Jumat, 08 Agustus 2014

RI Mitra Prioritas Kanada

RI Mitra Prioritas Kanada

John Baird  ;   Menteri Luar Negeri Kanada
KORAN JAKARTA, 07 Agustus 2014

Artikel dengan topik sama telah dimuat
di KORAN SINDO 06 Agustus 2014 dan di JAKARTA POST 07 Agustus 2014

                                                                                                                       
                                                                                                                                   

Saya pertama datang ke Indonesia selaku  Menteri Luar Negeri Kanada tiga tahun lalu. Saat itu, saya langsung terpukau  betapa besar negara ini. Di dalamnya ada 17.000 pulau, 700 bahasa, dan hampir 250 juta jiwa. Di Kanada, negara terluas kedua di dunia, kami terbiasa dengan angka-angka statistik yang besar, namun data Indonesia tersebut tetap saja  sangat mengejutkan saya.

Saya duduk bersama dan membahas angka-angka tersebut dengan Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa. Dari penjelasannya, saya pun mulai dapat membayangkan peran penting yang akan dimainkan Indonesia di masa mendatang, tidak hanya dalam hubungannya dengan Kanada, namun juga dunia internasional.

Penduduk Kanada berasal dari hampir segala penjuru dunia. Seperti halnya Indonesia, kami bagaikan lukisan mosaik ramuan dari berbagai kebudayaan. Kanada juga contoh kekuatan yang berasal dari keberagaman. Dalam kebinekaan tersebut, kami sangat memahami pentingnya hubungan dengan dunia  luar.

Kanada maupun Indonesia tidak bisa hanya bergantung pada beberapa mitra  dengan kekuatan ekonomi besar. Di Kanada, Perdana Menteri Stephen Harper dan saya telah memprioritaskan untuk membina kemitraan dengan negara-negara dengan ekonomi yang cerah masa depan seperti  Indonesia.

Negeri ini  akan menjadi salah satu kekuatan  dan  diproyeksikan masuk dalam tujuh ekonomi dunia pada  tahun 2030. Indonesia adalah mitra prioritas Kanada. Saya akan selalu mengambil kesempatan  berkunjung dan memajukan persahabatan ini.

Saya tiba di Jakarta hari Senin (3/8). Ini merupakan  kunjungan  keempat saya ke Indonesia dalam kapasitas selaku  Menteri Luar Negeri. Kunjungan kali ini terasa amat  istimewa karena  pada Senin (3/8) petang saya mendapat kehormatan selaku  Menteri Luar Negeri pertama yang bertemu dengan Presiden terpilih Indonesia, Joko Widodo.

Pertemuan seperti ini penting untuk menunjukkan agar  hubungan kedua negara bertambah semakin erat. Hubungan kedua negara tidak sebatas dari sisi manfaat ekonomis, tapi juga sebuah  persahabatan yang dibangun di atas persamaan nilai-nilai.

Warga Indonesia yang bermukim atau kebetulan berada di Kanada juga aktif ambil bagian mencoblos saat Pemilihan Presiden 2014 pada 9 Juli lali. Lebih  70 persen dari 190 pemilih yang terdaftar mengambil mencoblos. Mereka termasuk di antara 67 juta pemilih pemula. Saya memuji fakta bahwa rakyat Indonesia telah belajar menerima nilai-nilai demokrasi dan toleransi, terutama pascareformasi tahun 1998.

Selain demokrasi yang semakin maju, Indonesia juga memiliki masyarakat sipil yang dinamis, kebebasan pers, dan peranan media sosial yang sangat besar. Indonesia menempati peringkat empat dunia untuk pengguna Facebook dan Twitter.

Tidak ada figur yang dapat merepresentasikan Indonesia lebih baik daripada Jokowi, seorang tokoh dengan latar belakang sederhana. Presiden terpilih ini  berasal dari generasi baru pemimpin yang siap membukakan pintu dan jendela rumah kekuasaan untuk rakyat,  antara lain melalui media sosial. Ini merupakan angin segar setelah masa otoritarianisme kedaerahan. Kini  rakyat menuntut semakin  lebih banyak demokrasi.

Meski tidak besar, Kanada telah ikut berperan dalam membangun masyarakat Indonesia yang berpikiran terbuka. Selama beberapa dekade, Universitas McGill di Montreal menjadi tuan  rumah bagi banyak mahasiswa dan mahasiswi Indonesia.

Sejarah kerja sama Kanada dan Indonesia dimulai sejak sangat  awal seusai  kemerdekaan Indonesia tahun 1945. Saat itu, Kanada mengakui  pentingnya Indonesia, dan para diplomat kami memimpin dukungan terhadap negara yang baru merdeka tersebut di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa.

ASEAN

Kini, 62 tahun kemudian, Indonesia telah memainkan peranannya sendiri sebagai pemimpin dalam  organisasi multilateral yang berbeda. Dalam kunjungan pertama ke sini, saya menghadiri Konferensi ASEAN-Kanada di Bali. Saat itulah, saya bertemu dan kemudian berteman dengan Marty Natalegawa.

Dalam pertemuan,  Marty  – sambil memandang saya melalui kaca matanya yang khas – hanya menyampaikan satu pesan, “Sudah saatnya Kanada memainkan peranan yang lebih besar di ASEAN.”

Kemudian,  Marty menegaskan kepada saya bahwa  betapa pentingnya Indonesia dan ASEAN bagi Kanada. Kawasan dengan  sistem ekonomi yang saling bersaing, ASEAN dan Indonesia memainkan peranan sentral dalam perluasan liberalisasi perdagangan.

Nasihatnya  benar-benar saya ingat. Sejak itu, Kanada selalu ada untuk ASEAN. Kami terus berkontribusi terhadap berbagai inisiatif keamanan dan demokrasi. Belum lama ini,  saya mendapat kehormatan selaku  Menteri Luar Negeri Kanada pertama untuk duduk bersama Sekretaris Jenderal ASEAN di kantor pusat ASEAN  Jakarta. Untuk memastikan kelanjutan hubungan yang semakin dekat ini, saya akan mengumumkan bahwa Kanada bakal  menugaskan seorang duta besar khusus untuk ASEAN.

Sejak kunjungan saya ke Bali tersebut, hubungan ekonomi  dengan Indonesia dan ASEAN  mendorong kesimpulan  bahwa kawasan ini telah menjadi prioritas  politik luar negeri dan perdagangan Kanada. Investasi adalah salah satu buktinya. Makin banyak perusahaan Kanada yang tertarik akan kawasan ini.

Indonesia adalah salah satu pasar terbesar Blackberry, salah satu pembeli terbesar pesawat buatan Kanada, sekaligus negara tujuan investasi Kanada di bidang industri ekstraktif. Indonesia adalah negara muda yang kaya  sumber daya alam dan sedang tumbuh  pesat. Kepemimpinan Indonesia di ASEAN akan meyakinkan perusahaan-perusahaan Kanada untuk terus menjadikan kawasan ini sebagai prioritas. Seperti negara-negara lainnya, tentu ada tantangan-tantangan yang harus dihadapi Indonesia. Tapi saya sangat menghormati para pemimpin Indonesia yang selalu menerima Kanada sebagai mitra.

Saya bangga atas hubungan baik yang telah dibangun bersama. Saya harap kemitraan dengan negara yang indah dan kaya sejarah ini semakin berkembang. Awal yang baik dan baru telah dimulai  Indonesia. Rakyat Indonesia memiliki Kanada sebagai mitra yang siap dan akan senang hati menemani menghadapi berbagai tantangan dunia internasional. Kami juga siap  bekerja bersama demi  kemakmuran kedua bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar