Kamis, 05 September 2013

Birokrasi yang Ramah Investasi

Birokrasi yang Ramah Investasi
Joko Suprayoga ;  PNS Pemkab Kendal,
Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Stikubank (Unisbank)
SUARA MERDEKA, 04 September 2013


"Untuk bisa menjadikan Kabupaten Kendal lebih menarik lagi bagi investor, butuh perbaikan iklim usaha."

Tanggal 28 Juli 2013 Kabupaten Kendal berusia 408 tahun. Sungguh tidak menyenangkan mengakui kenyataan bahwa hasil survei Daya Saing Jawa Tengah 2010 dan penilaian Mandiri PTSP menyebutkan Kendal menduduki peringkat ke-31 dari 35 kabupaten. Ada enam indikator untuk menilai indeks daya saing tiap daerah di Jawa Tengah, yaitu kinerja ekonomi, kinerja pemerintahan, kinerja investasi, dinamika bisnis, infrastruktur, serta persepsi dunia usaha. Secara keseluruhan, khususnya kinerja ekonomi dan kinerja investasi, Kendal mendapat nilai di bawah standar rata-rata nilai kabupaten lain.

Padahal investasi menjadi kata kunci yang menentukan perkembangan ekonomi suatu wilayah. Dari titik itu bisa tercipta dampak positif sekaligus kegiatan ikutan yang saling mengait, jalin-menjalin. Ada penyerapan tenaga kerja, perputaran uang, kemunculan berbagai peluang usaha baru, serta dampak positif terhadap sektor lain. kabupaten Kendal sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi kabupaten proinvestasi. Sebut saja, memiliki indeks kinerja baik dalam biaya transaksi dan tata kelola infrastruktur, memiliki topografi lengkap (laut, dataran rendah, dan dataran tinggi), mempunyai beberapa potensi unggulan, antara lain zona industri, terminal pelabuhan, dan UMK yang relatif rendah (2013: Rp 953.100).

Potensi dan keunggulan itu akan sia-sia apabila tidak disertai layanan optimal. Berbagai hambatan investasi selama ini lebih banyak pada jaringan birokrasi. Laporan International Finance Corporation (IFC) tentang Doing Business 2004-2009 menyebutkan untuk berinvestasi di Indonesia harus menempuh 11 prosedur dan waktu 165 hari. Uangnya pun  berkali lipat dari yang berlaku di negara lain di Asia Tenggara.

Salah satu bentuk kemudahan pelayanan perizinan diwujudkan, semisal dengan transparansi tarif, percepatan waktu penyelesaian, dan biaya rendah. Pemohon izin tidak lagi harus melewati banyak meja tapi cukup dengan pelayanan satu pintu. Birokrasi dipangkas dan disederhanakan sehingga investor bisa menyelesaikan urusan dalam sehari, atau bahkan dalam hitungan jam.

Kendal di tangan Bupati Widya Kandi Susanti memperlihatkan birokrasi yang  memperhatikan persoalan pelayanan. Kesadaran itu muncul karena birokrasi hampir tiap hari harus melakukan pelayanan kepada dunia usaha yang berkembang. Tetapi itu saja belum cukup tanpa diimbangi komitmen dari Bupati.

Daya Saing

Kenapa? Karena pada era otonomi, bupati di samping berposisi sebagai manajer, juga harus menjadi kreator. Ada kesadaran kuat untuk memperbaiki perilaku birokrasi dalam kaitan dengan pelayanan investasi. Pasalnya, untuk menjadi kabupaten yang menarik bagi investor, butuh perbaikan iklim usaha. Selain mampu menyiapkan lahan, tata ruang, dan infrastruktur, Pemkab juga harus mampu mengatasi berbagai kendala yang menghambat investasi, seperti perizinan.

Kemudian diikuti dengan meningkatkan pelayanan melalui ‘’kampanye’’ standar pelayanan minimal (SPM) yang memuat ketepatan waktu, kepastian biaya, dan prosedur pelayanan. Standar pelayanan itu ditempel di kantor atau loket pelayanan publik sehingga masyarakat bisa tahu apa yang jadi hak dan kewajiban mereka.

Selanjutnya, infrastruktur penunjang juga penting terus diperbaiki dan disediakan. Pelabuhan, terminal serta jalan yang memenuhi persyaratan dan standar tak lagi bisa ditawar-tawar.  Memang masih banyak yang harus disiapkan dan dibenahi dalam ikhtiar memacu investasi di Kendal.

Momentum peringatan hari jadi tersebut semoga membawa kecerahan bagi Kendal, terutama dengan kepemimpinan Bupati Widya yang relatif muda, energik, dan visioner. Konsentrasikan pada pembenahan daya saing dengan memperbaiki iklim usaha karena situasi ekonomi sedang mengalami ekspansi. Pertumbuhan relatif meningkat, demikian juga tingkat ekspektasinya. Sayang kalau kesempatan yang baik itu terlewatkan begitu saja. ●  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar