Sabtu, 13 Oktober 2012

Pemberdayaan “Ban Serep”


Pemberdayaan “Ban Serep”
Suharno ;  Akuntan, Dosen Prodi Akuntansi dan Magister Manajemen (MM) Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta
SUARA MERDEKA, 12 Oktober 2012



Kemenangan Jokowi meraih kursi DKI-1 masih menjadi pembicaraan hangat di mana-mana. Namun tak semuanya memberikan pujian karena tidak sedikit pula yang meragukan kemampuannya membenahi Jakarta. Kata mereka, ’’ini Jakarta, Bung, sangat berbeda dari Solo’’. Bahkan ada tokoh nasional apriori menganggap yang dilakukan Jokoi selama ini hanya sekadar pencitraan. 

Kita bisa memahami ekspektasi yang tinggi itu. Realitasnya, warga DKI sangat berharap Joko Widodo bisa mengurai kompleksitas problem Ibu Kota, dari banjir, kemacetan lalu lintas, kebersihan (sampah), perumahan, pengangguran, pendidikan, kesehatan, dan masih banyak lagi. Saya optimistis lewat kerja keras, kerja cerdas, dan mau berbagi dengan Wagub  Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, dia bisa mengantarkan Jakarta menjadi lebih manusiawi dan bermartabat. 

Tatkala memimpin Kota Solo, Jokowi benar-benar memberdayakan Wakil Wali Kota FX Hadi Rudyatmo (kini wali kota terpilih), tak hanya memfungsikan sebagai ’’ban serep’’, semisal sekadar ditugasi meresmikan kantor cabang sebuah bank atau kegiatan yang lebih bersifat seremoni. Dia mendelegasikan sebagian kewenangan dan memberi kepercayaan kepada Rudy.  

Menurut pengamatan saya, Jokowi bukan hanya konseptor cerdas melainkan juga eksekutor andal. Resepnya pun amat sederhana, yaitu memasarkan Solo dengan fokus pada segi tiga marketing: poduk, merek, dan pelanggan. Ia menciptakan produk bagus dan berkualitas, mengimplementasikan dengan membangun sarana dan prasarana kota. Ia merevitalisasi pasar tradisional, memperindah kantor pelayanan publik. Ia juga mempercantik taman kota, obsesinya membangun kota dalam kebun. 

Tahapan kedua adalah membangun brand agar Solo makin kuncara. Ia menggelar dan memfasilitasi sejumlah kegiatan seni, budaya, dan ekonomi dari tingkat nasional sampai internasional. Tahapan ketiga menyangkut customer. Dia menggiatkan  kinerja yang berfokus pada peningkatan pelayanan masyarakat.
Jokowi manajer dan pemimpin andal. Konsep manajemen yang paling sederhana mengajarkan bagaimana kita bisa mencapai tujuan melalui orang lain. Artinya, kita harus mendelegasikan sebagian wewenang kepada orang lain. Mendelegasikan berarti menaruh kepercayaan. Ini yang sulit dijabarkan dalam praktik tapi dia menerapkannya secara tepat.

Mendelegasikan Kewenangan

Jokowi menempatkan peran Wawali secara proporsional; mendelegasikan dan memberikan kepercayaan kepada SKPD melaksanakan program dan kegiatan. Saya ingat kejadian tahun 2007. Saat itu Perusda BPR Bank Pasar Surakarta, yang sekarang berganti nama PD BPR Bank Solo, membutuhkan dirut. 
Sebagai kepala daerah, Jokowi memiliki hak penuh menentukan orangnya. Namun itu tidak dilakukan. Saya selaku ketua dewan pengawas diminta membentuk tim independen dari akademisi. Tanpa intervensi dari siapa pun, tim melakukan tahapan perekrutan secara transparan, dari memasang iklan, menyelenggarakan tes tertulis, uji psikologi, wawancara, dan tes kesehatan.

Dari ratusan pendaftar akhirnya terjaring 10 besar. Mereka diminta mempresentasikan konsep di hadapan tim independen, dewan pengawas, dan wali kota. Usai sesi presentasi, Jokowi memberi kesempatan semua penguji memberikan penilaian dan komentar. Setelah semuanya memberi penilaian, ia baru angkat bicara. Ia mengambil secarik kertas dari atas meja, dan memperlihatkan salah satu sisi ke hadapan tim penguji. Semua yang hadir terkesima karena nama yang dia tulis di kertas itu sama dengan nama yang diputuskan oleh tim penguji. Pemimpin yang baik adalah sosok yang mampu menularkan kemampuan kepada stafnya. Dalam konteks itu, ia menularkan antara lain kejernihan penilaian, dan kekonsistenan mendelegasikan sebagian kewenangan, dalam hal memilih dirut perusda.

Melihat rekam jejaknya, Jokowi bukan tipe one man show sehingga saya memiliki keyakinan, dia bersama Ahok mampu mengurai problem pokok Ibu Kota yang selama ini dikeluhkan warga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar