Beberapa waktu lalu, Gubernur DKI Jakarta Jokowi menyatakan bahwa
ia berniat fokus pada pembangunan Jakarta sesuai dengan mandat dan
kewajibannya sebagai Gubernur DKI Jakarta 2013-2018.
Jokowi tak terbawa imbauan agar ikut rebutan jabatan presiden dan
wakil presiden RI pada 2014 meski banyak lembaga survei mengumumkan ia
pilihan rakyat teratas. Sikap Jokowi ini harus kita dukung sebab itulah
sikap manusia berkarakter: tak sekadar mengejar jabatan, melainkan
berniat menghasilkan pekerjaan terbaik sesuai dengan janjinya kepada
masyarakat.
Berbeda (1)
Ia berbeda dari orang-orang yang melihat posisi gubernur DKI hanya
sebagai batu loncatan belaka untuk jabatan lain yang lebih tinggi dan
mungkin lebih banyak memberikan keuntungan material bagi dirinya.
Di Indonesia masa kini, banyak sekali orang bersikap dan berpikir
seperti itu, khususnya di lingkungan kaum politik. Buat mereka, tidak ada
pengertian amanah dalam melaksanakan pekerjaan. Yang ada hanya bagaimana
memperoleh untung bagi dirinya dan bagaimana dapat memperkuat
kepentingannya. Tidak ada kesadaran akan harga diri sebagai manusia
bermoral.
Dengan niat fokus pada pelaksanaan mandatnya sebagai gubernur DKI
Jakarta sebaik-baiknya, Jokowi langka di antara para pejabat politik di
Indonesia. Ia sadar bahwa sebagai gubernur DKI, ia harus menjadikan
Jakarta ibu kota RI yang jauh berbeda dari keadaannya sekarang.
Sebagai ibu kota NKRI, satu negara dengan wilayah bagaikan satu
benua maritim, Jakarta seharusnya satu kota megah dan dapat jadi
kebanggaan tak saja bagi rakyat Jakarta, tetapi seluruh rakyat dari
Sabang sampai Merauke. Kota megah, tetapi juga nyaman bagi penghuninya.
Kota yang terasa rindang karena banyak pohon berdaun hijau serta air
mancur dan kolam dengan air jernih.
Kota yang selalu bersih. Kota dengan
gedung-gedung berarsitektur indah dan jalan-jalan lebar dihiasi
bunga-bunga indah.
Penduduknya yang mendekati 10 juta orang hidup dengan teratur dan
disiplin, khususnya dalam berlalu lintas. Dibangun kereta api di atas dan
bawah tanah, bus kota, transportasi air dengan memanfaatkan Sungai
Ciliwung dan kanal-kanal sehingga penduduk dengan beraneka pekerjaan dan
kegiatan dapat melaksanakan mobilitas tertib teratur.
Dengan begitu, lalu lintas di jalan-jalan mungkin sekali ramai,
tetapi tak mengakibatkan macet parah. Semua aspek kehidupan berjalan
teratur sehingga berkembang suasana yang mendorong terwujudnya produktivitas
tinggi di kalangan luas. Dan, Jakarta, sebagai ibu kota RI, bukan tempat
yang mempertontonkan kemiskinan di samping kekayaan tinggi. Pemerintah
melakukan berbagai usaha menekan pengangguran sehingga semua penduduk
dewasa punya pekerjaan dan penghasilan. Ada pekerjaan yang formal, ada
pula yang nonformal. Semua itu untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat serta anggotanya.
Dengan begitu, Jakarta tak saja jadi pusat pemerintahan yang
efektif jalannya, tetapi juga pusat dunia usaha yang produktif dan
dinamis. Kemiskinan makin tiada, baik berupa perumahan kumuh maupun
pengemis di pinggir jalan, digantikan luasnya kaum menengah yang
senantiasa mengejar kemajuan hidup.
Jakarta juga ibu kota RI yang jadi pusat budaya bangsa. Indonesia
yang Bhinneka Tunggal Ika punya berbagai wujud budaya berupa seni,
sastra, dan intelijensia yang dikembangkan melalui berbagai usaha kaum
budayawan dengan dukungan pemerintah. Museum-museum dengan aneka sifatnya
dikembangkan dan dipelihara secara teratur, khususnya Museum Nasional.
Demikian pula perpustakaan yang mengandung berbagai naskah sastra
Indonesia—baik nasional maupun daerah—serta sastra internasional bermutu
tinggi dan perlu dikenal manusia Indonesia. Berbagai kesenian berkembang
subur dan terus meningkatkan peran Indonesia sebagai salah satu pusat
kesenian bermutu tinggi di Asia dan dunia.
Itu semua tak lepas dari mutu manusia yang tinggal di Jakarta yang
dikembangkan melalui pendidikan bermutu. Pemerintah mengusahakan agar
seluruh warganya dapat menempuh pendidikan sekolah mulai TK hingga SLTA
tanpa biaya. Yang masuk pendidikan tinggi dan kurang berada disediakan
beasiswa.
Kesehatan warga selalu menjadi perhatian. Disediakan jaminan
kesehatan untuk meringankan beban masyarakat mengatasi harga rumah sakit
yang makin tinggi. Juga dikembangkan kegiatan olahraga agar masyarakat
cakap memelihara kebugaran jasmani dan menjauhi sakit.
Berbeda (2)
Kalau kita perhatikan keadaan Jakarta masa kini, gambaran di atas
sangat berbeda. Untuk melakukan perubahan besar, yang diperlukan adalah
komitmen tinggi. Niat Jokowi fokus ke perannya sebagai gubernur DKI
adalah sikap yang harus kita hargai dan dukung.
Kalau dalam masa kepemimpinannya terjadi perubahan pada Jakarta
sebagaimana diinginkan, Jokowi mudah-mudahan sekaligus telah menjalankan
fungsi pemicu berkembangnya sikap manusia Indonesia pejuang yang hidup
berprestasi, mengejar keunggulan, dan dinamis.
Ia meninggalkan kondisi masa kini yang bagai malaise mental, sikap
asal jadi, dan mediocre. Dengan
begitu, ada harapan memberi respons yang tepat kepada kemurahan Tuhan
yang melimpahkan kepada bangsa Indonesia potensi besar dan bermutu tinggi
dalam kekayaan alam, manusia yang dasarnya cerdas, dan geografi yang
menguntungkan secara strategis. Kemurahan Tuhan itu hingga kini kurang
mendapat perhatian sehingga justru lebih menguntungkan bangsa lain. Semoga Jokowi berhasil. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar