Surat Perintah 11 Maret
(Supersemar), sejak dikeluarkan hingga saat ini (tahun 2013) telah berusia
genab 47 tahun. Supersemar yang merupakan akronim dari Surat Perintah 11
Maret ini adalah sebuah surat yang secara langsung dibuat dan
ditandatangani oleh Presiden Soekarno pada tanggal 11 Maret 1966.
Surat ini berisikan perintah
dari Presiden Soekarno yang menginstruksikan Letnan Kolonel Soeharto yang
pada waktu itu menjabat Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban
(Kopkamtib) untuk mengambil segala tindakan militer yang diperlukan dalam
mengatasi keadaan darurat keamanan pada saat itu.
Dalam perjalanan sejarah
bangsa Indonesia, Supersemar merupakan peristiwa maha penting sebab
merupakan pintu gerbang proses peralihan pucuk kekuasaan transfer of authority
dari Presiden Soekarno kepada Presiden Soeharto, dan juga peristiwa secara
legal formal kenegaraan dalam upaya pembubaran partai terlarang yang
merupakan musuh ideologi Pancasila yakni Partai Komunis Indonesia (PKI).
Itu terjadi sehari setelah Supersemar dikeluarkan tepatnya pada 12 Maret
1966, PKI dengan sangat arogan bersama organ mahasiswa Concentrasi Gerakan
Mahasiswa Indonesia (CGMI) - onderbouwnya pada waktu itu - tengah
gencar-gencarnya berupaya membubarkan organ Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
PKI menempatkan HMI sebagai salah satu kekuatan terbesar generasi muda umat
Islam Indonesia yang akan menjadi penghalang bagi tujuan mengkomuniskan
Indonesia.
Tanpa maksud dan muatan
kepentingan politik tertentu, penulis berharap kepada segenap bangsa Indonesia
untuk tidak mempermasalahkan sejarah yang berkembang selama ini mengenai
Supersemar. Mengingat pada hakikatnya menyikapi sejarah tidak akan pernah
terlepas dari unsur subyektivitas orang per orang yang terlibat didalamnya
yang kerap menimbulkan kontroversi. Apalagi berkenaan dengan Supersemar
yang mesti disikapi sebagai peristiwa yang berdiri di atas dua kaki yakni
merupakan peristiwa sejarah dan sekaligus peristiwa politik yang tentunya
sangat sensitif untuk dibicarakan.
Selaku generasi penerus bangsa
Indonesia yang taat kepada ideologi Negara Pancasila, yang penting sekarang
bagaimana cara untuk melanjutkan dan mengisi pembangunan nasional ke depan
sesuai dengan amanat Proklamasi 17 Agustus 1945 dan Undang-Undang Dasar
1945 dan amandemennya.
Babak baru sejarah bangsa
Indonesia pasca Presiden Soekarno tumbang, ialah lahirnya era orde baru
yang merupakan koreksi terhadap orde sebelumnya dengan bertujuan
mengembalikan dan menerapkan ideologi Pancasila secara murni dan konsekuen.
Semasa era orde baru Presiden Soeharto mendirikan sebuah yayasan yang
dinamakan Yayasan Supersemar pada tanggal 16 Mei 1974. Yayasan ini memiliki
tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan cara memberikan bantuan
beasiswa untuk melanjutkan studi bagi siswa dan mahasiswa yang berasal dari
golongan yang tidak mampu tetapi memiliki prestasi akademik dan bakat yang
baik.
Yayasan Supersemar secara
concern telah dan sedang melakukan pembangunan nasional dibidang pendidikan
yang dilandasi falsafah Pancasila serta bertujuan untuk membentuk
manusia-manusia pembangunan yang berjiwa Pancasila dan untuk membentuk
manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan
dan keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan tanggungjawab, dapat
menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan
kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai
bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang termaktub dalam UUD 1945 dan amandemennya.
Untuk melaksanakan pembangunan
dibidang pendidikan, diupayakan mencegah drop out siswa dan mahasiswa terutama dari golongan yang tidak
mampu tetapi memiliki prestasi akademik dan bakat yang baik dengan cara
memberikan bantuan pembiayaan berupa beasiswa yang berarti, mobilisasi
sumber dana dari masyarakat bagi kepentingan pembiayaan pendidikan.
Hingga akhir 2012 Yayasan
Supersemar telah menyalurkan bantuan beasiswa kepada 1.473.963 orang
terdiri dari, 472.390 mahasiswa program Sarjana (S1), 5.600 mahasiswa
program Magister (S2), 1.860 mahasiswa program Doktor (S3), dan 994.212
siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Alumni penerima beasiswa ini
tersebar di seluruh tanah air dan telah berkiprah di berbagai bidang
kehidupan. Yayasan Supersemar telah menyalurkan bantuan beasiswa bagi siswa
dan mahasiswa yang sangat berarti bagi para tunas bangsa yang sedang
menempuh pendidikan sebagai calon penerus pembangunan bangsa Indonesia
dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui bidang pendidikan.
Semakin meningkatnya jumlah
siswa dan mahasiswa yang memperoleh beasiswa Supersemar dari tahun ke tahun
berarti pembangunan pendidikan telah meningkatkan kecerdasan, harkat dan
martabat bangsa menuju suatu bangsa yang lebih berkualitas, yang makin
mampu meningkatkan, memperluas dan memantapkan pengahayatan dan pengamalan
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Selain
itu pembangunanan pendidikan juga telah meningkatkan kualitas bangsa dalam
hal pemahaman dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disertai
dengan tumbuhnya jiwa patriotik dan kecintaan terhadap tanah air, serta
tumbuhnya jiwa kesetiakawanan sosial, kreatif, inovatif, beretos kerja,
selalu ingin maju dan sebagainya. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar