Jumat, 19 April 2013

Membangun Sinergisitas Parpol dengan Ormas


Membangun Sinergisitas Parpol dengan Ormas
Masduri  Ketua Pustakawan Pesantren Mahasiswa (PesMa) IAIN Sunan Ampel Surabaya
OKEZONENEWS, 16 April 2013

  
Kegaduhan dunia politik semakin mejadi-jadi. Berbagai manuver dimainkan oleh petinggi partai politik (Parpol). Tidak sedikit dari mereka yang saling tuding. Merasa parpolnya paling baik, dan yang lain buruk. Hal seperti ini wajar, mengingat tahun 2013 ini disebut-sebut tahun politik, karena 2014 besok akan dilangsungkan Pilpres. Tetapi kegaduhan yang ada harus tetap memperhatikan koridor demokrasi. Jangan sampai dengan alasan kebebasan, beragam tindakan buruk dilakukan untuk menjatuhkan lawan politiknya. Bermain-main dengan politik itu wajar, tetapi etika tetap harus menjadi ruh persaingan politik. Agar kegaduhan yang ada tidak menimbulkan masalah di dalam masyarakat.
  
Belakangan ini banyak petinggi parpol yang mengabaikan tugasnya di pemerintahan demi mengurus parpolnya. Seolah tugas negara yang berkaitan dengan rakyat lebih penting dari persoalan parpol yang sebenarnya hanya untuk kepentingan segelintir orang. Bahkan tidak tanggung-tanggung, mereka ada yang mengundurkan diri dari kursi jabatannya di parlemen demi fokus mengurusi partainya yang sedang bermasalah. Mereka telah mengkhianati tim sukses dan pemilih yang dulu bekerja keras menyukseskan dirinya dalam Pemilu. Sementara sekarang, karena alasan partai sedang bermasalah, jabatan penting di parlemen yang menentukan kesejahteraan rakyat mereka tinggalkan.
  
Kepergian petinggi parpol dari jabatan penting di parlemen tentu untuk memenangkan Pemilu 2014 besok. Mereka ingin fokus bekerja pada suksesi Pemilu ataupun Pilpres, sehingga nanti memperoleh jabatan yang lebih tinggi. Dalam dunia politik hal ini dianggap wajar. Karena tahun 2013 ini sangat menentukan kesuksesan parpol. Keberhasilan meraup simpati rakyat pada tahun ini menjadi cahaya benderang bagi kemenangan di Pemilu 2014. Namun yang sangat disayangkan banyak tindakan kurang wajar yang dilakukan oleh mereka. Mulai saling menjelekkan antarparpol, saling tuduh korupsi, dan bahkan meninggalkan tugas di pemerintahan demi kesuskesan parpol pada Pemilu 2014. Tindakan seperti ini semakin memperjelas bahwa tujuan parpol sebenarnya bukan untuk menyejahterakan rakyat, tetapi hanya untuk meraih kekuasaan. 
  
Kekuasaan memang menjadi orientasi utama para petinggi partpol, sehingga tindakan yang mereka lakukan bukan lagi upaya penyejahteraan rakyat. Rakyat selalu menjadi korban kepentingan politik mereka. Rakyat hanya disuguhi janji-janji saat Pemilu. Tetapi setelah terpilih mereka melupakan janjinya. Jika kita mengingat kembali dahulu menjelang Pemilu 2009, banyak sekali parpol-parpol yang menjanjikan kesejahteraan rakyat, tetapi sekarang mereka lupa semua janji itu. Bahkan parpol yang saat ini berkuasa, dahulu menjanjikan akan memberantas korupsi, namun sekarang menjadi lumbung korupsi. Begitulah wajah politik kita. Semua serba kekuasaan dan uang. Rakyat selalu menjadi korban kepentingan politik.

Sinergisitas
  
Mengingat problem kebangsaan yang kian akut, sementara petinggi parpol sibuk dengan urusan parpolnya. Kita tentu sangat prihatin. Karena sebenarnya parpol hanya berorientasi pada kekuasaan. Pernyataan ataupun visi misi parpol tentang kesejahteraan rakyat itu hanya bahasa politis saja untuk mengelabuhi rakyat. Pada kenyataannya, parpol hanya ingin meraup kekuasaan, lalu melanggengkan kekuasaan yang dimilikinya. Karut-marutnya persoalan kebangsaan yang terjadi sekarang ini, menjadi penanda jika parpol kurang peduli pada penyelesaiannya, mereka sibuk dengan persoalan parpolnya sendiri. Bahkan mengabaikan tugas di pemerintahan, demi mengurusi parpolnya.
  
Kita merasa sangat sulit sekali menyelesaikan beragam persoalan kebangsaan yang ada saat ini. Kian hari bukan semakin membaik, malah semakin terpuruk. Sementara kepedulian pemerintah atau parpol kurang maksimal. Tentu harapan besar kita mengarah pada ormas-ormas yang selama ini telah banyak memberikan kontribusi besar bagi bangsa Indonesia. Ormas-ormas yang kita miliki sangat banyak sekali, salah satunya yang sangat besar adalah NU dan Muhammadiyah. Dua ormas ini sejak prakemerdekaan telah banyak memberikan kontribusi besar bagi bangsa Indonesia. Bahkan hingga saat ini kedua organisasi itu terus berupaya besar bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
  
Di tengah problem kebangsaan yang kian akut, sementara para petinggi partai semakin gaduh memperebutkan kursi kekuasaan. Kita tentu sangat berharap pada petinggi-petinggi organisasi masyarakat (Ormas). Para petinggi ormas-ormas yang ada di Indonesia sudah mestinya turut andil menyelesaikan kegaduhan parpol yang terjadi sekarang ini. Tahun 2013 ini akan menjadi tahun terpanas menjelang Pemilu 2014. Jika dibiarkan parpol terus gaduh tanpa arah yang jelas. Bahkan saling fitnah demi meraih simpati rakyat. Tentu yang menjadi korban akhir adalah rakyat. Maka kehadiran pemimpin ataupun petinggi ormas sangat diharapkan untuk menyelesaikan kegaduhan parpol yang terjadi saat ini.
  
Bagaimanapun, ormas bertanggung jawab besar terhadap kesejahteraan bangsa Indonesia. Apalagi selama ini banyak sekali kontribusi besar yang mereka berikan. Karena itu, sekarang saatnya pemimpin dan petinggi ormas lainnya memainkan perannya untuk mendamaikan kegaduhan parpol yang ada. Agar kekacauan yang dihadapi bangsa Indonesia tidak semakin parah.
  
Ikut andilnya ormas dalam menyelesaikan persoalan politik yang terjadi selama ini bukan dimaksudkan sebagai turut sertanya ormas dalam persoalan politik. Ormas hanya bertugas menyelesaikan kegaduhan poltik, dan meluruskan ambisi kekuasaan yang tidak prorakyat. Selebihnya, ormas tetap harus independen dan jauh dari kepentingan politik. Karena jika ormas sudah masuk dalam lorong gelap politik praktis, maka ancaman kehancuran bangsa Indonesia semakin nyata. Ormas hanya bertugas sebagai pengawas tindakan parpol, agar bila terjadi penyimpangan ada yang meluruskan. Sebab itu, sangat dibutuhkan sinergitas parpol dan ormas, sebagi pengarah yang menuntun parpol ke arah yang benar dan prorakyat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar