Jumat, 12 Juni 2015

Menjamin Mutu dan Keselamatan Pasien

Menjamin Mutu dan Keselamatan Pasien

Rochmanadji Widajat  ;  Anggota Surveyor Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS); Penulis buku Blue Ocean-Hospital Strategy; 2011
SUARA MERDEKA, 10 Juni 2015

                                                                                                                                                           
                                                                                                                                                           

SETELAH tahun 2013 lulus dengan predikat paripurna dalam survei akreditasi nasional rumah sakit versi Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) 2011, sekitar dua tahun Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dokter Kariadi Semarang terus melengkapi syarat- syarat standar akreditasi internasional RS versi Joint Commission International (JCI).

Tanggal 22-27 Februari 2015 lewat survei akreditasi internasional oleh JCI, rumah sakit itu dinyatakan lulus (accreditated) untuk kategori rumah sakit pendidikan (academic medical center hospital).

Salah satu rumah sakit yang termasuk tiga zaman di Indonesia itu, didirikan pada zaman penjajahan Belanda, tanggal 9 September 1925 dengan nama Centrale Burgelijke Ziekenrichting (CBZ). Melewati perjalanan panjang setelah kemerdekaan, sejak era 1990-an fasilitas kesehatan tersebut beberapa kali berubah status adminstrasi (sebagai RS swadana, RS perjan, dan RS BLU), serta telah terakreditasi (berdasarkan standar lama) untuk 12 dari 16 jenis pelayanan).

Krisis moneter 1997-1998 yang berdampak luas hingga 2000-an ternyata membawa hikmah dalam memacu semangat kemandirian usaha menuju RS pendidikan dan pusat rujukan, bahkan ingin mempunyai daya saing optimal memasuki era global. Memperoleh sertifikat akreditasi sebenarnya hanyalah sasaran antara untuk mencapai tujuan akhir akreditasi, yaitu mencapai derajat setinggi-tingginya mutu dan keselamatan pasien sehingga mampu melayani serta memuaskan pasien dan masyarakat.

Usai terakreditasi, sebuah rumah sakit dianggap mampu menjalankan strategi operasional tahap product leadership. Strategi agresif itu berfokus pada kemampuan berproduksi secara kontinu, optimal, dan berani tampil beda/ inovatif, serta bisa menjadi market leader menuju realisasi visi bersama rumah sakit Indonesia kelas dunia (RSIKD).

Keselamatan Pasien

Standar dan kriteria itu menyebutkan antara lain rumah sakit tersebut harus tangguh dan mampu bersaing melayani dan dipercaya oleh pasien domestik dan internasional. Selain itu, mempunyai akses pelayanan cepat, mengutamakan safety and minimum medical error, namun dalam suasana kebersamaan dan ramah-tamah jauh dari unsur seram, sesuai dengan budaya Indonesia (Permenkes Nomor 659 Tahun 2009, citedWidajat R; 2011).

Disebutkan pula bahwa rumah sakit Indonesia kelas dunia antara lain harus konsisten dalam menjamin mutu dan keselamatan. Cara pandang organisasi rumah sakit yang berbudaya baru tersebut harus bisa menyadarkan pegawainya tak hanya berbasis kompetensi ilmu dan keterampilan individu menyembuhkan pasien. Ada tuntutan lain yang harus dipenuhi, yakni membiasakan sikap dan kemampuan bekerja sama, memberi empati dan peduli terhadap risiko dan keselamatan pasien.

Upaya itu menghasilkan kinerja pelayanan yang bermutu serta aman. Dengan budaya dan kinerja yang baik tersebut, diharapkan kepercayaan masyarakat meningkat dan sebaliknya jumlah klaim atau tuntutan pasien/ keluarga makin menurun. Kunci keberhasilan program menjamin mutu dan keselamatan pasien, terutama adalah keberhasilan membangun komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) yang efektif dan efisien.

Langkah ini menunjukkan tingkat pengakuan dan penghargaan terhadap hak asasi manusia (HAM) sebagai pelanggan, yang diseimbangkan dengan edukasi tentang kewajiban pasien ataupun pegawai yang harus diketahui. Termasuk menginformasikan tarif, usaha pelayanan promotif dan preventif rumah sakit, serta membangun komunikasi efektif guna mengurangi kesalahpahaman, dengan tujuan akhir meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.

Menghadapi era pasar bebas satu pintu dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 kesuksesan membangun komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) serta teknologi akan memberi kontribusi positif kepada Indonesia sebagai market leader berbagai produksi barang dan jasa. Termasuk produk dan jasa pelayanan rumah sakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar