Selasa, 19 Maret 2013

Selayang Pandang Supersemar


Selayang Pandang Supersemar
Ade Sunarya  ;  Budayawan
SUARA KARYA, 18 Maret 2013


Surat Perintah 11 Maret (Supersemar), sejak dikeluarkan hingga saat ini (tahun 2013) telah berusia genab 47 tahun. Supersemar yang merupakan akronim dari Surat Perintah 11 Maret ini adalah sebuah surat yang secara langsung dibuat dan ditandatangani oleh Presiden Soekarno pada tanggal 11 Maret 1966.

Surat ini berisikan perintah dari Presiden Soekarno yang menginstruksikan Letnan Kolonel Soeharto yang pada waktu itu menjabat Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) untuk mengambil segala tindakan militer yang diperlukan dalam mengatasi keadaan darurat keamanan pada saat itu.

Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, Supersemar merupakan peristiwa maha penting sebab merupakan pintu gerbang proses peralihan pucuk kekuasaan transfer of authority dari Presiden Soekarno kepada Presiden Soeharto, dan juga peristiwa secara legal formal kenegaraan dalam upaya pembubaran partai terlarang yang merupakan musuh ideologi Pancasila yakni Partai Komunis Indonesia (PKI). Itu terjadi sehari setelah Supersemar dikeluarkan tepatnya pada 12 Maret 1966, PKI dengan sangat arogan bersama organ mahasiswa Concentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) - onderbouwnya pada waktu itu - tengah gencar-gencarnya berupaya membubarkan organ Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). PKI menempatkan HMI sebagai salah satu kekuatan terbesar generasi muda umat Islam Indonesia yang akan menjadi penghalang bagi tujuan mengkomuniskan Indonesia.

Tanpa maksud dan muatan kepentingan politik tertentu, penulis berharap kepada segenap bangsa Indonesia untuk tidak mempermasalahkan sejarah yang berkembang selama ini mengenai Supersemar. Mengingat pada hakikatnya menyikapi sejarah tidak akan pernah terlepas dari unsur subyektivitas orang per orang yang terlibat didalamnya yang kerap menimbulkan kontroversi. Apalagi berkenaan dengan Supersemar yang mesti disikapi sebagai peristiwa yang berdiri di atas dua kaki yakni merupakan peristiwa sejarah dan sekaligus peristiwa politik yang tentunya sangat sensitif untuk dibicarakan.

Selaku generasi penerus bangsa Indonesia yang taat kepada ideologi Negara Pancasila, yang penting sekarang bagaimana cara untuk melanjutkan dan mengisi pembangunan nasional ke depan sesuai dengan amanat Proklamasi 17 Agustus 1945 dan Undang-Undang Dasar 1945 dan amandemennya.
Babak baru sejarah bangsa Indonesia pasca Presiden Soekarno tumbang, ialah lahirnya era orde baru yang merupakan koreksi terhadap orde sebelumnya dengan bertujuan mengembalikan dan menerapkan ideologi Pancasila secara murni dan konsekuen. Semasa era orde baru Presiden Soeharto mendirikan sebuah yayasan yang dinamakan Yayasan Supersemar pada tanggal 16 Mei 1974. Yayasan ini memiliki tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan cara memberikan bantuan beasiswa untuk melanjutkan studi bagi siswa dan mahasiswa yang berasal dari golongan yang tidak mampu tetapi memiliki prestasi akademik dan bakat yang baik.

Yayasan Supersemar secara concern telah dan sedang melakukan pembangunan nasional dibidang pendidikan yang dilandasi falsafah Pancasila serta bertujuan untuk membentuk manusia-manusia pembangunan yang berjiwa Pancasila dan untuk membentuk manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan tanggungjawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang termaktub dalam UUD 1945 dan amandemennya.

Untuk melaksanakan pembangunan dibidang pendidikan, diupayakan mencegah drop out siswa dan mahasiswa terutama dari golongan yang tidak mampu tetapi memiliki prestasi akademik dan bakat yang baik dengan cara memberikan bantuan pembiayaan berupa beasiswa yang berarti, mobilisasi sumber dana dari masyarakat bagi kepentingan pembiayaan pendidikan.

Hingga akhir 2012 Yayasan Supersemar telah menyalurkan bantuan beasiswa kepada 1.473.963 orang terdiri dari, 472.390 mahasiswa program Sarjana (S1), 5.600 mahasiswa program Magister (S2), 1.860 mahasiswa program Doktor (S3), dan 994.212 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Alumni penerima beasiswa ini tersebar di seluruh tanah air dan telah berkiprah di berbagai bidang kehidupan. Yayasan Supersemar telah menyalurkan bantuan beasiswa bagi siswa dan mahasiswa yang sangat berarti bagi para tunas bangsa yang sedang menempuh pendidikan sebagai calon penerus pembangunan bangsa Indonesia dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui bidang pendidikan.

Semakin meningkatnya jumlah siswa dan mahasiswa yang memperoleh beasiswa Supersemar dari tahun ke tahun berarti pembangunan pendidikan telah meningkatkan kecerdasan, harkat dan martabat bangsa menuju suatu bangsa yang lebih berkualitas, yang makin mampu meningkatkan, memperluas dan memantapkan pengahayatan dan pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu pembangunanan pendidikan juga telah meningkatkan kualitas bangsa dalam hal pemahaman dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disertai dengan tumbuhnya jiwa patriotik dan kecintaan terhadap tanah air, serta tumbuhnya jiwa kesetiakawanan sosial, kreatif, inovatif, beretos kerja, selalu ingin maju dan sebagainya. ● 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar