|
Jika ilmu pengetahuan dapat membuat kita tak lumpuh, agama
membuat kita tahu moral, sedangkan budaya dapat membuat kita menjadi arif
bijaksana.
Pidato
BJ Habibie yang menekankan pentingnya tiga sinergi untuk memajukan bangsa,
yakni budaya, agama, dan ilmu pengetahuan, menarik untuk dicermati. Pidato yang
disampaikan ketika menerima anugerah penghargaan tertinggi Diaspora Award dari
Menko Perekonomian Hatta Rajasa dalam closing ceremony Kongres Diaspora
Indonesia II di Jakarta Convention Center (JCC), baru-baru ini memandang
penting memajukan budaya selain memajukan agama dan ilmu pengetahuan.
Selama
ini untuk menuju kemajuan bangsa, hanya ilmu pengetahuan dan agama yang
dipandang penting. Bahkan, ada ungkapan yang mendunia yang kerapkali diucapkan
yang terdiri hanya dua, yakni ilmu pengetahuan dan agama. Seringkali dikatakan:
ilmu pengetahuan tanpa agama akan buta, dan agama tanpa ilmu pengetahuan akan
lumpuh. Dan, baru kali ini ada pengakuan dari seorang tokoh yang juga
menyebutkan bahwa budaya itu merupakan salah satu bagian penting.
Memang
benar apa yang dikatakan BJ Habibie, budaya itu merupakan bagian yang tak bisa
diabaikan. Sebab, jelas-jelas budaya itu adalah bagian yang melekat pada
manusia. Tanpa budaya, manusia tidak akan dapat survive.
Peter
Berger, seorang sosiolog kontemporer, menyatakan bahwa manusia harus membangun
dunianya sendiri agar dapat survive dalam kehidupannya di dunia. Manusia
dibedakan dengan makhluk Tuhan lainnya, yang tak memerlukan budaya, yakni:
makhluk yang bernama tumbuhan dan hewan. Hanya manusialah yang perlu budaya,
yang hidupnya perlu berbudaya.
Jika
budaya itu merupakan sesuatu yang dibangun manusia sejak dini, maka budaya itu
memerlukan langkah pembiasaan sejak dini pula. Budaya yang terbangun dalam
setiap diri manusia sejak dini itu akan menandai kepribadiannya, apakah
seseorang mengembangkan pribadi yang baik atau tidak.
Bangsa
ini tentu saja membutuhkan pribadi-pribadi yang baik. Itu artinya setiap anak
bangsa ini harus membangun budaya yang nantinya berguna bagi dirinya sendiri,
orang lain, masyarakat, negara, dan juga seluruh umat manusia di dunia. Budaya
itu akan amat menentukan kondisi masyarakat yang dibangun.
Selama
ini pembangunan budaya itu hanya dipandang sebagai pelengkap saja. Oleh karena
itulah, bangsa yang seharusnya dihuni oleh orang-orang yang berjiwa budaya
baik, harus selalu dikhtiarkan. Sebuah bangsa yang anggota masyarakat bangsanya
dipenuhi dengan orang-orang yang berjiwa budaya baik, tentu saja akan sangat
menentukan kualitas sebuah bangsa. Jangan sampai bangsa ini semakin banyak
dihuni oleh orang-orang yang tak punya budaya baik. Jika ini terjadi, tentu
saja bangsa sulit untuk mencapai kemajuan bangsa.
Untuk
itu, pembangunan budaya, yakni budaya baik, perlu dilakukan secara terencana
dan sistemik. Jangan sampai bangsa ini dipenuhi oleh orang-orang yang tak punya
budaya baik. Dikatakan demikian, karena sekarang ini, memang terdapat gejala
yang semakin menguat ke arah itu. Orang-orang semakin banyak meninggalkan
budaya baiknya, lalu melakukan tindakan budaya yang sebetulnya tak dibenarkan
oleh anggapan umum dan bahkan dirinya sendiri.
Namun,
di tengah bangsa ini, orang-orang yang memiliki kebiasaan melakukan tindakan korup,
suap, narkoba, kekerasan dalam berbagai bentuk, dan seterusnya, secara langsung
dan tak tersadari terjadi pembangunan budaya yang tak baik. Dan, jika budaya
ini mengalami pembiaran terhadap merebaknya budaya tak baik, tentu bangsa ini
akan semakin mundur.
Jika
menginginkan bangsa kita menjadi bangsa yang maju, kita semua harus berkomitmen
untuk membangun budaya baik dalam setiap individu. Budaya baik ini akan dapat
dikembangkan dengan baik dalam masyarakat kita, jika terjadi pengelolaan
terus-menerus tentang pembangunan budaya ini.
Membangun budaya, dengan
demikian, bukan sekedar sebagai suatu yang diwariskan oleh leluhur kita. Namun,
kita semua harus mengusahakan agar dalam setiap diri individu masyarakat bangsa
ini tertanam dan terbina watak budaya bangsa yang baik.
Strategi
yang paling jitu adalah adanya kesadaran dan kemauan inklusif untuk membangun
budaya baik. Dengan kata lain, dalam setiap individu anggota masyarakat bangsa
terdapat self regulation untuk
membangun budaya baik itu. Dan, jika masyarakat bangsa kita dipenuhi oleh
individu-individu masyarakat bangsa yang berbudaya baik, niscaya bangsa ini
akan mengalami kesejahteraan dan kebahagiaan.
Self regulation itu merupakan kesadaran
diri penuh setiap individu manusia untuk senantiasa mampu mengubah dirinya
menjadi lebih baik. Dalam tindakan dan aktivitas sehari-hari, lebih mengikuti
budaya baik, dan bukan budaya buruk seperti tindakan korupsi dan suap. Artinya,
setiap individu manusia di tengah bangsa ini harus sadar diri untuk senantiasa
melakukan budaya baik.
Akhir
kata, semoga kita semua berpihak pada budaya baik, mengamalkan budaya baik,
sehingga bangsa kita akan menjadi baik. Pernyataan BJ Habibie itu sungguh
benar, bahwa ilmu pengetahuan, agama, dan budaya itu harus dijadikan sebagai
sesuatu yang penting. Jika ilmu pengetahuan dapat membuat kita tak lumpuh,
agama membuat kita tahu moral, sedangkan budaya dapat membuat kita menjadi arif
bijaksana. Budaya bangsa yang baik itu, harus kita bangun dan kita kembangkan
agar bangsa kita ke depan menjadi semakin baik. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar