Skenario
Imajiner 2014-2024
Sulastomo ;
Koordinator Gerakan Jalan
Lurus/Gerakan Pemantapan Pancasila
|
KOMPAS,
12 Mei 2014
SIAPA pun yang akan menjadi
calon presiden definitif perlu membuat perencanaan, setidaknya untuk masa 10
tahun mendatang. Sebab, siapa pun yang akan terpilih sebagai presiden
berpeluang besar terpilih kembali pada 2019 mengingat kedudukannya sebagai
petahana.
Kemenangan pemilu pada Juli
nanti selain tidak terpisah dengan apa yang akan dilakukan pada masa jabatan
pertama kepresidenan 2014-2019, juga berperan untuk menyongsong periode
2019-2024. Maka apa yang dilakukan presiden dalam periode 2014-2019 menjadi
modal berharga bagi periode berikutnya.
Adalah harapan kita semua, siapa
pun yang akan terpilih nanti dapat melaksanakan tugas dengan baik, yaitu
semakin mewujudkan cita-cita pendirian negara.
Keberhasilan itu diukur dari
upaya mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat secara demokratis.
Singkatnya, mewujudkan kehidupan
berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila, mandiri di bidang politik,
ekonomi, dan berkepribadian dalam budaya.
Kurun waktu sepuluh tahun
mendatang, dengan demikian akan sangat strategis dalam meletakkan fondasi
berbangsa dan bernegara, sehingga pasca-2024 Indonesia sudah memiliki fondasi
kokoh dengan sistem berbangsa dan bernegara yang mantap.
Prinsipnya, meneruskan yang
sudah baik, memperbaiki yang belum baik, dan meninggalkan yang ternyata
buruk, apalagi menyimpang dari tujuan buat apa negara ini didirikan. Tugas
seperti ini sungguh tidak mudah, karena banyak yang harus dibenahi.
Bagaimana mengoreksi pertumbuhan
ekonomi yang tidak seimbang, sehingga ketimpangan sosial melebar seperti yang
ditunjukkan oleh meningkatnya koefisiensi Gini.
Ketimpangan sosial inilah yang
justru menghambat pertumbuhan. Semakin banyak masyarakat miskin yang tidak
produktif. Bagaimana mungkin negara yang dikenal gemah ripah loh jinawi ini
justru mengimpor beras, cabai, bahkan garam.
Meskipun kita harus tetap
terbuka, harus dipikirkan agar Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar
itu tidak sekadar menjadi pasar produk barang dan jasa asing.
Daya kompetisi kita harus dapat
ditingkatkan. Kualitas sumber daya manusia (SDM) sangat penting untuk
mendukung hal itu. Sebab, bonus demografi yang akan kita nikmati justru akan
menjadi bumerang kalau kualitas SDM kita rendah.
Sistem pendidikan kita, baik
formal maupun nonformal, harus mampu menjawab tantangan itu. Demikian juga
status kesehatan rakyat yang masih tertinggal dibandingkan dengan negara
lain, sehingga produktivitas pekerja kita juga rendah.
Kondisi ini diperburuk dengan
kehidupan sehari-hari yang serba biaya tinggi dan serba transaksional di segala
bidang kehidupan, baik politik, hukum, maupun pelayanan masyarakat.
Inefisiensi tidak terhindarkan
gara-gara buruknya infrastruktur dan pelayanan masyarakat. Selanjutnya,
bagaimana membangun kembali kepribadian ketika kita telah kehilangan jati
diri bangsa?
Tim impian
Kompleksitas masalah kita
sekarang tidak mungkin diselesaikan oleh satu golongan, satu partai, atau
seorang presiden saja. Akan tetapi, menjadi tanggung jawab presiden untuk
membangun suasana kebersamaan, sehingga semua warga bangsa ikut berperan
sesuai perannya.
Di luar partai politik, masih
ada kaum profesional dan independen yang juga perlu diajak serta. Presiden,
dalam hal ini yang harus memimpin. Indonesia memerlukan sebuah ”tim impian”
untuk mengatasi berbagai permasalahan bangsa.
Calon presiden terpilih harus
mampu menempatkan orang-orang yang kompeten dan dipercaya mampu melaksanakan
tugas dengan baik, dari wakil presiden, menteri, hingga pejabat lainnya.
Pemilihan mereka tidak boleh terbelenggu oleh kesukuan, agama, partai politik,
umur, atau sipil-militer.
Dengan demikian, gerbong
pemerintahannya mampu mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa,
melaksanakan prinsip-prinsip good government and good governance, tidak serba
high-cost dan transaksional, baik di bidang politik, ekonomi, penegakan
hukum, maupun pelayanan masyarakat.
Gerbong seperti itu selayaknya
diisi oleh orang-orang yang memiliki visi, misi, idealisme, atau platform
yang sama dengan kapabilitas yang tinggi.
Meskipun tidak ada manusia yang
sempurna, hendaklah mereka saling melengkapi, saling menutup kekurangan yang
ada, sehingga terbentuk sebuah tim yang mendekati ideal.
Kalau dalam kurun waktu 10 tahun
mendatang kita berhasil meletakkan landasan sistem politik, ekonomi, dan
sosial/budaya sesuai dengan semangat buat apa negara ini didirikan, insya
Allah Indonesia akan menjadi negara besar dan maju sesuai dengan cita-cita
kita bersama. Sekaligus kita membuktikan bahwa Pancasila, kebersamaan, atau
kegotongroyongan adalah sebuah nilai yang sangat relevan menyongsong masa
depan. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar