Performa
Kunjungan
Perdana Presiden Jokowi ke Luar Negeri
Hikmahanto Juwana ; Guru Besar Hukum Internasional UI
|
MEDIA
INDONESIA, 13 November 2014
SETELAH
dilantik dan menyelesaikan tugas membentuk kabinet, pada 8 November lalu
Presiden Jokowi melakukan kunjungan perdana ke luar negeri sebagai presiden.
Biasanya kunjungan perdana dilakukan ke suatu negara yang dianggap paling
penting, tetapi karena kesibukan dan bertepatan dengan pertemuan Konferensi
Tingkat Tinggi yang telah terjadwal, kunjungan perdana Presiden Jokowi ke
luar negeri berkaitan dengan pertemuan multilateral: APEC, ASEAN, dan G-20.
Menghadiri
pertemuan APEC tidak dapat diartikan sebagai Republik Rakyat Tiongkok (RRT)
penting bagi Indonesia.
Makna pertemuan
Di
samping menghadiri KTT APEC, ada tiga arti penting kunjungan Presiden.
Pertama, Jokowi sebagai presi den berkesempatan untuk memperkenalkan diri
sebagai presiden baru bagi Indonesia ke sejumlah kepala pemerintahan yang
hadir dalam KTT APEC.
Ajang
saling berkenalan untuk pertama kali penting tidak hanya bagi Jokowi, tetapi
juga bagi kepala pemerintahan yang hadir dalam KTT APEC.
Tidak
mengherankan bila banyak kepala pemerintahan berkeinginan untuk mendapat
kesempatan bertemu dengan Presiden Jokowi secara bilateral. Tidak terkecuali
Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
Tujuan
utama ialah mereka ingin mendapatkan jaminan dari Jokowi sebagai kepala
pemerintahan baru di Indonesia agar kepentingan ekonomi, politik, dan
keamanan ekonomi tidak berubah saat SBY menjadi presiden. Bahkan mereka
mencari peluang agar kepentingan mereka dapat diperdalam di bawah
pemerintahan Jokowi.
Oleh
karena itu, Presiden Jokowi tidak perlu tersanjung secara berlebihan ketika
banyak kepala pemerintahan negara lain berkeinginan menemuinya. Jokowi harus
mengutamakan kepentingan Indonesia dan tidak terlena dengan pujian dari para
kepala pemerintahan.
Sebagian
tentu juga ingin berkenalan dan bersalaman dengan icon Indonesia yang bernama
Jokowi. Pemilu presiden yang baru lalu telah membuat Jokowi
mendunia.Demokrasi Indonesia telah menjadi perbincangan dunia.
Makna
kunjungan selanjutnya ialah Jokowi berkesempatan menjual berbagai proyek yang
akan dijalankan di Indonesia. Melalui presentasinya di depan APEC CEO Summit,
Jokowi berkeinginan menggaet investor lama dan baru untuk menanamkan uang
mereka ke berbagai proyek.
Dalam
presentasi berdu rasi 13 menit 30 detik yang disampaikan dalam bahasa Inggris
sederhana, lugas, dan terkadang dengan logat Jawa, Jokowi menyampaikan tiga
hal. Pertama mengenalkan In donesia. Kedua mengenalkan berbagai proyek besar
yang akan dikerjakan dalam masa jabatan Jokowi sebagai presiden. Ketiga dan
terpenting janji Jokowi untuk memastikan para investor tidak terkendala oleh
masalah perizinan, pem bebasan lahan, dan hambatan birokrasi.
Hal
terakhir menjadi penting karena telah menjadi momok bagi investor, tidak
hanya dari luar negeri, tetapi juga dalam negeri. Dalam kaitan itu Presiden
Jokowi harus memenuhi janjinya tidak hanya untuk kepentingan investor luar
negeri, tetapi juga investor dalam negeri, termasuk badan usaha milik negara.
Masyarakat
tentu tidak ingin investor dalam negeri didiskriminasi dan menjadi sapi
perahan bagi oknum aparat penegak hukum dan birokrat. Presiden Jokowi harus
memberi perhatian yang sama kepada investor dalam negeri sehingga mereka
mampu berkiprah di negeri sendiri dan pada saatnya mampu untuk melakukan
penetrasi ke pasar luar negeri.
Terakhir
makna kunjungan Jokowi ke KTT APEC ialah merealisasikan politik luar negeri
dengan tafsiran baru yang dapat disebut Doktrin Jokowi, yaitu all nations are friends until Indonesia's
sovereignty is degraded and national interest is jeopardized (semua negara ialah sahabat sampai dengan
kedaulatan Indonesia direndahkan dan kepentingan nasional dirugikan).
Dalam
forum retreat kepala pemerintahan APEC di Danau Yangi, Presiden Jokowi
mendorong agar produk primadona Indonesia, yaitu kelapa sawit, rotan, karet
alam, kertas, dan produk perikanan dibahas dalam Development Goods.
Itu
penting karena produk tersebut kerap diganggu pemerintah dan lembaga swadaya
masyarakat dengan maksud untuk dihambat ketika memasuki ke negara-negara yang
masyarakatnya membutuhkan.
Dalam
pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping disinggung pula kemungkinan
Indonesia menjadi anggota dengan berkontribusi ke Asia Infrastructure Investment Bank (AIIB). AIIB akan menjadi
pesaing World Bank dan lembaga keuangan internasional lainnya. Keanggotaan
Indonesia penting agar Indonesia dapat menjaga jarak dengan lembaga keuangan
internasional yang telah ada. Indonesia tidak ingin terjebak pada
ketergantungan pada lembaga keuangan internasional yang telah ada. Bisa jadi
pemerintahan Jokowi sangat memahami bahwa semakin Indonesia bergantung pada
lembaga keuangan internasional tertentu semakin Indonesia rentan untuk
diintervensi dalam hal kedaulatan.
Tindak lanjut
Dari
kunjungan menghadiri KTT APEC banyak komitmen dan kerja sama yang dibuat.Para
pembantu Presiden tentunya mencatat semua. Semua komitmen dan kerja sama
harus ditindaklanjuti jika Presiden Jokowi tidak ingin dikenal sebagai kepala
pemerintah yang banyak mengobral janji, tetapi miskin implementasi.
Tugas
besar tidak hanya ada di pundak Presiden, tetapi ada pada kabinet dan para
pejabat baik di pusat maupun daerah.Di sini pentingnya Presiden Jokowi ketika
melakukan kunjungan ke luar negeri tidak mudah membuat komitmen yang tidak
berujung pada implementasi. Keberhasilan kunjungan ke luar negeri tidak
dilihat dari seberapa banyak komitmen yang dibuat, tetapi seberapa banyak
komitmen diwujudkan.
Secara
objektif, meski di dalam negeri terdapat pro dan kontra, kunjungan perdana
Presiden Jokowi dapat dikatakan tidak mengecewakan.Terpenting ialah tindak
lanjut apa yang telah dijanjikan. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar