Tantangan
Indonesia 2017
dan
Pemimpin Berintegritas
Deden Ramdan ; Wakil Rektor III Universitas Pasundan
Bandung
|
KORAN
SINDO, 10
Februari 2017
Pemimpin
yang berintegritas adalah pemimpin yang satunya kata dengan perbuatan,
konsisten antara sikap dan tindakan, antara nilai hidup yang dianut dan hidup
yang dijalankan.
Pemimpin
yang berintegritas adalah pemimpin yang matang, tanpa kompromi, serta menolak
pengakuan untuk dirinya sendiri. Di dalam menjalankan hidup serta
pelayanannya, pemimpin yang matang dan berintegritas fokus mencapai tujuan
yang mulia. Seorang pemimpin yang berintegritas adalah yang memiliki
integritas dalam etika dan moral.
Seorang
pemimpin yang diharapkan oleh masyarakat Indonesia adalah sosok yang
mempunyai visi dan misi dalam rangka menentukan langkahlangkah menyelesaikan
problematika bangsa yang semakin kompleks pada 2017. Seperti terjadinya
disparitas antara penduduk kaya dan miskin (Gini Ratio Indonesia 0,42 dari
skala 5) dan dipertajam isu penguasaan modal asing yang cenderung intervensi.
Selain
itu, kenaikan sejumlah ke-butuhan publik seperti kenaikan harga BBM dan tarif
dasar listrik. Demokrasi substansial yang mengedepankan sosiodemokrasi
berhadapan dengan demokrasi prosedural sehingga terjebak dalam demokrasi yang
sangat kapitalistik individualistis akibatnya indeks ekonomi tidak beranjak
signifikan.
Indeks
persepsi korupsi masih tinggi, yaitu 118 dari 174. Di samping persoalan
penegakan hukum dan terfragmentasinya kelompok masyarakat karena isu tidak
produktif, seperti isu SARA yang pada gilirannya mengarah pada surutnya
wibawa kepemimpinan nasional. Keberanian sangat dibutuhkan untuk mendongkrak
kondisi negara yang tidak efektif saat ini.
Seorang
pemimpin dituntut melakukan terobosan dan dapat mengubah tatanan pemerintahan
yang beradab, berkemampuan, dan berkeadilan. Kita butuh para pemimpin yang
dapat meningkatkan kapasitas bangsa menggapai daya saing tinggi, tetapi
sekaligus mengembangkan daya sanding kohesif. Pemimpin yang paham
mengendalikan kompetisi sehingga menjadi sehat sekaligus kerja sama untuk
saling berbagi ruang dan peluang.
Hasil
riset dari James Kouzes dan Barry Posner menyatakan bahwa karakteristik
paling utama bagi seorang pemimpin adalah integritas. Integritas berasal dari
kata latin integrated artinya komplet, utuh, dan sempurna yang berarti tidak
ada cacat. ”Integritas adalah fondasi untuk membangun rasa percaya (trust).
Menurut
Sandjaya, integritasdimengertisebagai wholeness, completeness, entirety,
unified. Keutuhan yang dimaksud adalah keutuhan dalam seluruh aspek hidup,
khususnya antara perkataan dan perbuatan. Dengan demikian, integritas dapat
diartikan sebagai keutuhan yang melibatkan seluruh aspek kehidupan yang
dinyatakan dalam kesatuan antara perkataan dan perbuatan, di mana apa katakan
oleh pemimpin itulah yang dilakukannya.
Dengan
begitu, dia dapat dipercaya, disegani, dan dihormati orangorang yang
dipimpinnya. Integritas bagi seorang pemimpin merupakan alat yang sangat kuat
untuk memimpin dan dapat meningkatkan kredibilitasnya di mata orangorang yang
dia pimpin. JohnMaxwe ll 2016 mengatakan, ciri-ciri pemimpin yang
berintegritas ditandai dengan memiliki konsistensi yang dapat dilihat dari
tanggung jawab dalam mengatur semua hal dan yang dipercayakan kepadanya.
Selain
itu, juga yang memiliki ketulusan selalu memiliki kerelaan hati. Kerelaan
hati yang diperlihatkan oleh pemimpin dapat dilihat ketika dia memberikan
yang terbaik kepada organisasinya ataupun orang-orang yang dipimpin. Hal lain
pemimpin yang kapabel yaitu pemimpin yang lebih paham permasalahan secara
mendetail, andal, dan menguasai kemampuannya sehingga dapat segera mencari
solusi.
Pemimpin
yang berintegritas adalah seorang pemimpin yang mampu menjunjung tinggi
nilai, prinsip, dan kebenaran yang diyakininya. Seorang pemimpin yang
berintegritas akan mampu memberikan keteladanan dalam memengaruhi orang lain
untuk melakukan perubahan yang terkait proses berpikir.
Karena
itu, seseorang yang memiliki kepemimpinan yang mampu menerapkan integritas
tinggi akan menunjukkan sikap yang kuat terhadap keteguhan dalam bertindak
sesuai prinsip kebenaran dan tidak gentar dengan guncangan yang akan menggoyahkan
kepemimpinannya.
Hak
prerogatif presiden dalam menentukan sebuah kebijakan jangan sampai tergeser
dengan kepentingan-kepentingan partai koalisi atau kepentingan asing sehingga
untuk menentukan sebuah kebijakan publik selalu terganjal pertentangan.
Ekspektasi
rakyat Indonesia kepada seseorang yang berintegritas dan berdedikasi harihari
ini semakin tinggi. Seorang pemimpin mampu membuat keputusan yang tepat dalam
bersikap dan berperilaku sehingga dapat membangun kepercayaan publik terhadap
pemerintah.
Seseorang
yang dapat menuntun mana kebenaran yang harus ditegakkan dan ketidakjujuran
yang harus diberikan suatu ketegasan sehingga hukum harus tetap dijalankan
tanpa pandang bulu. Ini tidak berlebihan karena jika Indonesia tidak mampu
berubah, maka Indonesia akan terus berada dalam masa transisi demokrasi
karena tidak adanya pemerintahan yang kuat dengan pemimpin yang tangguh dan
berintegritas untuk mengakhiri situasi menuju konsolidasi demokrasi.
Jadi,
dapat dikatakan bahwa pemimpin mandiri berintegritas memiliki tanggung jawab
besar untuk menyelaraskan serta meneguhkan hati, pikiran, sikap, cara dan
tindakan yang benar dan baik dalam lingkup kehidupannya sehingga dia terbukti
secara konsisten dapat menjadi berkat kepada sesamanya. Landasannya ialah
karena dia yang berintegritas itu berbudi luhur dan akan selalu berpikir,
bersikap, berkata, dan bertindak luhur.
Mengapa
integritas begitu penting? Sebab, integritas memberikan kuasa kepada
kata-kata kita, memberikan kekuatan bagi rencana-rencana kita, dan memberikan
daya (force) bagi tindakkan kita. Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf
Kalla punya kesempatan menunaikan tugas sejarah membangun integritas bersama
agar tak kembali terperangkap ”involusi”, berkubang pada kesalahan yang sama
seperti presiden terdahulu yang membuang energi dan kesempatan. Kita
merindukan pemimpin, bukan pembesar.
Negarawan
autentik dengan visi ke depan. Bukan kontestan yang menjual keajaiban
konfigurasi tantangan dan beban negara menghendaki ekspresi keteguhan sikap,
keputusan, dan tindakan yang menyatukan visi besar bersama. Kita berharap
seorang pemimpin yang tidak mudah berjanji, tetapi belum cukup memberi di
lapangan pengabdian kemasyarakatan dan kebangsaan.
Perlu
banyak tokoh teladan yang dapat membangkitkan tekad untuk memecahkan begitu
banyak kebuntuan, bersendikan misi kuat, terukur, dan terencana. Figur-figur
dengan dukungan mencukupi dari berbagai kalangan, mampu merangkum cita-cita
bangsa, dan mengorbankan semangat dan hasrat besar agar Indonesia meraih
martabat semestinya.
Ada
fungsi yang perlu dipenuhi seorang pemimpin agar rakyat mengalami
transformasi kehidupan yang istimewa. Transformasi kehidupan dari
kepemimpinan yang keluarannya bersifat perifer sensasional tak menyentuh
pemenuhan kebutuhan utama mayoritas rakyat di bidang fisikal,
emosional
spiritual, dan cenderung berorientasi pada kampanye verbal semata menuju
keluaran kepemimpinan yang bersifat elementerfaktual memenuhi kebutuhan utama
dan mendasar seluruh rakyat fisikal, emosional, spiritual, serta berorientasi
pada kebenaran obyektif kehidupan (Herry Tjahjono, 2014).
Pada
2017 bangsa Indonesia mendambakan pemimpin nasional berintegritas yang bukan
hanya untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan rakyat elementer, faktual,
mediasi solutif, serta mencapai sinergi bersama, tetapi sudah sampai pada
tanggung jawab pemimpin dalam membawa kehidupan rakyat ke tataran lebih
tinggi: menjadi lebih manusiawi.
Untuk
memenuhi fungsi ini, tentunya pemimpin nasional wajib punya kebesaran dan
kematangan jiwa tinggi sehingga secara kaffah mengabdikan dirinya bagi negeri
ini dan semua rakyat yang dipimpinnya. Semoga. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar