Diskusi di Waroeng
Kopi :
Menilai Kualitas “Curhat (Komunikasi) Politik SBY”
Artikel Staf
Khusus Presiden, Ahmad Yani Basuki, (“Tak Ada Teka-teki”, SINDO, 20/3) telah
membuat informasi tentang gerakan “aneh-aneh”, curhat SBY, dan simpang-siur
kebijakan pemerintah yang disampaikan oleh Syamsuddin Haris (“Teka-teki
Kekhawatiran SBY”, SINDO, 20/3) nampak lebih “berimbang”, tidak lagi “pincang”.
Entah apa komentar Prof. Syamsuddin Haris seandainya ia diberi kesempatan untuk
menanggapinya.
Namun satu hal
yang perlu dicatat, jangan sekali-kali mimpi bahwa setelah membaca artikel
tersebut publik tidak akan pernah mempermasalahkan lagi “Curhat (Komunikasi)
Politik SBY”. Beda pendapat soal kualitas komunikasi politik adalah hal
biasa. Kita tentu masih ingat ketika di
luar negeri Presiden SBY mendapatkan penghargaan karena gaya komunikasi
politiknya dinilai efektif, sementara di dalam negeri pakar komunikasi UI
Effendi Gazali menilai kualitas komunikasi Presiden SBY “berlepotan”. Namun di
luar itu semua, pernyataan (gaya komunikasi politik) seorang Presiden memang terlalu
“seksi” untuk tidak ditanggapi.
Silakan berikan komentar dan tanggapannya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar