Peluang
Terobosan untuk Kesehatan Global
Joseph E Stiglitz ; Guru Besar pada
Columbia University; Peraih Hadiah Nobel Ekonomi
SUMBER
: KORAN
TEMPO, 28 Mei 2012
Setiap tahun jutaan orang meninggal dunia
akibat penyakit yang sebenarnya bisa dicegah dan diobati, terutama di
negara-negara miskin. Dalam banyak kasus, obat-obat yang bisa menyelamatkan
nyawa manusia ini dapat diproduksi dengan murah secara massal tapi dijual
dengan harga yang tidak terjangkau oleh mereka yang membutuhkannya. Banyak orang
meninggal dunia semata-mata karena tidak ada obat atau vaksin, karena sedikit
sekali riset yang berharga, dan sumber daya yang terbatas itu tercurah pada
upaya menangani penyakit-penyakit masyarakat miskin.
Semua ini merupakan bukti gagalnya ekonomi
dan hukum yang perlu dikoreksi segera. Berita baiknya, sekarang terdapat
peluang untuk melakukan perbaikan, dan yang paling menjanjikan melalui upaya
Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) untuk memperbaiki rezim hak atas kekayaan
intelektual yang telah menghambat pengembangan dan ketersediaan obat-obat yang
murah.
Ada dua masalah utama yang membatasi
ketersediaan obat saat ini. Pertama, bahwa obat sangat mahal; atau, lebih
tepatnya, harga yang dikenakan untuk obat-obat itu sangat mahal, walaupun
ongkos produksinya cuma sekian persen dari harga yang dikenakan itu. Kedua,
pengembangan obat diarahkan pada maksimalisasi keuntungan, bukan manfaat
sosialnya, yang menyelewengkan upaya menciptakan obat-obat yang dibutuhkan
untuk kesejahteraan manusia. Karena rakyat miskin tidak punya banyak uang untuk
dibelanjakan, maka perusahan farmasi, menurut pengaturan yang berlaku saat ini,
tidak terdorong melakukan penelitian mengenai penyakit-penyakit yang banyak
menjangkiti rakyat miskin.
Sebenarnya tidak perlu begitu. Perusahaan farmasi
berargumentasi bahwa harga yang tinggi perlu untuk mendanai program penelitian
dan pengembangan yang mereka lakukan. Tapi, di Amerika Serikat, sebenarnya
pemerintahlah yang membiayai sebagian besar dari penelitian dan pengembangan
yang terkait dengan kesehatan masyarakat--secara langsung melalui bantuan
pemerintah (National Institutes of
Health, National Science Foundation), dan secara tidak langsung melalui
pembelian obat oleh pemerintah, baik dalam program Medicare maupun program Medicaid.
Bahkan bagian yang tidak dibiayai pemerintah itu pun bukan pasar konvensional.
Sebagian besar dari pembelian obat dengan resep dokter yang dilakukan
individu-individu tertutup oleh asuransi.
Pemerintah membiayai riset layanan kesehatan,
karena tersedianya obat-obat yang lebih baik adalah untuk kebaikan masyarakat.
Pengetahuan yang diperoleh dari riset ini memberi manfaat bagi setiap orang
dengan dihentikannya epidemi dan dibatasinya korban manusia serta kerugian
ekonomi akibat menyebarnya penyakit. Efisiensi mensyaratkan dibagi bersamanya
hasil penelitian ini seluas dan secepat mungkin. Tomas Jefferson mengibaratkan
pengetahuan itu dengan lilin: bila digunakan untuk memberikan penerangan bagi
orang lain, ia tidak mengurangi penerangan bagi orang yang menyalakannya.
Sebaliknya, ia membuat segalanya lebih terang.
Namun, di Amerika dan di kebanyakan negara di
dunia, harga obat masih mencekik leher dan pengetahuan mengenai obat ini tidak
tersebar luas. Itu karena kita telah menciptakan sistem paten yang memberikan
kepada penemu obat monopoli sementara atas apa yang mereka temukan. Hal ini
mendorong mereka menyembunyikan pengetahuan yang telah mereka peroleh. Jika
tidak, pengetahuan itu bakal menguntungkan dan digunakan pesaing mereka.
Walaupun sistem paten ini memang memberikan
insentif dilakukannya penelitian tertentu yang menghasilkan inovasi yang
menguntungkan, ia bisa digunakan perusahaan farmasi untuk mendongkrak harga.
Dan insentif itu tidak seimbang dengan manfaat yang dibawakannya untuk
masyarakat. Dalam sektor layanan kesehatan, lebih menguntungkan mencurahkan
penelitian pada obat untuk kebaikan semua daripada mengembangkan pengobatan
yang luar biasa. Sistem paten bahkan bisa membawa dampak buruk pada inovasi
karena ia mendorong orang merahasiakan penemuannya, walaupun masukan paling
penting dalam setiap penelitian adalah gagasan-gagasan baru.
Jalan keluar untuk mengatasi harga yang
tinggi dan penelitian yang salah arah ini adalah dengan menggantikan model yang
berlaku sekarang dengan suatu sistem hadiah. Dengan sistem hadiah ini, mereka
yang membawa inovasi diberi hadiah untuk penemuan baru mereka, tapi tidak
memegang monopoli atas pemanfaatannya. Dengan cara begitu, kekuatan pasar yang
bersaing bisa menjamin bahwa setelah dikembangkannya suatu obat, ia tersedia dengan
harga yang serendah mungkin--bukan dengan harga monopoli yang menggelembung.
Untungnya, beberapa anggota Senat AS telah
menunjukkan minat yang kuat pada pendekatan ini. Suatu rancangan undang-undang,
Prize Fund for HIV/AIDS Act, yang diajukan Senator Bernie Sander, merupakan
inisiatif semacam itu. Rancangan undang-undang yang diajukannya ini mengandung
ketentuan yang bertujuan mendorong adanya penelitian dengan sumber yang
terbuka, yang bakal menggantikan model penelitian dengan hasil yang dirahasiakan
dengan model penelitian yang dibagi bersama.
Tapi, secara global, sistem inovasi yang
berlaku sekarang ini perlu perubahan yang lebih besar. Upaya WHO untuk
mendorong reformasi pada tingkat internasional memang penting. Musim semi ini,
WHO menerbitkan laporan yang merekomendasikan solusi serupa dengan RUU yang
diajukan dalam Senat AS, tapi pada tingkat global.
Laporan yang berjudul "Research and
Development to Meet Health Needs in Developing Countries" itu
merekomendasikan pendekatan yang menyeluruh, termasuk sumbangan wajib dari
pemerintah untuk riset mengenai kebutuhan kesehatan di negara-negara
berkembang, koordinasi internasional mengenai prioritas layanan ketahanan dan
pelaksanaannya, serta pengamatan global yang akan memantau di mana paling
banyak dibutuhkan bantuan. Pada akhir Mei ini, masyarakat internasional bakal
memperoleh peluang mulai melaksanakan gagasan ini dalam Sidang Kesehatan Dunia
WHO--suatu momen harapan bagi kesehatan masyarakat di seluruh dunia.
Mereformasi sistem inovasi ini bukan cuma
soal ekonomi. Ia, dalam banyak hal, merupakan persoalan hidup-mati. Karena itu,
penting memutuskan mata rantai yang menghubungkan riset dan pengembangan dengan
harga obat, dan lebih memajukan bagi bersama pengetahuan ilmiah.
Bagi Amerika, RUU yang diajukan Sanders itu
menandai kemajuan yang penting. Bagi dunia, rekomendasi yang diajukan WHO itu
merupakan peluang sekali dalam satu generasi untuk menghentikan ketidakadilan
yang sudah lama berlangsung dalam layanan kesehatan, dan, lebih-lebih lagi,
untuk menetapkan model pengaturan global bagi kebaikan publik sesuai dengan era
globalisasi. Kita tidak sepantasnya menyia-nyiakan peluang ini. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar