Tahun
Baru dengan Penyesalan Minimal
Agustine Dwiputri ; Penulis
Rubrik “Konsultasi Psikologi” Kompas
|
KOMPAS,
29 Desember 2013
Pada akhir tahun 2013 ini, saya ingin mengajak pembaca
untuk merenungi kembali berbagai perilaku kita selama setahun ini, dan
bagaimana di masa mendatang dapat berperilaku lebih efektif sehingga
mengurangi penyesalan di kemudian hari.
Sebagai contoh, saya menyesal
telah marah besar kepada anak bungsu saya sehingga ia pergi dari rumah selama
tiga hari. Sebagai suami, saya juga merasa malu dan menyesal telah
mengabaikan istri saya selama berbulan-bulan karena terlena dengan wanita
lain. Sebagai pegawai, saya menyesal tidak memanfaatkan peluang untuk dapat
naik jabatan.
Gambaran di atas menunjukkan bahwa
pengalaman merasa menyesal di kemudian hari adalah salah satu hal yang
menyakitkan bagi banyak orang. Karena itu, masuk akal bila sejak sekarang
kita bertindak untuk menghindari hal tersebut. Lima pelajaran yang dihimpun
oleh Karl Pillemer (2011) menawarkan tips yang cukup baik untuk hidup secara
bijaksana.
Lima pelajaran
1. Selalu berlaku jujur. Meski
terasa klise, kejujuran adalah nilai paling dasar agar kehidupan berjalan
dengan penyesalan minimal. Hindari tindakan tidak jujur, baik yang berskala
besar maupun kecil. Kebanyakan orang mengalami penyesalan yang serius di
kemudian hari jika sebelumnya mereka kurang bertindak jujur dan adil. Dengan
menyampaikan kebenaran dan tidak membohongi siapa pun, kita akan menjadi
orang yang punya integritas dan dipercaya.
2. Katakan ”ya” untuk berbagai
kesempatan dan peluang. Kesempatan tidak datang dua kali. Dengan mengatakan
misalnya, ”Tidak, saya tak bisa melakukan tugas berat itu”, Anda akan
kehilangan banyak hal untuk dijalani dalam hidup ini. Hidup adalah suatu
petualangan, jadi dengan mengatakan ”ya” pada berbagai kesempatan, Anda akan
mendapat keuntungan.
3. Lebih banyak melakukan perjalanan.
Lakukan perjalanan selagi bisa, korbankan hal-hal lain jika diperlukan untuk
melakukannya. Banyak orang lanjut usia berharap dapat melakukan perjalanan
lebih banyak, tapi menyesal karena kemampuan fisik, keuangan, dan waktu sudah
tidak memungkinkan lagi. Kebanyakan orang melihat kembali petualangan
perjalanan mereka (besar dan kecil) sebagai pokok-pokok penting dari hidup
mereka. Ini sesuai dengan moto: ”Jangan tunda sampai besok apa yang dapat
dilakukan hari ini”.
4. Memilih pasangan hidup secara sangat
berhati-hati. Kuncinya adalah tidak terburu-buru mengambil keputusan, gunakan
sebanyak mungkin waktu yang dibutuhkan untuk mengenal calon pasangan dan
untuk menentukan keharmonisan hubungan dengan Anda dalam jangka panjang.
5. Katakan sekarang. Orang-orang
mengakhiri masalah dengan mengucapkan kata-kata sedih, seperti ”Mungkin
nasibku memang demikian” dengan tidak mengekspresikan diri mereka sebelum hal
tersebut menjadi sangat terlambat.
Jangan percaya kepada ”tukang ramal”.
Satu-satunya waktu di mana Anda dapat berbagi perasaan terdalam Anda adalah
ketika orang-orang yang Anda perlukan masih hidup. Artinya, ucapkan dan
bicarakan segala sesuatu yang menjadi masalah sesegera mungkin.
Renungan ke depan
Hidup yang bebas dari penyesalan
tampaknya merupakan sesuatu yang agak berlebihan, seperti mustahil terjadi.
Namun, Pillemer benar-benar yakin bahwa bercita-cita untuk hidup bebas dari
penyesalan adalah tujuan berharga yang dapat membantu kita membuat keputusan
yang lebih baik setiap hari. Jika tujuan ini terasa tidak realistis, ada
pelajaran lain untuk Anda:
”Bersantailah dengan diri sendiri
tentang kesalahan dan pilihan buruk yang telah Anda buat”. Seseorang yang
tidak memiliki pemikiran kedua tentang apa pun yang telah ia lakukan mungkin
belum mengambil banyak kesempatan dalam hidup (ini adalah sesuatu yang
benar-benar layak disesali). Pertanyaannya adalah apakah kita membiarkan
untuk menilai kesalahan tersebut menjadi sesuatu yang memang harus disesali?
Pillemer mengutip ucapan seorang
lansia bijak yang diwawancarainya, Alice Rosetto (85): ”Sebagai cara untuk
mengatasi rasa menyesal, Anda harus menerima diri sendiri, dari hal yang
terkecil sampai keseluruhan diri Anda. Hal ini akan sulit bagi mereka yang berasal
dari latar belakang yang meminta Anda untuk terus berusaha lebih keras agar
benar-benar bisa melakukan apa pun secara benar dan sempurna.
Diperlukan waktu untuk menerima
kenyataan bahwa Anda tidak akan bekerja seperti itu. Dan tidak apa-apa jika
hal itu tidak berjalan seperti seharusnya sehingga penerimaan diri
benar-benar diperoleh. Sekali keputusan telah diambil atau arah tujuan telah
dimulai, jangan melihat ke belakang lagi. Seseorang telah mengajari saya
bahwa jika kita telah membeli sepasang sepatu, jangan melihat sepatu lain di
jendela toko berikutnya.”
Orang bijak lainnya, Marilyn
Stiffer (69), mengatakan: ”Anda harus bersikap baik kepada orang lain, tetapi
juga harus mencoba menjadi lembut kepada diri sendiri. Saya dibesarkan di
sebuah keluarga di mana ada banyak kekhawatiran dan banyak harapan untuk
berprestasi serta ada banyak rasa salah. Namun, dengan bertambahnya usia
adalah sangat penting untuk menghargai siapa diri Anda karena banyak orang
begitu keras pada diri mereka sendiri. Cobalah untuk tidak terlalu menghakimi
dan bersantai dengan diri sendiri.”
Terakhir, jika sebuah pilihan atau
keputusan masih menyulitkan kita setelah bertahun-tahun, orang bijak
mengatakan agar kita meringankannya dengan memaafkan diri sendiri.
Selamat
Tahun Baru 2014. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar