Senin, 17 September 2012

Tekad Sukses Membangun Daerah


Tekad Sukses Membangun Daerah
Haryono Suyono ;  Mantan Menko Kesra dan Taskin
SUARA KARYA, 17 September 2012


Bulan lalu, kita merayakan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1433 H. dengan melakukan silaturahmi pada keluarga, saudara, sahabat dan tetangga untuk saling maaf-memaafkan, disertai doa agar setelah berpisah bisa sekolah atau bekerja kembali. Setelah semua usai, semua anak muda kembali sekolah dengan semangat tinggi. Sekolah dan kuliah merupakan perjuangan yang harus dilakukan dengan semangat baja karena keberhasilannya merupakan modal utama untuk membangun masa depan yang lebih baik.

Anak-anak muda itu berjuang untuk masa depan keluarga dan sebisa mungkin berpikir keras mengolah daerahnya menjadi wilayah yang makmur dan menghasilkan produk untuk mengangkat derajat dan kemakmuran masyarakatnya. Anak-anak muda berjuang mengumpulkan bekal untuk mengarungi hidup yang makin keras persaingannya. Dalam suasana seperti itu, kita teringat pengalaman Dr Ayub Titu Eki, Bupati Kabupaten Kupang, seorang sosok tangguh yang pada waktu mudanya, setelah menyelesaikan pelajaran di SMA di Kupang dengan hasil gemilang, langsung melanjutkan kuliahnya di Universitas Nusa Cendana Kupang.

Berbekal nilai yang tinggi dan kerja keras saat belajar di sekolah menengah atas, Ayub muda melaju mulus sebagai mahasiswa yang cerdas, akrab dengan sesama rekan-rekannya sebagai sumber rujukan serta dipuji dosennya sebagai mahasiswa dengan masa depan cerah. Sebagai manusia biasa, terbetik kebanggaan yang membesarkan hati dan lebih mendorong semangatnya. Dengan tekun, semester demi semester dalam kehidupan di almamater perguruan tinggi dijalaninya kehidupan akademisnya dengan rajin, sehingga menghasilkan nilai-nilai yang spektakuler.

Pencapaian itu dilirik oleh Rektornya yang kemudian mengirimnya untuk memperoleh beasiswa Supersemar, suatu yayasan yang didirikan dan dibina oleh Presiden RI, Almarhum Bapak HM Soeharto. Pada zaman itu, tercatat sebagai penerima beasiswa Supersemar merupakan kebanggaan tersendiri karena beasiswa itu adalah ukuran keberhasilan akademis seorang mahasiswa yang cerdas.

Keputusan Rektor universitas tersebut berhasil meyakinkan Kantor Pusat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang memutuskan serta mengusulkan namanya kepada Yayasan Supersemar, disertai rekomendasi bahwa mahasiswa Ayub yang brilian perlu ditetapkan oleh Yayasan sebagai salah satu penerima beasiswa yang didambakan tersebut. Keputusan departemen itu dikukuhkan oleh Yayasan sehingga mahasiswa Universitas Nusa Cendana bernama Ayub menjadi salah satu penerima beasiswa.

Ringkas cerita, pada suatu hari dana beasiswa itu dikirim kepadanya untuk satu semester penuh. Pada waktu Ayub muda menerima uang beasiswa, yang baginya merupakan jumlah yang sangat besar, tidak dapat ditahannya rasa gembira dan bangganya. Dengan berjalan kaki sembari berlari lebih dari 3 km, mata berkaca-kaca dan senyum menghias bibirnya, Ayub muda bergegas pulang sambil menenteng uang kontan ingin segera menunjukkan kepada bapak dan ibunya di rumah. Keluarga besar Ayub sangat bangga dan memesankan agar beasiswa itu menjadi pendorong tekad dan semangat untuk belajar keras sampai sekolah setinggi-tingginya.

Tekad Supersemar itu mengantarkannya melanjutkan ketingkat magister (S2) di Universitas Gajah Mada Yogyakarta dengan pilihan program studi Kependudukan dan Pembangunan. Pada waktu kuliah ini pula, Ayub muda jatuh cinta pada seorang putri Yogyakarta dan kemudian dipersunting sebagai isteri tercintanya sampai sekarang. 

Kehidupan keluarga tampaknya tidak mengendorkan tekad dan semangat belajarnya.
Jabatan sebagai dosen di Universtias Nusa Cendana memungkinkan Ayub yang mengajar mata kuliah kependudukan dan pembangunan, dalam era maraknya program KB dan Kependudukan di zaman itu, mendapatkan lagi beasiswa guna melanjutkan pendidikan doktor (S3) di Adelaide University, Australia. Dengan mudah Ayub menyelesaikan pendidikan pada Universitas yang terkenal itu.

Posdaya

Berbekal latar belakang pendidikan yang selalu mengantarkannya mendapatkan beasiswa, pengalaman dan dukungan rakyat yang mencintainya, akhirnya Dr Ayub Titu Eki dipercaya rakyat Kabupaten Kupang sebagai Bupati di kabupaten yang penuh tantangan. Kerja keras dengan semangat baja telah mengantarkannya ke masa depan yang lebih baik.

Sebagai Bupati yang dicintai rakyatnya tersembul keinginannya untuk mengangkat derajat dan kehidupan rakyatnya yang umumnya miskin serta melepaskannya dari lembah kemiskinan. Pada waktu berbicara tentang kemungkinan mengembangkan pos pemberdayaan keluarga (posdaya) untuk kabupatennya, Bupati Ayub dengan sangat antusias memberikan dukungan positif. Beberapa tenaga inti rencananya akan dikirim ke Jakarta atau DUY untuk melihat dan mempersiapkan rencana awal pembentukan posdaya itu di daerahnya.

Bupati Ayub, yang pada waktu silaturahmi dengan Yayasan Damandiri disertai isteri setianya, mendambakan agar pengalaman menyerap ilmu di Yogyakarta yang mengantarnya menjadi sosok yang disegani di daerahnya bisa diulang oleh penduduknya. Mungkin saja ada di antara warganya yang bisa mendapatkan pengalaman yang sama berharganya selama di Yogyakarta untuk mengembangkan pemberdayaan dalam bidang kesehatan, pendidikan, wirausaha dan lingkungan hidup yang memberi dorongan pengolahan sumber daya alam.

Kabupaten Kupang tampaknya siap untuk sekolah seperti bupatinya. Pergi sekolah bukan untuk mendapatkan gelar sarjana, tetapi sebagai bekal untuk membangun keluarga dan masyarakatnya, melepaskan diri dari lembah kemiskinan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar