Minggu, 28 Oktober 2012

Bangga Melayani Jemaah Indonesia


Bangga Melayani Jemaah Indonesia
( Wawancara )
Yusuf Ahmad Qiwalah ; Kepala Muasasah Adilla' Madinah, Arab Saudi
SUARA KARYA, 27 Oktober 2012
  

Pada musim haji 1433 H/2012 M ini, Indonesia mengirim 211 ribu jemaah, yang terdiri atas 194 ribu reguler dan 17 ribu penyelenggara ibadah haji khusus (PIHK) atau ongkos naik haji (ONH) plus. Meski tahun ini tak mendampat kuota tambahan, delegasi RI merupakan terbesar di dunia.
Karena itu, sebagai Pelayan Dua Kota Suci Mekah dan Madinah (Khadim Al-Haramayn Al-Syarifayn), Kerajaan Arab Saudi melalui muasasah (perwakilan pemerintah yang mengurusi haji) terus meningkatkan servis di berbagai bidang, seperti kesehatan, katering, transportasi, pemondokan, infrastruktur, tempat ibadah, dan sebagainya.
Hal itu antara lain, terlihat saat Muasasah Adilla' memberikan penghormatan khusus ketika menyambut kloter pertama dari Embarkasi Pondok Gede, Jakarta (JKG), di Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah, Arab Saudi, Jumat (21/9) lalu. Mereka menggelar acara formal yang dihadiri para pejabat setempat, berikut sambutan-sambutan selamat datang.
Dalam kesempatan itu, Pemerintah Indonesia diwakili Konsul Jenderal RI (KJRI) Jedah Zakaria Anshar, Kepala Misi Haji Indonesia Daerah Kerja (Daker) Madinah Akhmad Jauhari, dan perwakilan Teknis Urusan Haji (TUH) Kementerian Agama Mukholih Jimun. Muasasah juga membagikan kurma, menyematkan dan menaburkan bunga kepada para jemaah Indonesia.
Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana optimalisasi pelayanan jemaah dan respon Arab Saudi terhadap calon haji Republik Indonesia, berikut petikan wawancara wartawan Harian Umum Suara Karya Yudhiarma dengan Kepala Muasasah Adilla' Madinah, Arab Saudi, Yusuf Ahmad Qiwalah, di Madinah, Arab Saudi, baru-baru ini.
Tahun ini, Indonesia mengirim 211 ribu calon jemaah haji (calhaj), tanggapan Anda?
Dari sekitar 300 ribu calhaj Asia Tenggara yang akan menunaikan ibadah haji pada 1433 H atau 2012 M, 85 persen di antaranya berasal dari Indonesia. Kami senang, bahagia, dan bangga melayani para tamu Allah ini. Karena itu, sejak awal, muasasah dan seluruh badan yang menangani pelayanan jemaah haji di Arab Saudi telah siap menerima kedatangan mereka.
Apakah ada kendala berarti?
Tak ditemukan hambatan yang sulit dalam melayani jemaah haji Indonesia. Karena, kami sudah sangat memahami keinginan-keinginan mereka. Sekali lagi, kami katakan, menghadapi jemaah haji Indonesia, tak ada yang sulit, bahkan kami sangat gembira melayaninya.
Kami sudah berpuluh-puluh tahun melayani jemaah haji asal Indonesia. Kami sudah tahu keinginan atau keperluan yang harus diberikan kepada jemaah haji negara yang berpenduduk mayoritas muslim itu. Muasasah sudah terbiasa memberikan pelayanan kepada negara lain, terutama yang rutin memberangkatkan jemaahnya seperti Indonesia. Artinya, keberadaan jemaah asal Indonesia, tidak pernah menimbulkan masalah berarti.
Terkait karakter jemaah yang berbeda-beda, menurut Anda?
Muassasah juga tidak pernah membedakan pelayanan terhadap jemaah dari berbagai negara. Setiap negara memang memiliki karakter dan keinginan berbeda, dan Alhamdulillah, semua bisa kami layani dengan baik.
Kami selalu gembira bisa melayani jemaah haji Indonesia, yang jumlahnya cukup banyak. Jadi, kami bekerja keras agar semua calon haji bisa menjalankan ibadahnya dengan baik seperti apa yang diharapkan.
Apa yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan jemaah, khususnya Indonesia?
Setiap tahun, pemerintah kami selalu berupaya meningkatkan pelayanan. Untuk jemaah RI, ada kerja sama yang sangat erat antara Pemerintah Kerajaan Arab Saudi dengan Pemerintah Indonesia.
Seperti pelayanan imigrasi, kami memberikan pelayanan khusus kepada jemaah haji di bandara, sehingga berlangsung tertib, aman, dan lancar. Di setiap gerbang (gate), banyak petugas dan aparat keamanan bersiaga dan siap melayani jemaah.
Selain itu?
Ya, mulai tahun ini, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi juga menambah fasilitas untuk jemaah berupa pembangunan aula (hall) berkapasitas sekitar 2.000 orang, baik di Bandara King Abdul Azis Jedah, maupun Bandara AMAA, Madinah.
Selama ini, jemaah dari berbagai negara yang tiba di bandara 'setelah membereskan urusan keimigrasian' harus langsung menuju bus yang akan mengangkut mereka ke pemondokan di sekitar Mesjid Nabawi, Madinah. Sekarang, dengan aula itu, para jemaah bisa sejenak melepas lelah dan memeriksa barang-barang bawaan sebelum melanjutkan perjalanan.
Soal disiplin dan ketertiban jemaah Indonesia, bagaimana menurut Anda?
Menurut kami, jemaah haji Indonesia adalah delegasi yang tertib dan berakhlak baik. Jemaah RI banyak yang tahu dan sangat memahami soal ajaran agama.
Hal positif lainnya adalah, mereka tak suka bertikai dengan sesama, dan juga tak suka membuat onar di Tanah Suci. Jadi, kami sangat bahagia dan bangga melayani jemaah Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar