Kamis, 04 April 2013

Transformasi Migas Nasional


Transformasi Migas Nasional
Prima Mulyasari Agustini  ;   Pemerhati BUMN
REPUBLIKA, 01 April 2013


Kebutuhan BBM nasional yang hampir mencapai 1,4 juta barel per hari telah menyebabkan ketergantungan bangsa Indonesia pada impor BBM dan minyak mentah yang semakin tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan BBM nasional, 70 persen harus impor. Ketergantungan terhadap impor BBM akan terus meningkat jika tidak ada penataan migas yang diarahkan menuju kedaulatan energi nasional. 

BBM nasional bergantung pada impor. Dari total produksi migas nasional sebesar 820 ribu barel per hari, sekitar 40 persen dibawa ke luar negeri oleh kontraktor kontrak kerja sama asing yang terdiri atas bagi hasil (15 persen) dan cost recovery (25 persen). Dari total produksi nasional itu hanya sekitar 500 ribu barel per hari yang bisa digunakan dalam negeri. Angka ini mengindikasikan bahwa sekitar 320 ribu barel per hari bergantung pada impor BBM.

Menilik ketergantungan negeri ini pada impor BBM dan ketergantungan kepada investor asing maka perlu penataan energi nasional. Pada 10-20 tahun ke depan, Indonesia akan dihadapkan pada kondisi adanya puluhan blok migas yang akan habis masa kontraknya. Salah satu blok yang menjadi perhatian publik saat ini adalah Blok Mahakam, yang dikelola oleh Total dan Inpex dan akan berakhir kontraknya pada 31 Maret 2017. 

Berdasarkan kajian berbagai sumber, Blok Mahakam diperkirakan masih menyimpan cadangan gas sekitar 14 tfc (triliun kaki kubik). Dengan asumsi harga stabil, potensi pendapatan Blok Mahakam bisa melebihi Rp 1.500 triliun.
Produksi gas dari Blok Mahakam mencapai 2,6 bcf per tahun dengan pangsa pasar terbesar ke Jepang. Sejak 1967 hingga 2009 total produksi gas dan minyak Blok Mahakam masing-masing telah mencapai 13,7 tcf dan 1.065,5 juta barel. Sebanyak 1.280 buah sumur telah dibor. Sekitar 21 miliar dolar AS telah diinvestasikan di Blok Mahakam. Hingga akhir 2008, blok ini telah menghasilkan 99 miliar dolar AS penerimaan kotor. 

Selama 10 tahun ini, keuntungan bersih yang didapat Total dan Inpex masing-masing adalah dua juta dolar AS setiap hari. Analisis Wood Mackenzie pada Februari 2013 mengindikasikan Blok Mahakam adalah blok yang memiliki potensi yang menggiurkan. Dengan potensi dan pendapatan yang diperoleh sepanjang masa kontrak hampir 50 tahun, telah mendorong Total dalam dua tahun terakhir melakukan berbagai upaya guna memperpanjang kontrak.

Peran Pertamina

Pertamina sebagai BUMN di sektor migas harus berkontribusi secara optimal bagi perwujudan kedaulatan energi nasional. Maka, Pertamina harus melakukan langkah-langkah pengamanan aset eksploratif dalam negeri.
Pertamina dapat mengajukan permohonan kepada pemerintah melalui Menteri ESDM untuk mengelola wilayah kerja yang habis masa kontraknya. Atas dasar itulah Pertamina pun telah menyatakan minat untuk mengelola Blok Mahakam. Bahkan, pada 2010 Pertamina telah mengungkapkan minat untuk membeli 15 persen saham Blok Mahakam melalui mekanisme business to business.

Hampir berakhirnya masa kontrak Blok Mahakam merupakan peluang bagi pemerintah dan DPR untuk melakukan perbaikan pada penataan energi nasional. Saatnya pemerintah menyematkan label prokebangsaan dan kerakyatan, saatnya membesarkan Pertamina sebagai national oil company. Pertamina telah menyatakan kemauan dan menunjukkan kemampuannya dalam mengelola berbagai blok migas. 

Sebagai indikasi kemampuan Pertamina di Offshore North West Java (ONWJ), pengambilalihan dari British Petroleum mampu meningkatkan produksi migas dari 20 ribu menjadi 36 ribu barel per hari. Begitu pula di West Madura Offshore (WMO) Pertamina setelah mengambil alih dari Kodeco (Korea) mampu meningkatkan produksi dari 9.000 menjadi 20 ribu barel per hari.

Bangsa Indonesia harus mencapai kedaulatan energi nasional. Blok-blok migas yang akan habis masa kontraknya seharusnya dikembalikan kepada negara dan kemudian diserahkan kepada perusahaan nasional agar produksi migas dapat digunakan secara optimal untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap impor. 

Bangsa Indonesia harus menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Sumber daya energi yang dimiliki bangsa ini sudah sepantasnya dikembangkan dan dikelola perusahaan-perusahaan nasional. Memberikan kesempatan kepada BUMN untuk mengelola sendiri merupakan bentuk dukungan yang diberikan negeri ini, juga sebagai bentuk implementasi amanat konstitusi. 

Transformasi pengelolaan Blok Mahakam oleh Pertamina haruslah berjalan mulus, baik dari aspek prosedur, mekanisme operasi, maupun pengelolaan sumber daya manusia. Kedaulatan energi nasional harus terus diupayakan agar kandungan energi di negeri ini dapat sepenuhnya membawa kesejahteraan untuk bangsa Indonesia. ●

Tidak ada komentar:

Posting Komentar