Membangun
Ketahanan Semesta
Haryono
Suyono ; Ketua Yayasan Damandiri
SUMBER
: SUARA
KARYA, 21 Mei 2012
Minggu lalu, Menteri Pertahanan Prof Dr Purnomo Yusgiantoro
bersama Sekjen Kemenhan Marsdya TNI Eris Herryanto SIP MA, staf ahli dan
jajarannya, mengadakan peninjuan dan memberikan ceramah umum kepada civitas
akademika Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Surabaya. Dalam
peninjuan dan sekaligus peresmian Gedung Techno Park, pusat pengembangan
teknologi UPN itu, diresmikan pula kerja sama antara perguruan tinggi yang
dibina oleh Kemenhan dengan berbagai kementerian, lembaga, baik pemerintah,
swasta maupun lembaga internasional dari berbagai negara.
Kerja sama dengan berbagai lembaga itu sekaligus mewarnai tekad
perguruan tinggi yang sedang mekar itu membuka kemungkinan baru bagi dosen dan
mahasiswanya untuk menuntut ilmu dengan tataran yang sangat unggul. Di samping
itu, dengan selesainya pembangunan Gedung Techno Park, Pusat Pengembangan
Teknologi Tepat Guna UPN, para dosen dan mahasiswa diberi kesempatan
mengembangkan kemampuan menciptakan teknologi unggul tetapi dapat dimanfaatkan
dengan baik oleh masyara-kat luas, baik di kota maupun pedesaan.
Tekad itu ditunjukkan dengan dipamerkannya berbagai karya ciptaan
mahasiswa. Antara lain, dalam bentuk hasil skripsi, tesis maupun hasil olahan
disertasi dalam wujud mesin dan peralatan berteknologi, yang telah
disederhanakan sedemikian rupa, tetapi mempunyai nilai user friendly yang
tinggi. Dengan demikian, masyarakat awam dapat memanfaatkannya dengan mudah.
Peralatan yang diciptakan itu juga menggunakan bahan baku
sederhana yang mudah diperoleh dengan suku cadang tersedia di dalam negeri dan
mempunyai harga yang terjangkau. Peralatan itu mudah dikenal karena tampaknya
telah disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat luas yang ada di Tanah Air dan
dianggap mempunyai daya guna yang memadai.
Peralatan itu tidak berhenti dalam bentuk hasil skripsi, tesis
atau disertasi semata, dan tidak dalam anggapan diperkirakan, tetapi
dikembangkan dalam jumlah yang lebih massal, tentunya dengan perhitungan yang
memadai. Yang jelas, dari sini tidak mustahil bisa menjadi aset pembangunan
yang menguntungkan.
Kemauan ke arah itu tampaknya sudah mulai dipikirkan oleh Rektor
UPN Veteran, Prof Dr Ir Teguh Soedarto MP yang mempunyai pandangan jauh ke
depan. Perguruan tinggi ini menjalin kerja sama dengan Kementerian Daerah
Tertinggal yang telah memesan beberapa peralatan yang akan disumbangkan untuk
pembangunan di daerah-daerah tertinggal. Kerja sama dengan Kementerian Perindustrian
tampaknya juga sudah mulai digarap dengan tujuan menghasilkan alat-alat
industri yang berguna untuk membangkitkan perindustrian yang lebih banyak bisa
menyerap tenaga kerja.
Alangkah indahnya kalau Kemenhan sebagai pembina perguruan tinggi
ini bisa mengusahakan pemberian subsidi yang memadai. Sehingga, dapat
diproduksi peralatan industri tepat guna mikro yang dapat menstimulisasi dan
mendorong tumbuhanya industri yang akrab dengan sumber-sumber daya lokal di
pedesaan. Peralatan yang diproduksi harus sederhana, murah dan dapat bersaing
dengan alat-alat lainnya yang sekarang ini banyak ditawarkan oleh berbagai
sumber dari impor negara tetangga dengan harga yang sangat murah serta
terjangkau.
Apabila subsidi itu dapat diberikan, para dosen dan mahasiswa dapat
berkonsentrasi menciptakan peralatan sederhana yang kualitasnya handal, tetapi
harganya terjangkau dan banyak peminatnya di tingkat pedesaan. Teknologi tepat
guna tidak perlu sangat ruwet, tetapi mudah diserap sehingga andaikan alat ini
mengalami kerusakaan dapat diperbaiki di tingkat desa yang jauh dari perguruan
tinggi atau bengkel, yang biaya pembetulannya tinggi.
Para dosen dan mahasiswa tidak saja menghasilkan alat sederhana
tetapi sanggup menjadi pendamping untuk menghasilkan jaringan bengkel dan
persediaan suku cadang, sehingga alat itu menjadi relatif murah karena
kelengkapan dan usia pakainya tinggi. Untuk itu, penilaian hasil skripsi, tesis
atau disertasi harus pula dilakukan penyesuaian seperlunya. Nilai guna
produknya bukan hanya dilihat dari sisi rumitnya teknologi yang diciptakan,
tetapi ditambahkan faktor userware atau daya guna yang dapat dibangkitkan dan
memberi keuntungan kepada pemakai peralatan. Yaitu, nilai kegunaan yang dapat
membantu mempercepat upaya pengentasan kemiskinan secara massal dan segera. Ini
mengingat program ini tidak memerlukan pelatihan yang rumit dan lama.
Nilai skripsi, tesis dan disertasi perlu menyertakan sasaran,
target, dan daya guna peralatan yang diciptakan disertai ukuran pemakai yang
harus berorientasi pada keluarga miskin dalam usaha pengentasan kemiskinan dan
menyelesaikan target-target MDGs yang sekarang sedang digarap oleh pemerintah
secara gegap gempita. Karena itu, Kemenhan menjadi sangat bertanggung jawab
untuk ikut mengusahakan dana pendamping agar perguruan tinggi binaannya bukan
menghasilkan peluru untuk perang, atau peralatan perang, tetapi peralatan untuk
pengentasan kemiskinan dengan pasukan rakyat banyak yang masih miskin, tetapi
akan menjadi kuat daya tahannya dengan dukungan peralatan yang sederhana dan
murah harganya.
Para mahasiswa dan dosen dapat mengembangkan jaringan kerja sama
bersama perguruan tinggi lain sekaligus untuk membantu rakyat agar menerima
teknologi tepat guna sebagai inovasi baru dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) Tematik Posdaya. Dengan memaksimalkan upaya pemberdayaan keluarga ini
maka kekuatan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jatim dapat dipadukan
untuk menghasilkan 'pasukan penggerak pembangunan'. Dengan teknologi tepat guna
dan berharga murah, dapat dipastikan akan mendorong terciptanya 'pasukan rakyat
semesta'. Pasukan ini siap memerangi kemiskinan dan kebodohan serta ketidak-pedulian
terhadap penggunaan teknologi hasil cipta anak bangsa sendiri. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar