Minggu, 08 Desember 2013

Anak (Urutan Kelahiran) Tengah

Anak (Urutan Kelahiran) Tengah
Agustine Dwiputri  ;   Penulis Rubrik “Konsultasi Psikologi” Kompas
KOMPAS,  08 Desember 2013
  

Kami punya tiga anak laki-laki, yang dua tidak masalah, tapi yang satu sepertinya berbeda sendiri, tidak terlihat spontan dan ceria seperti lainnya. Ia lebih suka main dengan teman-teman di luar rumah, maunya sendiri, dan sulit diatur. Umurnya 15 tahun. Dia anak kedua, banyak yang bilang anak tengah memang begitu, benarkah? Mohon arahannya, Bu. Terima kasih.
S di B
Mitos dan studi tentang anak tengah
Setiap keluarga dengan tiga anak atau lebih memiliki setidaknya satu anak tengah. Mereka sering disebut sebagai ”urutan kelahiran yang diabaikan” karena terjepit di antara anak sulung dan anak bungsu. Satu studi dari City College of New York meminta peserta untuk membuat daftar tiga kata-kata yang menggambarkan setiap posisi urutan kelahiran dan kemudian menilai apakah kata-kata itu berkonotasi positif atau negatif. Posisi anak sulung dipandang sebagai yang paling disukai, dengan ciri-ciri yang lebih positif. Ternyata anak tengah adalah satu-satunya urutan kelahiran yang tidak menunjukkan adanya sebutan kata ”manja”.
Sebuah studi yang lebih baru meneliti keyakinan orang tentang ciri-ciri yang mereka berikan pada urutan kelahiran sehingga peneliti bisa mengkaji bagaimana keyakinan memengaruhi cara orang bertindak. Hal ini penting karena jika kita percaya anak sulung lebih keras kerjanya atau lebih cerdas dari lainnya bisa berdampak pada keputusan karyawan mana yang akan kita promosikan di kantor. Artinya, keyakinan kita tentang orang-orang memengaruhi bagaimana kita bersikap terhadap mereka.
Penelitian lain yang dilakukan terhadap para mahasiswa tingkat sarjana di Stanford University menghasilkan jawaban bahwa anak sulung dipandang sebagai paling pintar, patuh, stabil, dan bertanggung jawab. Anak bungsu dilihat paling emosional, terbuka, kurang tanggung jawab, dan banyak bicara. Sementara anak tengah dipersepsi sebagai paling mudah iri hati, paling kurang berani, dan kurang banyak bicara.
Puluhan artikel di media massa juga berfokus pada istilah ”sindrom anak tengah”. Menurut artikel online, surat kabar, dan majalah, sindrom ini ditandai dengan adanya pengabaian, permusuhan, kreativitas yang rendah, kurangnya fokus pada karier, dan pandangan hidup yang kurang baik.
Gambaran keseluruhan anak tengah adalah sangat negatif, seolah-olah mereka tidak dapat menemukan tempat mereka di dunia, menjauh dari sorotan, hidupnya getir, prestasinya rendah, dan penyendiri.
Buku The Secret Power of Middle Children, karangan Chatherine Salmon dan Katrin Schumann (2011), membongkar mitos usang tentang anak tengah dan menyajikan sketsa karakter baru yang menarik. Pada kenyataannya, ditemukan oleh mereka bahwa anak tengah adalah agen perubahan dalam bisnis, politik, dan keilmuan, melebihi anak sulung atau bungsu. Anak tengah merupakan pemain tim yang sadar diri dengan keterampilan diplomatik yang luar biasa. Karena mereka mudah bergaul dan fleksibel, mereka cenderung untuk berhubungan secara baik dengan orang lain, di tempat kerja ataupun di rumah. Mereka lebih termotivasi oleh keadilan daripada uang ketika membuat pilihan hidup, dan memiliki rasa yang mendalam pada keluarga, teman, dan loyalitas, mereka bisa menjadi pengambil risiko dan pelopor.
Uraian di atas menunjukkan bahwa pengaruh faktor lingkungan acapkali menjadi lebih berperan terhadap perkembangan anak dari urutan kelahiran tertentu. Padahal, setiap anak juga membawa ciri-ciri atau potensi kebaikan dan keunikan tersendiri sejak ia dilahirkan. Dengan demikian, penting mempertimbangkan cara pengasuhan pada setiap anak. Chatherine Salmon dan Katrin Schumann (2011) memberikan banyak gambaran positif mengenai anak tengah ini, termasuk bagaimana orangtua sebaiknya memperlakukan mereka.
Tips menjadi orangtua dari anak tengah
1. Perhatian bukanlah segalanya. Perhatian orangtua tidak selalu cocok untuk tercapainya kesuksesan pada anak. Kemandirian adalah suatu keterampilan yang kritis, dan ketergantungan sebagai hasil dari perhatian orangtua dapat melemahkan anak. Jadi, ketika anak tengah mengklaim bahwa mereka mendapatkan perhatian yang kurang dari saudara lainnya, hal ini tidak selalu bersifat negatif.
2. Memiliki kehidupan sosial adalah baik. Meskipun tekanan teman sebaya adalah sesuatu yang mengkhawatirkan pada anak tengah, keterampilan bersama teman sebaya dan keberhasilan sosial juga merupakan sesuatu yang sangat penting.
3. Pandanglah dia lebih dekat. Menghabiskan waktu hanya bersama dengan anak tengah Anda secara berkala akan membantu Anda mendapatkan wawasan tentang bagaimana anak berperilaku.
4. Ajukan pertanyaan untuk membuat anak tengah yang diam jadi berbicara. Yang sering terjadi adalah anak tengah tidak menyimpan rahasia, mereka hanya lebih diam/tenang. Luangkan waktu untuk menarik mereka keluar. Bicaralah dengan anak tengah Anda tentang berbagai pengalaman dan perasaan menjadi seorang anak tengah.
5. Hadiahi anak tengah Anda. Mereka mencari pengakuan atas upaya mereka, tetapi mereka merasa tidak mendapatkan perhatian yang memadai dari orangtua mereka. Rayakan prestasi mereka secara vokal atau terbuka.
6. Perhatikan tanda-tanda bahaya. Anak tengah sering kali tidak berusaha untuk menarik perhatian orangtua dengan cara yang dramatis atau mengkhawatirkan. Ketika mereka melakukan hal ini, sadari bahwa itu adalah sesuatu yang perlu mendapat perhatian.
7. Perlakukan mereka sebagai pemimpin. Kalau pada berbagai peristiwa Anda lebih memperlakukan anak sulung sebagai bos, coba berikan anak tengah Anda kesempatan untuk mengambil kendali dan membuat keputusan mulai saat ini.
8. Pujian adalah kuncinya. Anak tengah sering memberi banyak tekanan pada diri mereka sendiri dan menampilkan dirinya dengan cara yang berbeda, misalnya melalui prestasi yang berlebihan atau justru kurang berprestasi. Setelah mereka mengerti bahwa kecenderungan untuk menjadi kritis terhadap diri sendiri tidak produktif, barulah kemudian mengakui kualitas unik mereka. Berbagi hal-hal positif dengan anak tengah Anda akan membuat mereka lebih berkembang.
Selamat berlatih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar