Bank
Dunia untuk Dunia Baru
Jeffrey D. Sachs, GURU BESAR EKONOMI DAN DIREKTUR EARTH INSTITUTE PADA COLUMBIA
UNIVERSITY, PENASIHAT KHUSUS SEKRETARIS JENDERAL PBB MENGENAI MILLENNIUM
DEVELOPMENT GOALS
SUMBER : KORAN TEMPO, 5
Maret 2012
Dunia sekarang berada di persimpangan jalan.
Pilihannya adalah bersama-sama melawan kemiskinan, menipisnya sumber daya, dan
perubahan iklim, atau menghadapi perang demi perang untuk memperebutkan sumber
daya, ketidakstabilan politik, dan kerusakan lingkungan.
Bank Dunia, jika dipimpin dengan baik, bisa
memainkan peran utama menghindari ancaman-ancaman ini dan risiko yang
dibawakannya. Taruhannya musim panas ini sangat menentukan, ketika 187 negara
anggota Bank Dunia memilih presiden yang baru, menggantikan Robert Zoellick
yang masa jabatannya berakhir Juli ini.
Bank Dunia didirikan pada 1944 untuk
memajukan pembangunan ekonomi, dan sekarang boleh dikatakan hampir semua negara
menjadi anggota badan dunia ini. Misi sentral Bank Dunia adalah mengentaskan
masyarakat miskin global dan menjamin pembangunan global yang sehat dari sisi
lingkungan dan inklusif dari sisi sosial. Tercapainya tujuan ini tidak hanya
bakal meningkatkan kehidupan miliaran manusia, tapi juga mencegah konflik
kekerasan yang dipicu oleh kemiskinan, kelaparan, dan persaingan merebut
sumber-sumber daya yang langka.
Pejabat-pejabat Amerika, menurut
kebiasaannya, memandang Bank Dunia sebagai perpanjangan kebijakan luar negeri
dan kepentingan komersial Amerika Serikat. Dengan letak Bank Dunia yang hanya
dua blok dari Gedung Putih di Pennsylvania Avenue, mudah bagi Amerika Serikat
untuk mendominasi lembaga ini. Sekarang banyak anggota, termasuk Brasil, Cina,
India, dan beberapa negara Afrika, telah menyuarakan dukungan bagi kepemimpinan
yang lebih kolegial dan peningkatan strategi yang membawa manfaat bagi semua.
Sejak didirikannya Bank Dunia sampai hari
ini, aturan yang tidak tertulis yang berlaku adalah bahwa pemerintah Amerikalah
yang menunjuk setiap Presiden Bank Dunia yang baru: selama ini 11 Presiden Bank
Dunia adalah orang Amerika, dan tidak satu pun di antara mereka pakar di bidang
pembangunan ekonomi yang menjadi tanggung jawab inti Bank Dunia, atau menapak
karier dalam memerangi kemiskinan atau memajukan kebersinambungan lingkungan.
Sebaliknya, Amerika Serikat menyeleksi calon-calon Presiden Bank Dunia ini dari
antara bankir-bankir Wall Street dan politikus-politikus untuk menjamin
kebijakan Bank Dunia selaras dengan kepentingan komersial dan politik AS.
Tapi kebijakan ini telah membawa akibat yang
tidak diduga oleh AS dan sangat merugikan dunia. Karena tidak adanya kepakaran
strategis pada puncak pimpinan, Bank Dunia tidak memiliki arah yang jelas.
Banyak proyek telah diarahkan kepada kepentingan korporat AS, bukan kepada
pembangunan berkesinambungan. Bank Dunia telah menyelesaikan banyak proyek
pembangunan, tapi tidak banyak menyelesaikan masalah-masalah global.
Terlalu lama sudah kepemimpinan Bank Dunia
memaksakan konsep-konsep Amerika yang sering sangat tidak sesuai bagi
negara-negara miskin dan rakyatnya yang miskin. Misalnya, Bank Dunia telah
gagal sama sekali menangani ledakan pandemi AIDS, TBC, dan malaria sekitar 1990-an,
gagal menyampaikan bantuan di tempat ia paling diperlukan untuk mengekang
ledakan penyakit-penyakit ini dan menyelamatkan jutaan nyawa manusia.
Bahkan, lebih buruk lagi, Bank Dunia
menganjurkan dikenakannya fee dan “pengembalian biaya” untuk layanan kesehatan
yang diberikan, sehingga menempatkan layanan kesehatan untuk menyelamatkan
nyawa manusia itu di luar jangkauan rakyat miskin di negara-negara
miskin--mereka yang paling membutuhkan bantuan itu. Pada 2000, dalam KTT AIDS
di Durban, saya merekomendasikan dibentuknya ”Dana Global” untuk melawan
penyakit-penyakit ini, justru dengan alasan karena Bank Dunia tidak melakukan
tugas yang semestinya dilakukannya. Dana Global melawan AIDS, TBC, dan malaria
ini berhasil dibentuk, dan sejak itu telah menyelamatkan jutaan nyawa manusia,
di mana di Afrika saja malaria sudah turun setidak-tidaknya 30 persen.
Bank Dunia juga hilang kesempatan yang
krusial untuk menolong petani-petani kecil dan memajukan pembangunan pedesaan
terpadu secara lebih merata di kalangan masyarakat pedesaan di Afrika, Asia,
dan Amerika Latin. Selama sekitar 20 tahun, dari 1985 sampai 2005, Bank Dunia
menentang digunakannya bantuan dengan target yang sudah terbukti berhasil
kepada para petani kecil agar mereka mampu meningkatkan produktivitas dan
keluar dari lembah kemiskinan. Akhir-akhir ini, Bank Dunia telah meningkatkan
bantuan bagi petani-petani kecil, namun masih lebih banyak lagi yang dapat dan
harus dilakukannya.
Tenaga-tenaga staf yang mengelola Bank Dunia
adalah orang-orang yang sangat profesional, dan akan berbuat lebih banyak jika
dibebaskan dari dominasi kepemimpinan serta pandangan sempit AS. Bank Dunia
memiliki potensi sebagai katalisator kemajuan di bidang-bidang utama yang bakal
memberi bentuk masa depan dunia. Prioritasnya harus mencakup produktivitas
pertanian, mobilisasi teknologi informasi untuk pembangunan berkesinambungan,
penerapan sistem energi rendah karbon, dan pendidikan berkualitas untuk semua
dengan lebih banyak mengandalkan bentuk-bentuk baru komunikasi bagi ratusan
juta siswa yang tidak terlayani.
Kegiatan Bank Dunia sekarang menyentuh semua
bidang ini, tapi ia justru gagal memimpin dengan efektif di bidang-bidang itu.
Kendati kemampuan staf Bank Dunia tinggi, ia tidak berada pada posisi yang
strategis atau cukup cergas untuk menjadi agen perubahan yang efektif. Membuat
Bank Dunia agar memainkan perannya dengan baik memerlukan kerja keras, yang
membutuhkan kepakaran di puncak pimpinan.
Yang paling penting, Presiden Bank Dunia yang
baru harus memiliki pengalaman profesional tangan pertama mengenai berbagai
tantangan pembangunan yang mendesak. Dunia jangan menerima status quo
yang ada sekarang ini. Seorang pemimpin Bank Dunia yang sekali lagi datang dari
Wall Street atau dari kalangan politik AS bakal memberi pukulan berat bagi
dunia yang membutuhkan solusi yang kreatif untuk menghadapi tantangan
pembangunan yang kompleks saat ini. Bank Dunia membutuhkan seorang profesional
yang teruji, yang siap menangani tantangan besar pembangunan berkesinambungan
mulai dari hari pertama. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar