Jumat, 08 Agustus 2014

Pak Muslim Kasim, Ayo Maju (1)

Pak Muslim Kasim, Ayo Maju (1)

Pinto Janir  ;   Budayawan
HALUAN, 06 Agustus 2014

                                                                                                                                   

Penyakit pikiran yang sering meng­hambat kita untuk berbuat dan ber­tindak itu bernama “penyakit usia”. Banyak orang yang merasa terlalu muda dan terlalu tua untuk melakukan sesuatu. Dan ini adalah penyakit yang disum­pahi oleh waktu! Demi waktu Tuhan Allah bersumpah, bahwa sesungguhnya manusia berada dalam keadaan merugi.

Manusia mana yang merugi itu? Pertama manusia yang mem­biarkan hidupnya per­cuma. Manusia yang mem­biarkan hidupnya jauh dari ketaq­waan. Manusia yang mem­biarkan hidupnya tak me­la­kukan apa-apa bagi kebaikan selama hidup di dunia.

Untuk berbuat baik dan me­lakukan perbuatan kebaikan un­tuk umat, tak tergantung oleh usia. Selagi nyawa di kan­dung badan, kewajiban kita a­da­­lah selalu berupaya untuk ber­­buat baik di atas dunia. Ja­­ngan terpaku dengan usia. Ja­ngan merasa terlalu muda un­­tuk melakukan sesuatu atau seba­lik­nya; terlalu tua untuk menjadi dan melakukan sesuatu!

Soal usia tak lebih adalah kesepakatan antara bumi dan matahari. Karena kesepakatan itu ada siang dan ada ma­lam.Karena kesepakatan itu ada kalender penandaan hari yang menjadi hitungan dari detik ke menit, dari menit ke jam, dari jam ke hari, dari hari ke minggu, dari minggu ke bulan, dari bulan ke tahun, dari tahun ke tahun berikut­nya. Begitulah seterusnya.

Kalau dipikir-pikir benar, waktu atau pun usia itu ternyata relatif adanya. Guliran waktu di akhirat jauh berbeda dengan guliran waktu di dunia. Diri­wiyatkan hadist bahwa ukuran waktu dunia dengan waktu akhirat adalah satu hari berban­ding seribu tahun. Maksudnya, 1 hari hitungan akhirat seban­ding dengan seribu tahun hitungan dunia. Bila dium­pamakan, jika usia manusia digenapkan hingga 100 tahun, maka usia manusia sebanding dengan 1,5 jam waktu akhirat. Adalah sangat benar bila kita sering men­dengar bahwa hidup di dunia adalah sangat singkat sekali; ya hanya 1,5 jam saja.

Dalam hidup 1,5 jam ini, haruskah kita biarkan waktu terbuang percuma? Usia nabi Adam mencapai 930 tahun, sementara usia nabi Mu­hammad hingga 63 tahun. Dan banyak hadist meri­wayatkan, bahwa penghuni surga rata-rata berusia seperti 33 tahun dan itu abadi karena yanga ada hanya ruang, sementara waktu membeku. Ia kekal. Di akhirat, yang ada adalah ruang saja. Yang ada hanyalah ganjaran dan balasan. Yang buruk diganjar di neraka, yang banyak pahala dibalas Tuhan dengan surga.

Usia bukanlah halangan. Ki­ta jangan pernah merasa ter­lalu muda atau terlalu tua un­tuk melakukan atau menjadi se­suatu untuk kebaikan kita dan umat. Untuk apa berusia 20 ta­hun, 40 tahun, 50 tahun, 60 tahun atau selanjutnya bila tak pernah melakukan sesuatu kebai­kan di atas dunia? Untuk apa usia, bila matinya percuma?

Yang muda jangan merasa memandang sebelah mata dengan yang lebih tua. Begitu juga sebaliknya, yang tua juga jangan merasa menyelepekan anak muda. Dan sesung­guhnya, tua atau muda itu relatif adanya. Jujur saja, saya bukan insan yang memandang seseorang berda­sarkan usianya. Saya memandang seseorang karena perbuatannya, atau prestasi-prestasinya. Coba kita lihat, betapa banyak tokoh-tokoh yang mengu­bah dan berbuat serta menjadi pe­mimpin di atas dunia yang tak berpatok pada usia.

Colonel Sanders, misalnya. Pendiri jaringan restoran Ken­tucky Fried Chicken ini pernah menjalani banyak pekerjaan. Pada 1905 atau saat berusia 15 tahun, pria bernama lengkap Harland David Sanders ini masuk angkatan darat Ame­rika Serikat sebagai juru rawat kuda. Lepas dari dinas militer, ia berganti-ganti karir antara lain nakhoda kapal uap, penjaja klaim asu­ransi, pema­dam kebakaran dan petani. Pada usia 49 Sanders mene­mukan resep rahasia ayam goreng yang kemudian mengan­tarnya meraih sukses. Lanta­ran menjadi pengusaha dan filan­tropi, ia diberi gelar kehor­matan “Colonel” oleh Gubernur Ken­tucky, Ruby Laffoon.

Lalu ada Laura Ingalls Wilder. Wilder menulis buku perdananya yang sangat terken­al, Little House on the Prairie, pada 1935 atau saat ia berusia 65 tahun. Taikichiro Mori

Pengusaha real estate nomor wahid di Jepang ini mulai berbisnis saat berusia 55 tahun. Sebelumnya, Mori bekerja sebagai peneliti dan pengajar ilmu ekonomi di Hitotsubashi Uni­versity.  Setelah mendirikan perusahaan properti Mori Building Company, ia bisa meraih gelar orang terkaya dunia versi Forbes pada 1991 dengan nilai aset US$ 13 miliar.

Ronald Reagan, Reagan merupakan satu di antara Presiden Amerika Serikat yang memiliki latar belakang karir yang unik. Sebelum terpilih memimpin Amerika pada 1981 atau saat berumur 70 tahun, ia menjalani beragam pekerjaan antara lain penyiar radio, aktor serta juru bicara untuk perusa­haan raksasa, General Electric.
Abhay Charanaravinda Bhak­tivedanta Swami Prab­hupada. 5 Pendiri gerakan spiritual Hare Krishna ini berganti karir pada usia 69 tahun. Sebelum mendiri­kan International Society for Krishna Consciousness pada 1965 di New York, ia bekerja sebagai ahli kimia dan penulis bahasa sans­krit di Kalkuta Inda. Ia merantau ke New York hanya bermodal duit US$ 50, sepasang sim­bal (alat musik dari kuningan ber­bentuk piringan) dan motivasi kuat.

Lalu Aisha Moheildin . Setelah bertahun-tahun bekerja keras, wanita 70 tahun Aljazair ini akhirnya berhasil tidak hanya membuat dirinya mele­paskan diri dari buta huruf tetapi turut menyumbang lima mushaf Alquran yang ia tulis sendiri. Banyak benar tokoh-tokoh berusia di atas 7o tahun yang berprestasi dan menjadi pemimpin dunia. Sebut saja, Nelson Mandela, Qadafi, dan lainnya. Bahkan seorang Jusuf Kalla kembali terpilih menjadi Wapres di saat usianya menjelang 73 tahun. ●

Tidak ada komentar:

Posting Komentar