Pak
Muslim Kasim, Ayo Maju (2)
Pinto Janir ; Budayawan
|
HALUAN,
07 Agustus 2014
Apa yang membuat
seseorang tetap sehat dan kuat sekalipun usianya di atas 70 tahun? Ialah
semangat hidup yang tinggi, kedermawanan, hati yang bersih, suka membantu
orang lain yang ditimpa kesulitan. Dengan semangat yang tinggi, segala
penyakit terhalau, kepikunan tak akan pernah ada selagi perbuatan-perbuatan
kebaikan terus dilakukan sepanjang usia.
Gary Becker pada tahun
1992 ketika usianya 70 tahun, ia menerima Hadiah Nobel. Becker
meninggal pada usia 83 tahun. “Gary
adalah pemikir tranformasional yang mempunyai dampak besar bagi dunia. Dia
juga merupakan pribadi yang luar biasa,” kata Presiden Universitas
Chicago Robert Zimmer dalam sebuah pernyataan.
Pada 2011, Becker sempat
mengatakan bahwa pemerintah Amerika Serikat harus menangguhkan pembayaran
uang pensiun karena hutang yang terus menggunung. Dia juga mendesak Kongres
untuk menaikkan usia pensiun sampai ke umur 70 tahun bagi orang yang tidak
menyandang disabilitas.
Becker lahir di
Pennsylvania dan mendapatkan gelar sarjana mudanya di Universitas Princeton.
Dia bekerja sebagai asisten profesor bidang ekonomi di Universitas Chicago
sebelum menjadi pengajar tetap di Universitas Columbia, New York. Pada 1970,
dia kembali mengajar di Universitas Chicago.
Muslim Kasim dan Usia
Saya mengikuti kepemimpinan
Bapak Muslim Kasim (Wagub) Sumbar sejak beliau menjabat bupati Padangpariaman
selama 2 kali periode, dan selama beliau menjadi Wakil Gubernur Sumbar.
Sudah menjadi rahasia umum, bahwa fisik dan pikiran Pak Muslim luar biasa
kuat dan tajamnya. Semangatnya sangat tinggi untuk berbuat dan melakukan
kebaikan di tengah kehidupan umat.
Pengalaman kemasyarakatannya
masak. Di mata saya, beliau adalah pemimpin yang sangat arif dan bijaksana.
Saya berdoa kepada Tuhan, semoga Pak Muslim selalu dilimpahi dan diberkahi
nikmat kesehatan. Karena saya yakin, seorang Muslim Kasim adalah seorang
pemimpin yang senantiasa ingin berbuat bagi kebaikan umat.
Dalam pikiran beliau,
Sumbar yang kaya ini haruslah maju. Dan kekayaan alam dengan segala
potensinya itu harus dimanfaatkan bagi kelangsungan hidup dan kesejahteraan
orang banyak. Pembangunan di Sumbar harus dapat dirasakan, dilihat dan
dinikmati oleh orang banyak. Untuk melakukan itu, tak ada pilihan lain, mau
tak mau, atas dukungan dan desakan beberapa tokoh dan pemuka, maka Pak Muslim
Kasim harus bersedia untuk dicalonkan menjadi calon Gubernur Sumbar
2015-2020.
Sebanyak yang suka sebanyak
yang tak suka adalah hukum alam yang tak terpungkiri. Orang yang sayang
pada ini negeri, kembali meminta kesediaan Pak Muslim untuk menjadi calon
Gubernur. Sementara, orang yang tak suka, terutama merasa Pak Muslim adalah
rival dari orang yang hendak ia dukung, akan menyerang Pak Muslim dengan isu
“tua”. Tampaknya celah “usia” akan menjadi makanan kampanye negatif
untuk menyerang sosok Muslim Kasim.
Suatu hari, kabar-kabar
dukungan ini saya sampaikan kepada Pak Muslim Kasim. “Pak, banyak tokoh masyarakat dan pemuka, serta penghulu kita di
ranah ini meminta Bapak supaya bersedia dicalonkan jadi calon Gubernur
Sumbar,” kata saya. Pak Muslim Kasim menjawabnya dengan senyum saja.
Lalu beberapa kali saya mengikuti kunjungan kerja Pak Muslim Kasim ke
berbagai daerah, dan saat itu pula secara terang-terangan di masyarakat
itu, beberapa tokoh meminta secara langsung supaya Pak Muslim bersedia
dicalonkan jadi Gubernur Sumbar. Lagi-lagi, pak Muslim Kasim menjawabnya
dengan senyum.
Suatu hari, saya kembali
bertanya. Mengapa Pak Muslim tak memberikan jawaban ketika banyak tokoh
masyarakat meminta beliau dicalonkan jadi calon Gubernur Sumbar periode
2015-2020? Kali ini Pak Muslim Kasim menjawab: “Saya sudah 70 tahun !” Olala, ternyata Pak Muslim Kasim
beralasan karena usianya yang 70 tahun.
Hmm, lekas saya menjawab:
“Contoh terbaru adalah ketika Pak Jusuf
kalla kembali terpilih menjadi Wapres dalam usia lebih 70 tahun. Indonesia
yang dipikirkan oleh Pak JK, Pak. Ini baru hanya soal propinsi Pak!”.
Pak Muslim Kasim yang akrab dipanggil dengan sebutan “Abang” ini kembali
tersenyum, tapi belum memberi komentar.
Saya sampaikan nama-nama
para tokoh dan para pemimpin yang mengubah dunia di usia 70 tahun. Saya
katakan, bahwa soal hidup bukanlah soal usia, tapi adalah soal laku dan
perbuatan serta kebijakan hidup. Untuk apa pemimpin muda kalau tak berbuat
apa-apa dan hanya menghabiskan waktu untuk satu pencitraan kepada pencitraan
yang lain? Gumam saya.
Demi Sumatera Barat lebih
baik, adalah kewajiban saya untuk meyakinkan si abang bahwa hidup bukan soal
usia. Saya yakin benar—karena belasan tahun memahami pikiran dan perbuatan si
abang selama menjadi pemimpin—bahwa sosok Muslim Kasim adalah sosok pemimpin
yang memiliki kemampuan untuk mengubah nagari ini ke arah yang jauh lebih
baik.
Dan adalah tetap menjadi
tugas saya secara moril untuk meyakinkan Pak Muslim untuk maju menjadi calon
Gubernur Sumbar periode 2015-2020. Saya lihat, tak ada undang-undang yang
melarang orang berusia 70 tahun dilarang jadi kepala daerah. Tak ada itu.
Yang ada dalam persyaratannya adalah sehat dan tidak pikun. Dan Pak Muslim
memenuhi persyaratan itu.
Saya yakin, banyak pula
tokoh yang seperyakinan dengan saya dan berupaya pula meyakinkan Pak Muslim
Kasim untuk maju menjadi calon Gubernur 2015-2020. Bila ada kampanye
negatif yang menyudutkan Pak Muslim Kasim akan usia beliau, maka adalah
kewajiban saya, dan kewajiban orang yang seperyakinan dengan saya untuk
meyakinkan umat bahwa soal hidup bukanlah soal usia belaka. Pak Muslim,
doa kami bersamamu! Pun bila Tuhan berkehendak, tak satupun yang sanggup menghalangiNya. Kun Fa Yakun. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar