Selasa, 20 Agustus 2013

Ambrolnya Ketahanan Energi Kita

Ambrolnya Ketahanan Energi Kita
Rohmad Hadiwijoyo ;   Dalang dan CEO RMI Group
MEDIA INDONESIA, 20 Agustus 2013

KEBERANIAN Presiden Meksiko Enrique Pefia Nieto saat diangkat menjadi Presiden ke-57, yaitu berani membuat blueprint energi yang jelas dan transparan. Di antaranya mereformasi kebijakan energi yang terlalu birokratis. Adanya intervensi politik membuat investor di bidang minyak dan gas menarik diri, menyebabkan produksi minyak Meksiko terus merosot sejak 2004. Ditambah lagi dampak dari pasar bebas Amerika Utara, dan AFTA. Gebrakan Presiden Meksiko diapresiasi perusahaan­-perusahaan minyak kelas dunia seperti Chevron.

Setidaknya ada dua berita menarik saat penangkapan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini. Yang pertama adalah berita gebrakan Presiden Meksiko yang menjadi headline di koran internasional Financial Times. Dan yang kedua berita penganugerahan bintang Mahaputera kepada sembilan menteri Kabinet Indonesia Bersatu yang dipandang cukup berprestasi.

Tiga berita tersebut bisa saling nyambung seandainya dibuat cerita oleh ki dalang kehidupan. Profesor migas yang sekaligus kepala SKK Migas sekiranya bisa mencontoh gebrakan Presiden Meksiko, sehingga dia dianggap berprestasi di bidang energi dan berpeluang mendapatkan bintang Mahaputera. Penerima bintang Mahaputera, selain membawa nama harum, kelak kalau wafat berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan.

Namun, sayang ceritanya tidak seperti yang diskenariokan. Malah dalam suasana Lebaran, Pak Kepala SKK Migas tersandung perkara korupsi dan tertangkap tangan menerima upeti US$400 ribu dan satu unit motor gede. Ada pepatah kuno menyebutkan `kridane ati tan kuwowo mbedah kutone pasti'.
Artinya, manusia berencana dan Tuhan yang akan menentukan. Itulah yang menimpa Kepala SKK Migas. 

Mengelola aset negara yang besarnya lebih dari Rp300 triliun ternyata tidak cukup dengan hanya `pintar' secara keilmuan. Selain pintar, diperlukan tiga hal lagi agar aset­-aset yang dikelolanya benar-­benar migunani dan bermanfaat bagi rakyat dan negara. Ketiga, sangu untuk menjadi kepala SKK Migas harus berhati nurani suci, mengerti permasalahan migas, dan inovatif di bidang energi.

Harus memiliki nurani

Manusia diberi anugerah oleh Gusti berupa akal budi dan nafsu. Akal budi untuk berpikir dan nafsu diperlukan untuk menambah warna serta memacu semangat dalam hidup manusia. Sebagai pengendali keduanya diperlukan hati nurani. Hati yang sudah dicerahkan oleh nilai­nilai cahaya kebenaran tidak pernah berbohong. Manusia bisa memiliki hati nurani yang suci kalau yang bersangkutan terus intens berkomunikasi dengan Sang Khalik. Momentum puasa sebulan kemarin sangat bagus untuk mengukur kesucian hati nurani kita.

Orang yang sudah pono dan mengerti akan jati diri setelah bermuhasabah selama Ramadan akan mendapat cahaya kebenaran berupa hati nurani yang suci. Hati nurani tidak mau dan tidak bisa bohong walaupun digoda pakarti nafsu.
Kalau saja Profesor SKK Migas memiliki hati nurani yang teruji, beliau tidak akan silap atau silau saat ditawari segepok uang dolar dan motor gede untuk memuluskan deal kontraktor migas.

Ada tiga area yang sering di gunakan pintu masuk berpraktik korupsi di SKK Migas yang notabenenya sebagai badan regulasi minyak dan gas bumi kita. Pertama, pemberian izin­ izin wilayah kerja penambangan migas sering menjadi ajang negosiasi antara kontraktor migas dan SKK Migas. Kedua, area yang sering dijadikan deal­deal tidak terpuji, yakni perpanjangan kontrak wilayah kerja penambangan migas. Dan yang terakhir, yang tidak kalah penting, yaitu negosiasi untuk mendapatkan besarnya cost recovery atau biaya pengganti dari pemerintah. Menghadapi ketiga godaan ini, kalau kepala SKK Migas tidak memiliki hati nurani yang teruji, kasus­kasus korupsi akan terus terjadi. Yang kedua, mengerti akan permasalahan minyak dan gas bumi di Indonesia. Lifting migas kita yang terus nungsep perlu dicarikan solusi.

Saat ini lifting produksi minyak bumi kita sekitar 825 ribu barel per hari (bph)nya.
Dari lifting tersebut, sekitar 500 ribu bph masih dipegang oleh perusahaan asing swasta. Di antaranya yang sering disebut kelompok enam perusahaan besar asing (the big six companies). Artinya, daya tawar kita rendah untuk menjadi negara yang memiliki ketahanan energi yang mandiri.
Selain itu, dengan produksi sekitar 800 ribu bph tersebut, tidak cukup untuk menopang keperluan energi nasional kita yang mencapai 1,4 juta bph.
Sehingga mau tidak mau kita masih harus impor migas untuk mencukupi keperluan energi. Dan inilah yang menjadi sumber masalah baru anggaran subsidi BBM sehingga menjadi beban yang berat APBN.
Selain itu, legal infrastructure yang kurang kondusif juga memengaruhi iklim investasi baru di sektor minyak dan gas bumi di Indonesia. Kasus terakhir seperti berlarut-larutnya legal case di Chevron tentang remediasi lingkungan. Para pemain minyak dan gas bumi asing yang ada di Indonesia saling komunikasi dengan baik. Bahkan setiap Jumat pagi, mereka sering melakukan forum sarapan bareng sehingga berita-­berita miring menyangkut industri migas dengan cepat menyebar dan akan menjadi berita kurang baik bagi investor.

Yang terakhir, perlunya seorang kepala SKK Migas yang memiliki kecakapan berinovasi yang canggih di bidang energi. Indonesia dianugerahi kekayaan alam berupa energi terbarukan seperti panas bumi, surya, dan angin. Selain itu, energi ombak laut dan biomassa belum tersentuh. Perlunya dibuat blueprint yang komprehensif sehingga menjadi pegangan dalam menentukan arah kebijakan energi atau energy chart kita ke depan.

Dalam sejarah energy chart Amerika, negara adidaya yang rajin mencari sumber­sumber energi di negara lain dengan cara berperang, dalam waktu lima tahun mendatang, sudah tidak lagi memerlukan energi dari negara lain. Amerika memanfaatkan bauran energy shale gas dengan harga mu rah dan terjangkau. Shale gas merupakan formasi dangkal dalam eksplorasi gas alam. Dengan pengeboran sekitar kedalaman 550 m, gas alam sudah berhasil didapatkan jika dibandingkan dengan pengeboran migas normal yang mencapai kedalaman sekitar 2.500­3.000 meter. Karena eksplorasi shale gas dangkal, biaya produksinya lebih murah sehingga harga jualnya pun juga murah.

Hebatnya lagi, energi yang murah dan ramah lingkungan tadi dipersembahkan untuk energi rakyat Amerika. Sedangkan energi minyak yang memiliki harga jual tinggi dan mengemisikan karbon yang besar dijual ke negara lain.Kita justru malah sebaliknya, energi murah gas kita dijual ke negara lain, sedangkan energi yang mahal dipersembahkan untuk rakyat. Potensi bauran energi kita lebih besar jika dibandingkan dengan Amerika. Cadangan panas bumi kita terbesar kedua di dunia dengan kapasitas sekitar 27 ribu Mw. Sayangnya baru sekitar 1.500 Mw yang sudah dimanfaatkan.


Energi panas bumi mengajarkan kita untuk mengenal kembali asas wawasan Nusantara. Karena energi panas bumi untuk listrik hanya bisa diperuntukkan kepada daerah penghasil panas bumi itu sendiri dan tidak bisa diekspor ke negara lain. ● 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar