Selasa, 06 Maret 2012

Bank Dunia untuk Dunia Baru


Bank Dunia untuk Dunia Baru
Jeffrey D. Sachs, GURU BESAR EKONOMI DAN DIREKTUR EARTH INSTITUTE PADA COLUMBIA UNIVERSITY, PENASIHAT KHUSUS SEKRETARIS JENDERAL PBB MENGENAI MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS
SUMBER : KORAN TEMPO, 5 Maret 2012



Dunia sekarang berada di persimpangan jalan. Pilihannya adalah bersama-sama melawan kemiskinan, menipisnya sumber daya, dan perubahan iklim, atau menghadapi perang demi perang untuk memperebutkan sumber daya, ketidakstabilan politik, dan kerusakan lingkungan.

Bank Dunia, jika dipimpin dengan baik, bisa memainkan peran utama menghindari ancaman-ancaman ini dan risiko yang dibawakannya. Taruhannya musim panas ini sangat menentukan, ketika 187 negara anggota Bank Dunia memilih presiden yang baru, menggantikan Robert Zoellick yang masa jabatannya berakhir Juli ini.

Bank Dunia didirikan pada 1944 untuk memajukan pembangunan ekonomi, dan sekarang boleh dikatakan hampir semua negara menjadi anggota badan dunia ini. Misi sentral Bank Dunia adalah mengentaskan masyarakat miskin global dan menjamin pembangunan global yang sehat dari sisi lingkungan dan inklusif dari sisi sosial. Tercapainya tujuan ini tidak hanya bakal meningkatkan kehidupan miliaran manusia, tapi juga mencegah konflik kekerasan yang dipicu oleh kemiskinan, kelaparan, dan persaingan merebut sumber-sumber daya yang langka.

Pejabat-pejabat Amerika, menurut kebiasaannya, memandang Bank Dunia sebagai perpanjangan kebijakan luar negeri dan kepentingan komersial Amerika Serikat. Dengan letak Bank Dunia yang hanya dua blok dari Gedung Putih di Pennsylvania Avenue, mudah bagi Amerika Serikat untuk mendominasi lembaga ini. Sekarang banyak anggota, termasuk Brasil, Cina, India, dan beberapa negara Afrika, telah menyuarakan dukungan bagi kepemimpinan yang lebih kolegial dan peningkatan strategi yang membawa manfaat bagi semua.

Sejak didirikannya Bank Dunia sampai hari ini, aturan yang tidak tertulis yang berlaku adalah bahwa pemerintah Amerikalah yang menunjuk setiap Presiden Bank Dunia yang baru: selama ini 11 Presiden Bank Dunia adalah orang Amerika, dan tidak satu pun di antara mereka pakar di bidang pembangunan ekonomi yang menjadi tanggung jawab inti Bank Dunia, atau menapak karier dalam memerangi kemiskinan atau memajukan kebersinambungan lingkungan. Sebaliknya, Amerika Serikat menyeleksi calon-calon Presiden Bank Dunia ini dari antara bankir-bankir Wall Street dan politikus-politikus untuk menjamin kebijakan Bank Dunia selaras dengan kepentingan komersial dan politik AS.

Tapi kebijakan ini telah membawa akibat yang tidak diduga oleh AS dan sangat merugikan dunia. Karena tidak adanya kepakaran strategis pada puncak pimpinan, Bank Dunia tidak memiliki arah yang jelas. Banyak proyek telah diarahkan kepada kepentingan korporat AS, bukan kepada pembangunan berkesinambungan. Bank Dunia telah menyelesaikan banyak proyek pembangunan, tapi tidak banyak menyelesaikan masalah-masalah global.

Terlalu lama sudah kepemimpinan Bank Dunia memaksakan konsep-konsep Amerika yang sering sangat tidak sesuai bagi negara-negara miskin dan rakyatnya yang miskin. Misalnya, Bank Dunia telah gagal sama sekali menangani ledakan pandemi AIDS, TBC, dan malaria sekitar 1990-an, gagal menyampaikan bantuan di tempat ia paling diperlukan untuk mengekang ledakan penyakit-penyakit ini dan menyelamatkan jutaan nyawa manusia.

Bahkan, lebih buruk lagi, Bank Dunia menganjurkan dikenakannya fee dan “pengembalian biaya” untuk layanan kesehatan yang diberikan, sehingga menempatkan layanan kesehatan untuk menyelamatkan nyawa manusia itu di luar jangkauan rakyat miskin di negara-negara miskin--mereka yang paling membutuhkan bantuan itu. Pada 2000, dalam KTT AIDS di Durban, saya merekomendasikan dibentuknya ”Dana Global” untuk melawan penyakit-penyakit ini, justru dengan alasan karena Bank Dunia tidak melakukan tugas yang semestinya dilakukannya. Dana Global melawan AIDS, TBC, dan malaria ini berhasil dibentuk, dan sejak itu telah menyelamatkan jutaan nyawa manusia, di mana di Afrika saja malaria sudah turun setidak-tidaknya 30 persen.

Bank Dunia juga hilang kesempatan yang krusial untuk menolong petani-petani kecil dan memajukan pembangunan pedesaan terpadu secara lebih merata di kalangan masyarakat pedesaan di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Selama sekitar 20 tahun, dari 1985 sampai 2005, Bank Dunia menentang digunakannya bantuan dengan target yang sudah terbukti berhasil kepada para petani kecil agar mereka mampu meningkatkan produktivitas dan keluar dari lembah kemiskinan. Akhir-akhir ini, Bank Dunia telah meningkatkan bantuan bagi petani-petani kecil, namun masih lebih banyak lagi yang dapat dan harus dilakukannya.

Tenaga-tenaga staf yang mengelola Bank Dunia adalah orang-orang yang sangat profesional, dan akan berbuat lebih banyak jika dibebaskan dari dominasi kepemimpinan serta pandangan sempit AS. Bank Dunia memiliki potensi sebagai katalisator kemajuan di bidang-bidang utama yang bakal memberi bentuk masa depan dunia. Prioritasnya harus mencakup produktivitas pertanian, mobilisasi teknologi informasi untuk pembangunan berkesinambungan, penerapan sistem energi rendah karbon, dan pendidikan berkualitas untuk semua dengan lebih banyak mengandalkan bentuk-bentuk baru komunikasi bagi ratusan juta siswa yang tidak terlayani.

Kegiatan Bank Dunia sekarang menyentuh semua bidang ini, tapi ia justru gagal memimpin dengan efektif di bidang-bidang itu. Kendati kemampuan staf Bank Dunia tinggi, ia tidak berada pada posisi yang strategis atau cukup cergas untuk menjadi agen perubahan yang efektif. Membuat Bank Dunia agar memainkan perannya dengan baik memerlukan kerja keras, yang membutuhkan kepakaran di puncak pimpinan.

Yang paling penting, Presiden Bank Dunia yang baru harus memiliki pengalaman profesional tangan pertama mengenai berbagai tantangan pembangunan yang mendesak. Dunia jangan menerima status quo yang ada sekarang ini. Seorang pemimpin Bank Dunia yang sekali lagi datang dari Wall Street atau dari kalangan politik AS bakal memberi pukulan berat bagi dunia yang membutuhkan solusi yang kreatif untuk menghadapi tantangan pembangunan yang kompleks saat ini. Bank Dunia membutuhkan seorang profesional yang teruji, yang siap menangani tantangan besar pembangunan berkesinambungan mulai dari hari pertama. ●

Tidak ada komentar:

Posting Komentar