Jumat, 14 Juni 2013

Jangan Menunggu Kesempatan

Jangan Menunggu Kesempatan
Billy Boen ;   CEO, PT. YOT Nusantara Director, PT. Jakarta International Management (JIM) Shareholder, Rolling Stone Café 
KORAN SINDO, 14 Juni 2013


Sir Richard Branson adalah salah satu entrepreneur sukses yang menjadi inspirasi buat saya. Betapa tidak, dia adalah founderdan CEO dari Virgin Group, sebuah grup bisnis yang memiliki sekitar 360 anak perusahaan. 

Bukan itu saja, dia adalah sosok yang sangat enjoy life. Dia pernah naik balon udara, sky diving, balap mobil, dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan “fun” lainnya. Ketika dia datang ke Indonesia beberapa tahun yang lalu dan sharing selama beberapa jam, saya kebetulan mendapatkan undangannya. 

Saya hadir bersama sekitar 200 orang lainnya yang beruntung. Ada banyak hal yang dia utarakan tentang entrepreneurship. Namun, ada satu hal yang saya ingat. Kalau banyak orang bilang bahwa kesempatan itu tidak datang dua kali, kalau Sir Richard Branson bilang bahwa kesempatan itu datang berkalikali, seperti bus. Yang harus kita lakukan adalah menyiapkan diri, dan ketika kesempatan itu datang, kita naik. Saya tidak bilang bahwa ilustrasi itu salah. 

Tapi kalau saya punya prinsip, kesempatan itu seharusnya bukan ditunggu, melainkan diciptakan. Banyak orang yang hanya menunggu kesempatan. Dan biasanya, mereka yang menunggu kesempatanlah yang pada umumnya mengeluh, “Saya masih seperti ini, karena kesempatan belum datang.” Kalau saya mendengar ada yang bilang begitu, dalam hati saya selalu bertanya, “Lah, salah sendiri kenapa cuma nunggu. Kenapa ngga nyiptain kesempatan saja?”
Pertanyaan yang sering kali saya dapatkan di berbagai workshop di perusahaan-perusahaan maupun seminar di kampus-kampus adalah: “Mas Billy, gimana caranya menciptakan kesempatan?” Saya bukan orang yang jago untuk berteori, jadi untuk menjawab pertanyaan seperti ini, saya hanya bisa share apa yang saya yakini dan telah saya lakukan. Pertama, miliki banyak teman. Kenapa? 

Karena semakin banyak teman yang kita miliki, semakin banyak pula kesempatan yang “datang”. Begini ilustrasinya.. suatu hari Anda mendapat telepon dari seorang teman yang mengajak Anda untuk berbisnis. Nah, ini biasanya yang diidentikkan dengan kesempatan yang datang. Menurut saya, kalau kita mau telaah lebih dalam, sebenarnya Anda yang telah menciptakan kesempatan itu sebelum kesempatan itu “datang”. 

Dengan berteman dengan teman yang mengajak Anda berbisnis itulah, saat di mana Anda sesungguhnya menciptakan kesempatan tersebut. Bingung? Coba bayangkan, kenapa ajakan berbisnis itu datangnya ke Anda, dan bukan ke orang lain? Ya gimana mau ngajak bisnis kalau teman Anda itu nggak kenal dengan orang tersebut? Kedua, mau peka terhadap hal-hal kecil di sekitar. 

Kata kunci selain kata “peka” adalah kata “mau”. Karena untuk peka itu bukan urusan bisa atau tidak bisa, tapi lebih kepada mau atau tidak mau. Sir Richard Branson bilang bahwa pada umumnya entrepreneur itu lahir ketika dia melihat ada yang tidak beres, dia berpikir kritis, berpikir kreatif, dan menciptakan hal yang lebih baik. Misal ketika Anda ke berlibur ke suatu daerah, dan ketika Anda makan sate, rasanya tidak enak. Lalu Anda berpikir, “Wah nihwarung sate yang satenya nggak enak aja rame. Gimana kalau saya buat warung sate yang ngetopdi dekat rumah saya ya? Pasti masyarakat sini suka.

Ketiga, semua entrepreneur adalah orang yang bukan saja berani mengambil langkah pertama, tapi juga kreatif. Percuma kalau cuma peka dan kritis tapi nggak kreatif. Apakah Anda sekarang seorang pekerja kantoran atau seorang entrepreneur, kreativitas sangatlah dibutuhkan. Untuk apa? Kreativitas itu adalah cara termanjur untuk memecahkan suatu masalah. Ada istilah di dunia bisnis: “take it to the next level” yang artinya, untuk mengembangkan bisnisnya lebih besar lagi. 

Nah, sering kali, kreativitaslah yang bisa membuat hal ini menjadi kenyataan. Ketika saya memimpin Oakley Indonesia, saya pernah mendapatkan proyek sebesar puluhan miliar rupiah. Bukan karena saya kenal dengan si pengambil keputusan. Di sebuah siang bolong, tahu-tahu saya terima telepon dari seorang teman yang bilang temannya mau beli kacamata Oakley dalam jumlah besar. 

Kesempatan datang, atau saya telah ciptakan kesempatan itu dari jauh sebelum telepon genggam saya berdering? *** JIM Executive adalah salah satu unit bisnis yang bernaung di bawah PT. Jakarta International Management (JIM) milik saya dan Rudhy Buntaram, salah seorang pemilik Optik Seis. JIM Executive adalah unit bisnis yang khusus meng-handle para pembicara profesional. Unit bisnis ini lahir setahun yang lalu, ketika saya mulai mendapatkan banyak tawaran menjadi pembicara. 

Kala itu semua orang langsung menghubungi saya, dan saya sejujurnya, tidak enak ketika harus ngomongin fee. Saya bukan mencari uang dari menjadi pembicara profesional, saya seorang entrepreneur. Dan, ketika saya tahu bahwa di Indonesia butuh banyak pembicara, saya ingin mereka yang membutuhkan pembicara, mendapatkan pembicara-pembicara yang memang sudah punya proven track records, alias sudah membuktikan dirinya. 

Bukan yang hanya sekadar cuap-cuap. Hal ketiga yang ada di benak saya adalah, saya kenal ratusan CEO dan pengusaha muda Indonesia, saya mau mereka setidaknya mulai meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk berbagi, apakah di perusahaanperusahaan dan di kampuskampus. Kalau selama ini perusahaan dan kampus sulit untuk mencari pembicara, saya ingin untuk membuat sebuah wadah, jadi kalau ada yang butuh pembicara, mereka tinggal ke satu portal: www.jimexecutive.com, dan mereka tinggal pilih siapa yang mau mereka ajak untuk sharingdi tempat mereka. 

Unit bisnis yang sekarang genap berumur satu tahun sudah meng-handle puluhan pembicara profesional, mulai dari Ben Handradjasa, Presiden Direktur Adidas Indonesia, hingga Bapak Mardi Wu, Presiden Direktur Nutrifood Indonesia. Ini semua terbentuk karena apa? Karena kepekaan saya yang didasari oleh pemikiranpemikiran sederhana kan? Kalau Anda masih berpikir bahwa Anda bukanlah orang yang peka dan kreatif, nggak apa-apa. 

Untuk menjadi orang yang peka dan kreatif itu bisa dilatih, yang penting mau dulu. Memang butuh waktu untuk membiasakan berpikir kritis dan kreatif. Nah, yang nggak perlu waktu panjang adalah untuk mulai dari hari ini coba untuk punya teman sebanyakbanyaknya. Percaya deh, semakin banyak teman yang Anda miliki, semakin banyak pula kesempatan yang akan “datang”; atau yang lebih tepatnya.. semakin banyak pula kesempatan yang bisa Anda ciptakan. 

Kalau bisa menciptakan kesempatan, kenapamestinunggu kesempatan? Ibaratnya kalau di depan Anda ada sebuah pintu (kesempatan), kenapa Anda harus berdiri di depan pintu tersebut berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu, atau bertahun- tahun, kalau Anda bisa membuka pintu tersebut? See you ON TOP! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar