Jumat, 14 November 2014

Performa Kunjungan Perdana Presiden Jokowi ke Luar Negeri

                                                                 Performa

Kunjungan Perdana Presiden Jokowi ke Luar Negeri

Hikmahanto Juwana  ;   Guru Besar Hukum Internasional UI
MEDIA INDONESIA,  13 November 2014

                                                                                                                       


SETELAH dilantik dan menyelesaikan tugas membentuk kabinet, pada 8 November lalu Presiden Jokowi melakukan kunjungan perdana ke luar negeri sebagai presiden. Biasanya kunjungan perdana dilakukan ke suatu negara yang dianggap paling penting, tetapi karena kesibukan dan bertepatan dengan pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi yang telah terjadwal, kunjungan perdana Presiden Jokowi ke luar negeri berkaitan dengan pertemuan multilateral: APEC, ASEAN, dan G-20.

Menghadiri pertemuan APEC tidak dapat diartikan sebagai Republik Rakyat Tiongkok (RRT) penting bagi Indonesia.

Makna pertemuan

Di samping menghadiri KTT APEC, ada tiga arti penting kunjungan Presiden. Pertama, Jokowi sebagai presi den berkesempatan untuk memperkenalkan diri sebagai presiden baru bagi Indonesia ke sejumlah kepala pemerintahan yang hadir dalam KTT APEC.

Ajang saling berkenalan untuk pertama kali penting tidak hanya bagi Jokowi, tetapi juga bagi kepala pemerintahan yang hadir dalam KTT APEC.
Tidak mengherankan bila banyak kepala pemerintahan berkeinginan untuk mendapat kesempatan bertemu dengan Presiden Jokowi secara bilateral. Tidak terkecuali Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

Tujuan utama ialah mereka ingin mendapatkan jaminan dari Jokowi sebagai kepala pemerintahan baru di Indonesia agar kepentingan ekonomi, politik, dan keamanan ekonomi tidak berubah saat SBY menjadi presiden. Bahkan mereka mencari peluang agar kepentingan mereka dapat diperdalam di bawah pemerintahan Jokowi.

Oleh karena itu, Presiden Jokowi tidak perlu tersanjung secara berlebihan ketika banyak kepala pemerintahan negara lain berkeinginan menemuinya. Jokowi harus mengutamakan kepentingan Indonesia dan tidak terlena dengan pujian dari para kepala pemerintahan.

Sebagian tentu juga ingin berkenalan dan bersalaman dengan icon Indonesia yang bernama Jokowi. Pemilu presiden yang baru lalu telah membuat Jokowi mendunia.Demokrasi Indonesia telah menjadi perbincangan dunia.

Makna kunjungan selanjutnya ialah Jokowi berkesempatan menjual berbagai proyek yang akan dijalankan di Indonesia. Melalui presentasinya di depan APEC CEO Summit, Jokowi berkeinginan menggaet investor lama dan baru untuk menanamkan uang mereka ke berbagai proyek.

Dalam presentasi berdu rasi 13 menit 30 detik yang disampaikan dalam bahasa Inggris sederhana, lugas, dan terkadang dengan logat Jawa, Jokowi menyampaikan tiga hal. Pertama mengenalkan In donesia. Kedua mengenalkan berbagai proyek besar yang akan dikerjakan dalam masa jabatan Jokowi sebagai presiden. Ketiga dan terpenting janji Jokowi untuk memastikan para investor tidak terkendala oleh masalah perizinan, pem bebasan lahan, dan hambatan birokrasi.

Hal terakhir menjadi penting karena telah menjadi momok bagi investor, tidak hanya dari luar negeri, tetapi juga dalam negeri. Dalam kaitan itu Presiden Jokowi harus memenuhi janjinya tidak hanya untuk kepentingan investor luar negeri, tetapi juga investor dalam negeri, termasuk badan usaha milik negara.

Masyarakat tentu tidak ingin investor dalam negeri didiskriminasi dan menjadi sapi perahan bagi oknum aparat penegak hukum dan birokrat. Presiden Jokowi harus memberi perhatian yang sama kepada investor dalam negeri sehingga mereka mampu berkiprah di negeri sendiri dan pada saatnya mampu untuk melakukan penetrasi ke pasar luar negeri.

Terakhir makna kunjungan Jokowi ke KTT APEC ialah merealisasikan politik luar negeri dengan tafsiran baru yang dapat disebut Doktrin Jokowi, yaitu all nations are friends until Indonesia's sovereignty is degraded and national interest is jeopardized (semua negara ialah sahabat sampai dengan kedaulatan Indonesia direndahkan dan kepentingan nasional dirugikan).

Dalam forum retreat kepala pemerintahan APEC di Danau Yangi, Presiden Jokowi mendorong agar produk primadona Indonesia, yaitu kelapa sawit, rotan, karet alam, kertas, dan produk perikanan dibahas dalam Development Goods.
Itu penting karena produk tersebut kerap diganggu pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat dengan maksud untuk dihambat ketika memasuki ke negara-negara yang masyarakatnya membutuhkan.

Dalam pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping disinggung pula kemungkinan Indonesia menjadi anggota dengan berkontribusi ke Asia Infrastructure Investment Bank (AIIB). AIIB akan menjadi pesaing World Bank dan lembaga keuangan internasional lainnya. Keanggotaan Indonesia penting agar Indonesia dapat menjaga jarak dengan lembaga keuangan internasional yang telah ada. Indonesia tidak ingin terjebak pada ketergantungan pada lembaga keuangan internasional yang telah ada. Bisa jadi pemerintahan Jokowi sangat memahami bahwa semakin Indonesia bergantung pada lembaga keuangan internasional tertentu semakin Indonesia rentan untuk diintervensi dalam hal kedaulatan.

Tindak lanjut

Dari kunjungan menghadiri KTT APEC banyak komitmen dan kerja sama yang dibuat.Para pembantu Presiden tentunya mencatat semua. Semua komitmen dan kerja sama harus ditindaklanjuti jika Presiden Jokowi tidak ingin dikenal sebagai kepala pemerintah yang banyak mengobral janji, tetapi miskin implementasi.

Tugas besar tidak hanya ada di pundak Presiden, tetapi ada pada kabinet dan para pejabat baik di pusat maupun daerah.Di sini pentingnya Presiden Jokowi ketika melakukan kunjungan ke luar negeri tidak mudah membuat komitmen yang tidak berujung pada implementasi. Keberhasilan kunjungan ke luar negeri tidak dilihat dari seberapa banyak komitmen yang dibuat, tetapi seberapa banyak komitmen diwujudkan.

Secara objektif, meski di dalam negeri terdapat pro dan kontra, kunjungan perdana Presiden Jokowi dapat dikatakan tidak mengecewakan.Terpenting ialah tindak lanjut apa yang telah dijanjikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar