Kebutuhan
BBM nasional yang hampir mencapai 1,4 juta barel per hari telah
menyebabkan ketergantungan bangsa Indonesia pada impor BBM dan minyak
mentah yang semakin tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan BBM nasional, 70
persen harus impor. Ketergantungan terhadap impor BBM akan terus
meningkat jika tidak ada penataan migas yang diarahkan menuju kedaulatan
energi nasional.
BBM
nasional bergantung pada impor. Dari total produksi migas nasional
sebesar 820 ribu barel per hari, sekitar 40 persen dibawa ke luar negeri
oleh kontraktor kontrak kerja sama asing yang terdiri atas bagi hasil (15
persen) dan cost recovery (25 persen).
Dari total produksi nasional itu hanya sekitar 500 ribu barel per hari
yang bisa digunakan dalam negeri. Angka ini mengindikasikan bahwa sekitar
320 ribu barel per hari bergantung pada impor BBM.
Menilik
ketergantungan negeri ini pada impor BBM dan ketergantungan kepada
investor asing maka perlu penataan energi nasional. Pada 10-20 tahun ke
depan, Indonesia akan dihadapkan pada kondisi adanya puluhan blok migas
yang akan habis masa kontraknya. Salah satu blok yang menjadi perhatian
publik saat ini adalah Blok Mahakam, yang dikelola oleh Total dan Inpex
dan akan berakhir kontraknya pada 31 Maret 2017.
Berdasarkan
kajian berbagai sumber, Blok Mahakam diperkirakan masih menyimpan
cadangan gas sekitar 14 tfc (triliun kaki kubik). Dengan asumsi harga
stabil, potensi pendapatan Blok Mahakam bisa melebihi Rp 1.500 triliun.
Produksi gas dari Blok Mahakam mencapai 2,6 bcf per tahun dengan pangsa
pasar terbesar ke Jepang. Sejak 1967 hingga 2009 total produksi gas
dan minyak Blok Mahakam masing-masing telah mencapai 13,7 tcf dan 1.065,5
juta barel. Sebanyak 1.280 buah sumur telah dibor. Sekitar 21 miliar
dolar AS telah diinvestasikan di Blok Mahakam. Hingga akhir 2008, blok
ini telah menghasilkan 99 miliar dolar AS penerimaan kotor.
Selama
10 tahun ini, keuntungan bersih yang didapat Total dan Inpex
masing-masing adalah dua juta dolar AS setiap hari. Analisis Wood
Mackenzie pada Februari 2013 mengindikasikan Blok Mahakam adalah blok
yang memiliki potensi yang menggiurkan. Dengan potensi dan pendapatan
yang diperoleh sepanjang masa kontrak hampir 50 tahun, telah mendorong
Total dalam dua tahun terakhir melakukan berbagai upaya guna
memperpanjang kontrak.
Peran Pertamina
Pertamina
sebagai BUMN di sektor migas harus berkontribusi secara optimal bagi
perwujudan kedaulatan energi nasional. Maka, Pertamina harus melakukan
langkah-langkah pengamanan aset eksploratif dalam negeri.
Pertamina dapat mengajukan permohonan kepada pemerintah melalui Menteri
ESDM untuk mengelola wilayah kerja yang habis masa kontraknya. Atas
dasar itulah Pertamina pun telah menyatakan minat untuk mengelola Blok
Mahakam. Bahkan, pada 2010 Pertamina telah mengungkapkan minat untuk
membeli 15 persen saham Blok Mahakam melalui mekanisme business to business.
Hampir
berakhirnya masa kontrak Blok Mahakam merupakan peluang bagi pemerintah
dan DPR untuk melakukan perbaikan pada penataan energi nasional. Saatnya
pemerintah menyematkan label prokebangsaan dan kerakyatan, saatnya
membesarkan Pertamina sebagai national
oil company. Pertamina telah menyatakan kemauan dan menunjukkan
kemampuannya dalam mengelola berbagai blok migas.
Sebagai
indikasi kemampuan Pertamina di Offshore North West Java (ONWJ),
pengambilalihan dari British Petroleum mampu meningkatkan produksi migas
dari 20 ribu menjadi 36 ribu barel per hari. Begitu pula di West Madura
Offshore (WMO) Pertamina setelah mengambil alih dari Kodeco (Korea) mampu
meningkatkan produksi dari 9.000 menjadi 20 ribu barel per hari.
Bangsa
Indonesia harus mencapai kedaulatan energi nasional. Blok-blok migas yang
akan habis masa kontraknya seharusnya dikembalikan kepada negara dan kemudian
diserahkan kepada perusahaan nasional agar produksi migas dapat digunakan
secara optimal untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri dan mengurangi
ketergantungan terhadap impor.
Bangsa
Indonesia harus menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Sumber daya
energi yang dimiliki bangsa ini sudah sepantasnya dikembangkan dan
dikelola perusahaan-perusahaan nasional. Memberikan kesempatan kepada BUMN
untuk mengelola sendiri merupakan bentuk dukungan yang diberikan negeri ini,
juga sebagai bentuk implementasi amanat konstitusi.
Transformasi
pengelolaan Blok Mahakam oleh Pertamina haruslah berjalan mulus, baik
dari aspek prosedur, mekanisme operasi, maupun pengelolaan sumber daya
manusia. Kedaulatan energi nasional harus terus diupayakan agar kandungan
energi di negeri ini dapat sepenuhnya membawa kesejahteraan untuk bangsa
Indonesia. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar