Selasa, 22 Mei 2012

Membangun Ketahanan Semesta


Membangun Ketahanan Semesta
Haryono Suyono ; Ketua Yayasan Damandiri
SUMBER :  SUARA KARYA, 21 Mei 2012


Minggu lalu, Menteri Pertahanan Prof Dr Purnomo Yusgiantoro bersama Sekjen Kemenhan Marsdya TNI Eris Herryanto SIP MA, staf ahli dan jajarannya, mengadakan peninjuan dan memberikan ceramah umum kepada civitas akademika Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Surabaya. Dalam peninjuan dan sekaligus peresmian Gedung Techno Park, pusat pengembangan teknologi UPN itu, diresmikan pula kerja sama antara perguruan tinggi yang dibina oleh Kemenhan dengan berbagai kementerian, lembaga, baik pemerintah, swasta maupun lembaga internasional dari berbagai negara.

Kerja sama dengan berbagai lembaga itu sekaligus mewarnai tekad perguruan tinggi yang sedang mekar itu membuka kemungkinan baru bagi dosen dan mahasiswanya untuk menuntut ilmu dengan tataran yang sangat unggul. Di samping itu, dengan selesainya pembangunan Gedung Techno Park, Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna UPN, para dosen dan mahasiswa diberi kesempatan mengembangkan kemampuan menciptakan teknologi unggul tetapi dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyara-kat luas, baik di kota maupun pedesaan.

Tekad itu ditunjukkan dengan dipamerkannya berbagai karya ciptaan mahasiswa. Antara lain, dalam bentuk hasil skripsi, tesis maupun hasil olahan disertasi dalam wujud mesin dan peralatan berteknologi, yang telah disederhanakan sedemikian rupa, tetapi mempunyai nilai user friendly yang tinggi. Dengan demikian, masyarakat awam dapat memanfaatkannya dengan mudah.

Peralatan yang diciptakan itu juga menggunakan bahan baku sederhana yang mudah diperoleh dengan suku cadang tersedia di dalam negeri dan mempunyai harga yang terjangkau. Peralatan itu mudah dikenal karena tampaknya telah disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat luas yang ada di Tanah Air dan dianggap mempunyai daya guna yang memadai.

Peralatan itu tidak berhenti dalam bentuk hasil skripsi, tesis atau disertasi semata, dan tidak dalam anggapan diperkirakan, tetapi dikembangkan dalam jumlah yang lebih massal, tentunya dengan perhitungan yang memadai. Yang jelas, dari sini tidak mustahil bisa menjadi aset pembangunan yang menguntungkan.

Kemauan ke arah itu tampaknya sudah mulai dipikirkan oleh Rektor UPN Veteran, Prof Dr Ir Teguh Soedarto MP yang mempunyai pandangan jauh ke depan. Perguruan tinggi ini menjalin kerja sama dengan Kementerian Daerah Tertinggal yang telah memesan beberapa peralatan yang akan disumbangkan untuk pembangunan di daerah-daerah tertinggal. Kerja sama dengan Kementerian Perindustrian tampaknya juga sudah mulai digarap dengan tujuan menghasilkan alat-alat industri yang berguna untuk membangkitkan perindustrian yang lebih banyak bisa menyerap tenaga kerja.

Alangkah indahnya kalau Kemenhan sebagai pembina perguruan tinggi ini bisa mengusahakan pemberian subsidi yang memadai. Sehingga, dapat diproduksi peralatan industri tepat guna mikro yang dapat menstimulisasi dan mendorong tumbuhanya industri yang akrab dengan sumber-sumber daya lokal di pedesaan. Peralatan yang diproduksi harus sederhana, murah dan dapat bersaing dengan alat-alat lainnya yang sekarang ini banyak ditawarkan oleh berbagai sumber dari impor negara tetangga dengan harga yang sangat murah serta terjangkau.

Apabila subsidi itu dapat diberikan, para dosen dan mahasiswa dapat berkonsentrasi menciptakan peralatan sederhana yang kualitasnya handal, tetapi harganya terjangkau dan banyak peminatnya di tingkat pedesaan. Teknologi tepat guna tidak perlu sangat ruwet, tetapi mudah diserap sehingga andaikan alat ini mengalami kerusakaan dapat diperbaiki di tingkat desa yang jauh dari perguruan tinggi atau bengkel, yang biaya pembetulannya tinggi.

Para dosen dan mahasiswa tidak saja menghasilkan alat sederhana tetapi sanggup menjadi pendamping untuk menghasilkan jaringan bengkel dan persediaan suku cadang, sehingga alat itu menjadi relatif murah karena kelengkapan dan usia pakainya tinggi. Untuk itu, penilaian hasil skripsi, tesis atau disertasi harus pula dilakukan penyesuaian seperlunya. Nilai guna produknya bukan hanya dilihat dari sisi rumitnya teknologi yang diciptakan, tetapi ditambahkan faktor userware atau daya guna yang dapat dibangkitkan dan memberi keuntungan kepada pemakai peralatan. Yaitu, nilai kegunaan yang dapat membantu mempercepat upaya pengentasan kemiskinan secara massal dan segera. Ini mengingat program ini tidak memerlukan pelatihan yang rumit dan lama.

Nilai skripsi, tesis dan disertasi perlu menyertakan sasaran, target, dan daya guna peralatan yang diciptakan disertai ukuran pemakai yang harus berorientasi pada keluarga miskin dalam usaha pengentasan kemiskinan dan menyelesaikan target-target MDGs yang sekarang sedang digarap oleh pemerintah secara gegap gempita. Karena itu, Kemenhan menjadi sangat bertanggung jawab untuk ikut mengusahakan dana pendamping agar perguruan tinggi binaannya bukan menghasilkan peluru untuk perang, atau peralatan perang, tetapi peralatan untuk pengentasan kemiskinan dengan pasukan rakyat banyak yang masih miskin, tetapi akan menjadi kuat daya tahannya dengan dukungan peralatan yang sederhana dan murah harganya.

Para mahasiswa dan dosen dapat mengembangkan jaringan kerja sama bersama perguruan tinggi lain sekaligus untuk membantu rakyat agar menerima teknologi tepat guna sebagai inovasi baru dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Posdaya. Dengan memaksimalkan upaya pemberdayaan keluarga ini maka kekuatan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jatim dapat dipadukan untuk menghasilkan 'pasukan penggerak pembangunan'. Dengan teknologi tepat guna dan berharga murah, dapat dipastikan akan mendorong terciptanya 'pasukan rakyat semesta'. Pasukan ini siap memerangi kemiskinan dan kebodohan serta ketidak-pedulian terhadap penggunaan teknologi hasil cipta anak bangsa sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar