|
SUARA
KARYA, 25 Juni 2013
Dewasa ini tindak kejahatan cenderung meningkat. Aksi-aksi
brutal menjadi-jadi dan kian marak di tengah masyarakat. Berbagai bentuk
kejahatan yang semakin memprihatinkan itu baik perampokan dengan menggunakan
senjata, kejahatan berupa pembunuhan dengan cara dimutilasi, sodomi,
pemerkosaan, bahkan sampai menghamili anak kandung sendiri menyayat nurani
peradaban.
Kejadian semacam ini tentunya bukanlah masalah ringan dan
biasa, tetapi sudah luar biasa. Diperlukan penanganan super serius dari pihak
berwenang di samping tentunya bantuan masyarakat. Partisipasi semua pihak akan
sangat membantu penanganan tindak kejahatan yang sering terjadi saat ini.
Tindak kejahatan yang sering terjadi khususnya di perkotaan
adalah salah satu dampak dari kompleksitas permasalahan yang sebenarnya sangat
beragam di tengah kehidupan masyarakat. Banyaknya persolan yang dihadapi oleh
masyarakat dan tidak bisa menemukan solusi untuk kenyamanan bersama sehingga
mengakibatkan persoalan itu berakhir dengan landasan emosi (amarah) dan nafsu
belaka. Bahkan, jalan pintas yang dianggap sebagai penyelesaian amarah itu
menghabisi pihak yang dianggap sebagai penghalang meskipun harus membunuh, dan
sejenisnya. Tindak yang malah bertolakbelakang dari upaya penyelesaian
persoalan dan akhirnya sebagai tindak yang tidak wajar.
Kejahatan-kejahatan itu mempunyai motif beragam dan tujuan
yang beragam pula. Mulai dari keinginan untuk menguasai harta (ekonomi),
kecemburuan, sampai pada hanya pelampiasan nafsu birahi belaka. Persoalan
tersebut tentunya tidak bisa diselesaikan dengan satu solusi.
Persoalan tindak kejahatan memang menjadi momok yang
menakutkan dikalangan masyarakat. Harapan besar dari semua pihak tentunya
masalah kejahatan segera dihentikan dan dapat "diakhiri". Karena
kejahatan akan mengganggu ketenangan dalam kehidupan bermasyarakat, peningkatan
keamanan harus benar-benar berjalan agar tidak ada korban dikemudian hari.
Pihak keamanan yang telah dibebani tugas mulia untuk menjaga
keamanan masyarakat diminta bekerja keras sekuat tenaga untuk meminimalisir
tindak kejahatan yang semakin sering terjadi ditengah masyarakat. Pihak
keamanan kiranya perlu memaksimalkan segala upaya, agar sistem keamanan
benar-benar berjalan sesuai dengan harapan bersama.
Namun, bukan hanya pihak kemanan yang dibebani tugas ini,
semua pihak harus memberi dukungan penuh dan membantu terjalinnya keamanan
ditengah-tengah masyarakat. Terutama dikalangan masyarakat itu sendiri, antara
individu dengan individu lain harus saling menghormati dan saling memahami
antara sesama.
Secara lebih luas perhatian ekstra dari pemerintah untuk
menyokong aparat yang bertanggungjawab juga perlu ditingkatkan, seperti yang
menyangkut sarana dan prasaran yang memadai agar aparat terkait bisa berfungsi
secara maksimal. Sehingga, pada akhirnya tindak kejahat dapat diatasi.
Kebanyakan persoalan pelik dan tindak kejahatan yang terjadi
adalah diwilayah perkotaan, sekalipun tak jarang juga terjadi di pedesaan.
Argumen ini bisa dikuatkan dengan adanya persaingan pola hidup yang ketat,
persaingan mendapat pekerjaan, sikap individualistik, dan yang terpenting
adalah kurangnya interaksi antar masyarakat. Sehingga solidaritas antar sesama
berkuang malah bisa hilang. Karena, mereka mempunyai anggapan hidup hanya
selesai dengan memperkuat dan memperkaya diri sendiri dan tak perlu peduli
terhadap orang lain.
Kurangnya komunikasi antar sesama ini mengakibatkan
renggangnya hubungan sosial dan timbulnya kecemburuan sosial. Pola kehidupan
perkotaan yang individualistik ini semestinya dihindari dengan cara selalu
berinteraksi antar masyarakat, kerja bakti, dan lain sebagainya. Dengan
demikian keamanan warga akan terjamin, dan akan mengurangi tindak kejahatan
yang semestinya terjadi.
Interaksi sosial menjadi satu media bagi setiap komponen
masyarakat untuk saling dekat dan mempunyai sikap kekeluargaan yang tinggi.
Karena terbukti bahwa kehidupan masyarakat diperkotaan hanya mengenali
seseorang karena kepentingan semata, ironisnya banyak orang yang tidak kenal
dengan tetangganya sendiri yang bahkan rumahnya berdempetan. Pola semacam ini
perlu diperbaiki dengan cara sering berkomunikasi dengan warga terdekat
terutama.
Tindak kejahatan kadang bukan karena tingkat keamanannya
yang kurang dan lingkungan yang buruk. tetapi bisa lahir dari sifat keji
seseorang. Faktor ini kadang disebabkan adanya lingkungan keluarga yang tidak
harmonis, sehingga pola kekerasan itu tumbuh dan malah mengakar pada dirinya.
Jika banyak orang yang mempunyai kepribadian buruk dan
mengancam keamanan orang lain, tentunya jawaban atas masalah ini bukanlah hanya
keamanan yang terus mengusiknya. Akan tetapi, kesadaran pribadi orang tersebut
adalah yang terpenting guna mengakhiri kelakuan bejatnya tersebut. Di sini
diperlukan semacam "terapi sosial".
Ada banyak orang yang pada mulanya tidak mempunyai bakat
dalam melakukan kejahatan, akan tetapi karena mereka tergoda akhirnya melakukan
tindak kejahatan. Nah, tentunya ini sudah menyangkut kepribadian orang tersebut
terkait lingkungannya. Tantangannya adalah bagaimana ada kepedulian sehingga
sebisa mungkin menjinakkan niat buruknya tersebut.
Dalam ajaran agama manapun pastinya ada ajaran dan
hukum-hukum yang menyangkut kelakuan baik dan buruk. Bagi siapa saja yang
berkelakuan buruk akan disiksa dikemudian hari (akhirat) dan mereka yang
berkelakuan baik akan diberikan pahala.
Setiap manusia beragama dianugerahi pandangan dan keyakinan
berbuat baik terhadap sesama. Namun, nilai itu adakalanya dikalahkan oleh
nilai-nilai yang mengusik solidaritas yang seharusnya bisa dibangun bersama
atas kebersamaan yang tinggi. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar