Bangga Melayani
Jemaah Indonesia
( Wawancara )
Yusuf Ahmad Qiwalah ; Kepala Muasasah Adilla'
Madinah, Arab Saudi
|
SUARA
KARYA, 27 Oktober 2012
Pada musim haji 1433 H/2012
M ini, Indonesia mengirim 211 ribu jemaah, yang terdiri atas 194 ribu reguler
dan 17 ribu penyelenggara ibadah haji khusus (PIHK) atau ongkos naik haji
(ONH) plus. Meski tahun ini tak mendampat kuota tambahan, delegasi RI merupakan
terbesar di dunia.
Karena itu, sebagai Pelayan
Dua Kota Suci Mekah dan Madinah (Khadim Al-Haramayn Al-Syarifayn), Kerajaan
Arab Saudi melalui muasasah (perwakilan pemerintah yang mengurusi haji) terus
meningkatkan servis di berbagai bidang, seperti kesehatan, katering, transportasi,
pemondokan, infrastruktur, tempat ibadah, dan sebagainya.
Hal itu antara lain,
terlihat saat Muasasah Adilla' memberikan penghormatan khusus ketika
menyambut kloter pertama dari Embarkasi Pondok Gede, Jakarta (JKG), di
Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah, Arab
Saudi, Jumat (21/9) lalu. Mereka menggelar acara formal yang dihadiri para
pejabat setempat, berikut sambutan-sambutan selamat datang.
Dalam kesempatan itu,
Pemerintah Indonesia diwakili Konsul Jenderal RI (KJRI) Jedah Zakaria Anshar,
Kepala Misi Haji Indonesia Daerah Kerja (Daker) Madinah Akhmad Jauhari, dan
perwakilan Teknis Urusan Haji (TUH) Kementerian Agama Mukholih Jimun.
Muasasah juga membagikan kurma, menyematkan dan menaburkan bunga kepada para
jemaah Indonesia.
Untuk mengetahui lebih jauh
bagaimana optimalisasi pelayanan jemaah dan respon Arab Saudi terhadap calon
haji Republik Indonesia, berikut petikan wawancara wartawan Harian Umum Suara Karya Yudhiarma dengan
Kepala Muasasah Adilla' Madinah, Arab Saudi, Yusuf Ahmad Qiwalah, di Madinah, Arab Saudi, baru-baru ini.
Tahun ini, Indonesia
mengirim 211 ribu calon jemaah haji (calhaj), tanggapan Anda?
Dari sekitar 300 ribu
calhaj Asia Tenggara yang akan menunaikan ibadah haji pada 1433 H atau 2012
M, 85 persen di antaranya berasal dari Indonesia. Kami senang, bahagia, dan
bangga melayani para tamu Allah ini. Karena itu, sejak awal, muasasah dan
seluruh badan yang menangani pelayanan jemaah haji di Arab Saudi telah siap
menerima kedatangan mereka.
Apakah ada kendala berarti?
Tak ditemukan hambatan yang
sulit dalam melayani jemaah haji Indonesia. Karena, kami sudah sangat
memahami keinginan-keinginan mereka. Sekali lagi, kami katakan, menghadapi
jemaah haji Indonesia, tak ada yang sulit, bahkan kami sangat gembira
melayaninya.
Kami sudah berpuluh-puluh
tahun melayani jemaah haji asal Indonesia. Kami sudah tahu keinginan atau
keperluan yang harus diberikan kepada jemaah haji negara yang berpenduduk
mayoritas muslim itu. Muasasah sudah terbiasa memberikan pelayanan kepada
negara lain, terutama yang rutin memberangkatkan jemaahnya seperti Indonesia.
Artinya, keberadaan jemaah asal Indonesia, tidak pernah menimbulkan masalah
berarti.
Terkait karakter jemaah
yang berbeda-beda, menurut Anda?
Muassasah juga tidak pernah
membedakan pelayanan terhadap jemaah dari berbagai negara. Setiap negara
memang memiliki karakter dan keinginan berbeda, dan Alhamdulillah, semua bisa
kami layani dengan baik.
Kami selalu gembira bisa
melayani jemaah haji Indonesia, yang jumlahnya cukup banyak. Jadi, kami
bekerja keras agar semua calon haji bisa menjalankan ibadahnya dengan baik
seperti apa yang diharapkan.
Apa yang dilakukan untuk
meningkatkan pelayanan jemaah, khususnya Indonesia?
Setiap tahun, pemerintah
kami selalu berupaya meningkatkan pelayanan. Untuk jemaah RI, ada kerja sama
yang sangat erat antara Pemerintah Kerajaan Arab Saudi dengan Pemerintah
Indonesia.
Seperti pelayanan imigrasi,
kami memberikan pelayanan khusus kepada jemaah haji di bandara, sehingga
berlangsung tertib, aman, dan lancar. Di setiap gerbang (gate), banyak
petugas dan aparat keamanan bersiaga dan siap melayani jemaah.
Selain itu?
Ya, mulai tahun ini,
Pemerintah Kerajaan Arab Saudi juga menambah fasilitas untuk jemaah berupa
pembangunan aula (hall) berkapasitas sekitar 2.000 orang, baik di Bandara
King Abdul Azis Jedah, maupun Bandara AMAA, Madinah.
Selama ini, jemaah dari
berbagai negara yang tiba di bandara 'setelah membereskan urusan
keimigrasian' harus langsung menuju bus yang akan mengangkut mereka ke
pemondokan di sekitar Mesjid Nabawi, Madinah. Sekarang, dengan aula itu, para
jemaah bisa sejenak melepas lelah dan memeriksa barang-barang bawaan sebelum
melanjutkan perjalanan.
Soal disiplin dan
ketertiban jemaah Indonesia, bagaimana menurut Anda?
Menurut kami, jemaah haji
Indonesia adalah delegasi yang tertib dan berakhlak baik. Jemaah RI banyak
yang tahu dan sangat memahami soal ajaran agama.
Hal positif lainnya
adalah, mereka tak suka bertikai dengan sesama, dan juga tak suka membuat
onar di Tanah Suci. Jadi, kami sangat bahagia dan bangga melayani jemaah
Indonesia. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar