upayakan, reformasi
terus di gelorakan. Tetapi saying,
semangatnya masih jauh dari muara prinsip gotong royong.
Keterbukaan politik justru disadap oleh hasrat an sich ingin berkuasa
sehingga tidak jarang melanggar segala etika dan moral. Padahal, seharusnya
politik di jalankan dengan semangat dan nilai-nilai kebangsaan. Betapa
indahnya demokrasi yang berjalan di negeri ini bila seusai pertarungan
politik kembali bekerja sama dan bergotong royong untuk membangun bangsa.
Lubang pembenahan bangsa adalah alpanya menjadikan spirit gotong royong
sebagai sumber nilai pembaruan politik kebebasan dan keterbukaan politik
bergerak secara liar tanpa mengindahkan sendi-sendi solidaritas kolektif
sebagai bangsa. Masih banyak jalan perubahan kita yang melenceng dari
semangat gotong royong. Jika kondisi itu terus terbiarkan, bangsa kita tidak
semata akan mengalami turbulensi, tapi menjadi lubang yang mematikan bagi
keutuhan Negara bangsa, (nation state)
Indonesia kedepan. Ketercabikan persatuan ditengah masyarakat akibat ego yang
demikian menyeruak harus dihentikan dengan menyemai lagu semangat gotong
royong. Seruan untuk merekatkan lagi rasa persaudaraan dan kebersamaan
sebagai sebuah bangsa yang besar oleh para pemimpin serta tokoh masyarakat
sangat di perlukan. Seruan gotong royong yang di gemakan terus menerus dapat
membangun suasana baru dalam batin kebangsaan kita.
Politik gotong royong
Gotong royong mengandaikan leburnya benteng ego personal kedalam ego
kolektif untuk saling menopang demi kemajuan bangsa. Rasa itulah yang juga
harus ditumbuhkan di rana politik. Karena itu, politik gotong royong berarti
saling menopang dan bahu membahu untuk mewujutkan kebaikan bagi Negara serta
bangsa dalam bingkai demokrasi.
Tetapi, yang jauh lebik penting, seruan gotong royong harus di gerakkan
untuk menyelamatkan bangsa ini dari jerat tindakan bernegara yang merasuk ke
seluruh sendi kebangsaan kita. Rapuhnya Negara gara-gara lusuhnya persatuan
harus di hilangkan dengan menumbuhkan lagi semangat gotong royong untuk
perbaikan bangsa yang lebih baik. Inilah kerjasama seluruh anak bangsa yang
kuat dan ikhtiyar untuk menjaga moral bangsa.
Semangat gotong royong lebih dinamis dari pada nilai kekeluagaan dan menjadi
intisari pancasila. Para founding
father meletakkannya sebagai prinsip nilai bangsa yang tidak lagi bisa
ditawar. Inilah momentum bagi Indonesia untuk menemukan lagi (reinventing) gotong royong sebagai ejawanta pancasila yang tidak lagi hanya menjadi
pajangan yang tidak lagi bergelora dalam tindaakan berbangsa.
Karena itu, sudah saatnya kita kembali menyemai gotong royong untuk
menjawab ancaman yang dapat meruntuhkan fondasi berbangsa kita. Sebagai anak
bangsa, kita memiliki tanggungjawab besar mempertahankan dan menguatkan
fondasi kebangsaan yang sudah di bangun para pahlawan serta founding father kita dengan keringat
dan darah hanya itu yang bisa kita persembahkan untuk kejayaan bangsa dan
negara Indonesia. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar