Jumat, 26 Oktober 2012

Kurban dan Ekonomi Umat


Kurban dan Ekonomi Umat
Mustafa Kamal Rokan ; Pengurus Pusat Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI),
Dosen Fakultas Syariah IAIN Medan 
REPUBLIKA, 25 Oktober 2012



Selama ini, institusi ibadah yang dianggap paling me- nonjol terkait dengan ekonomi biasanya hanya dikaitkan dengan zakat, infak, dan sedekah serta wakaf (ziswaf). Ziswaf telah berkembang dalam berbagai bentuk instrumen ekonomi. Bahkan, instrumen wakaf, saat ini berkembang dalam bentuk yang lebih berdaya dengan istilah wakaf uang atau tunai, demikian juga dengan zakat dengan sistem perdayaan yang lebih masif di masyarakat. 

Berbeda dengan ibadah penyembelihan hewan kurban, dianggap sebagai ibadah yang difokuskan pada dimensi sosial ketimbang ekonomi. Dalam kebiasaan kita, hewan kurban disembelih pada Hari Tasyriq, lalu dimakan bersama keluarga dan sebagian diberikan kepada masyarakat lainnya.
Kondisi ini tidak terlepas dari pemahaman kita secara umum bahwa penyembelihan hewan kurban hanya sebagai rutinitas tahunan untuk `makan daging bersama'. Apalagi, jika dilihat dari perintah pendistribusian hewan kurban menurut hukum Islam tidaklah seketat distribusi pada ibadah zakat. 

Pemahaman seperti ini tidaklah salah, namun alangkah lebih baik jika ibadah penyembelihan ini dimaksimalkan dengan tidak hanya betumpu pada sisi sosial an sich, namun juga sisi pemberdayaan ekonomi umat. Menggerakkan ekonomi Ibadah kurban dapat menjadi salah satu potensi ekonomi umat dapat dilihat dari beberapa faktor. Pertama, ibadah ini adalah ibadah yang dilaksanakan setiap tahun, bukan sekali-sekali. Kedua, potensi umat Islam yang sangat besar jumlahnya. Jumlah umat Islam Indonesia mempunyai potensi yang luar biasa jika dikoordinir secara baik. Apalagi, ibadah kurban tidak hanya disunahkan bagi orang yang sudah dewasa, tetapi juga bagi anak kecil. 

Ketiga, faktor yang tak kalah penting dilihat adalah potensi ibadah kurban yang secara langsung melibatkan peternak sapi ataupun kambing. Jika Idul Adha tiba, para peternak sapi dan kambing akan mendapatkan pesanan yang sangat banyak. Potensi ini sangat luar biasa untuk pemberdayaan umat yang berprofesi sebagai peternak dan yang berkaitan dengan profesi tersebut. 

Melihat potensi kurban yang begitu besar, untuk memaksimalkan potensi itu dapat dilakukan beberapa hal sebagai berikut. Pertama, sosialisasi ibadah kurban secara lebih massif kepada umat. Para dai dan pemimpin agama dapat memaksimalkan dakwah ibadah kurban kepada umat Islam yang setara dengan sosialisasi zakat. Sosialisasi akan berdampak pada tingkat kesadaran umat untuk berkurban. 

Saat ini potensi yang bisa diberdayakan belumlah maksimal. Beberapa faktor yang sangat memengaruhi kesadaran ini, antara lain, adalah masih terdapat pemahaman bahwa ibadah kurban hanya sekali seumur hidup. Padahal, ibadah kurban dianjurkan setiap tahun dan bagi setiap individu. 

Selain itu bahwa distribusi kurban juga bukan hanya ditujukan kepada orang yang miskin namun juga bagi semua orang mendapatkannya dengan merata. Berbeda dengan zakat, selain sosialisasinya lebih massif, zakat dapat dikeluarkan menurut harta yang telah memenuhi haul dan nisab, juga adanya distribusinya kepada ashnaf tertentu.

Kedua, memaksimalkan fasilitas yang terkait dengan kurban, baik fasi- litas pembayaran hewan kurban maupun fasilitas distribusi daging hewan kurban.
Tak dapat disangkal bahwa fasilitas terkait dengan ibadah kurban masih sangat terbatas. Orang yang ingin melaksanakan ibadah kurban harus menyiapkan dana secara sekaligus menjelang bulan Dzulhijjah. Kalaupun ada fasilitas yang bersifat cicilan hanya dilakukan oleh masjid atau tempat perkumpulan/lembaga yang masih sangat terbatas.

Jika mengharapkan peran masjid, hal ini tergantung pada sistem manajemen masjid di tempat masing-masing yang mayoritas masih sangat memprihatinkan, terutama di desa dan daerah terpencil. Berbeda dengan zakat yang mempunyai fasilitas yang lebih lengkap.

Oleh sebab itu, sudah saatnya dibentuk sebuah badan tersendiri apakah di bawah pemerintah maupun swasta secara profesional untuk mengordinasi dan menyiapkan fasilitas kurban. Badan atau lembaga ini juga dapat disebar ke daerah-daerah melalui kerja sama dengan berbagai pihak seperti layanan bank syariah dan lembaga sosial lainnya. 

Badan ini sangat penting mengingat dua hal yakni penyiapan fasilitas pembayaran dan fasilitas pendistribusian. Menyangkut persiapan fasilitas pembayaran kurban secara lebih terkordinasi, maka badan ini dapat melakukan sosialisasi dan sistem kontrol kepada Badan Kenaziran Masjid (BKM) dan juga memanfaatkan lembaga keuangan seperti bank secara lebih profesional.
Lebih dari itu, badan ini bertugas untuk melakukan distribusi daging kurban secara merata. Persoalan distribusi daging hewan kurban masih menjadi masalah besar saat ini. Namun, usaha melakukan pemerataan telah mulai dilakukan oleh lembaga-lembaga masyarakat seperti PKPU, Dompet Dhuafa, Darul Quran, dan juga lembaga di bawah ormas Islam lainnya. Upaya lembaga masyarakat tersebut sangat patut disyukuri, tetapi masih jauh dari garis idealnya sebab hanya terdapat di kota-kota besar. 

Untuk itu, dengan badan yang profesional dan sistem manajemen yang interconnected maka penyembelihan hewan kurban dapat berjalan secara lebih massif sekaligus dapat melibatkan peternak yang berada di pelosok daerah.
Ekonomi peternak sapi dan kambing yang berada di daerah pedalaman juga dapat ikut menggeliat. Tentu, efek dari menggeliatnya ekonomi peternak yang ada di dareah akan berdampak besar bagi kehidupan ekonomi di sekitarnya.
Potensi ekonomi ibadah kurban akan lebih berdaya jika daging hewan kurban dapat diolah dengan kemasan yang baik, seperti yang dilakukan Rumah Zakat Indonesia (RZI). Tentunya upaya seperti ini membutuhkan profesionalitas yang tinggi dan diharapkan dapat menyentuh seluruh pelosok negeri. 

Lembaga yang profesional diharapkan mampu melakukan koordinasi yang baik kepada seluruh masjid dan kelompok sosial masyarakat, baik dalam hal fasilitas pembayaran dan pendaftaran serta sistem distribusi hewan kurban. Sehingga, sentuhan hewan kurban akan lebih merata dapat dirasakan umat dan perekonomian umat juga akan semakin menggeliat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar