Jokowi
dan Keajaiban Politik Pilpres
Denny JA ; Pendiri Lingkaran Survei Indonesia
|
REPUBLIKA,
26 April
2018
Jika ada ahli sejarah
ingin menulis tujuh keajaiban politik Indonesia, satu dari tujuh peristiwa
itu yang layak untuk dipertimbangkan adalah terpilihnya Jokowi menjadi
presiden Indonesia tahun 2014.
Peristiwa itu dikatakan
ajaib karena seolah melawan “convensional wisdom,” melawan apa yang biasa. Di
tahun 2011, tiga tahun sebelum pemilu presiden, tak ada yang membicarakan
Jokowi akan menjadi presiden
Indonesia. Untuk menjadi calon presidenpun, nama Jokowi jauh dari radar.
H-3 tahun, Jokowi walikota
Surakarta. Populasi wilayah itu hanya 500 ribu jiwa. Dibandingkan populasi Indonesia
yang 250 juta jiwa, itu hanya 0,2 persen.
Saat itu, Jokowi bukan
tokoh partai politik. Ia bukan konglomerat. Ia bukan anak atau bagian dinasti
tokoh Indonesia. Jokowi bahkan belum masuk hitungan tokoh nasional.
Namun peristiwa berjalan
cepat dan tak terduga. Jokowi menjadi calon gubernur Jakarta, dan terpilih.
Jokowipun menjadi calon presiden Indonesia dan terpilih.
Semua peristiwa yang
membawa Jokowi dari wali kota solo menjadi Presiden indonesia dalam hitungan
tiga tahun, sungguh bukan rancangan siapapun. Konsultan politik paling jenius
sekalipun, tak akan mampu menciptakannya.
Ini kombinasi antara
kekuatan pribadi Jokowi saat itu, ditambah peristiwa alam, ditambah ketepatan
merespon situasi. Tentu awalnya adalah gaya politik original Jokowi yang
dikenal dengan istilah blusukan. Ia dekat dengan rakyat, dikenal relatif
bersih dan sederhana.
Ia pun kemudian dilirik
menantang gubernur Jakarta Fauzi Bowo. Hari pilkada kurang dari 6 bulan,
bahkan tak ada satu lembaga surveipun yang mengunggulkan Jokowi. Fauzi Bowo,
selaku pertahana, selalu menang telak.
Telah tejadi sesuatu
setelah survei terakhir, H-14 sampai hari pencoblosan. Telah terjadi gerakan
yang membalikkan suara. Satu yang dapat diduga adalah politik sosial
media yang saat itu mulai semarak.
Berbeda dengan jalur lain, media sosial tetap berbunyi hingga detik terakhir
pencoblosan.
Jokowi terpilih sebagai
gubernur Jakarta. Politik gempar!
Tak lama kemudian,
Jakartapun dilanda banjir panjang dan parah di bulan Januari- Febuari 2013.
Ini sepenuhnya peristiwa alam. Namun banjir itu membuat gubernur Jakarta
berhari hari menjadi panggung nasional.
Jokowi melintasi banjir
dengan gerobak. Jokowi masuk ke terowongan memeriksa saluran. Jokowi bercakap
dengan rakyat. Terasa semua begitu wajar ekspresi pemimpin yang merakyat,
sederhana, penuh perhatian. Publik mulai berseru: Telah lahir pemimpin yang
merakyat, dari rakyat, untuk rakyat.
Tak terduga Jokowi menjadi
tokoh baru yang populer. Iapun unggul di aneka survei untuk capres 2014.
Bahkan kemudian, Megawati merelakan diri tak maju sebagai capres, dan
memberikan tiket PDIP itu kepada Jokowi.
*****
Dalam pilpres 2014,
terjadi keajaiban lain. LSI Denny JA sejak H- 6 bulan, setiap bulan melakukan
survei. Mencengangkan jarak antara Jokowi-JK melawan Prabowo- Hatta semakin
surut. Awalnya pasangan Jokowi unggul di atas 20 persen. Namun H- 1 bulan,
pasangan Jokowi hanya unggul 0,5 persen. Ini di bawah margin of error.
Jika trend menurun berlanjut,
Jokowi akan dikalahkan. Semua survei menunjukkan trend selisih yang menurun.
Sebagian mempublikasikannya. Sebagian lembaga menyimpan saja data itu.
Saya jumpa Jokowi bersama
Luhut Panjaitan. Saya juga jumpa Andi Wijayanto yang saat itu menjadi tokoh
penting dalam team sukses Jokowi. Disepakati LSI Denny JA bergerak di 7
provinsi terbesar dalam sisa waktu.
Seketika kantor LSI
menjadi gudang begitu banyak brosur. Door to door ke rumah rumah di 7
provinsi dilakukan. Saya usulkan lima program untuk menarik hati wong cilik.
Lima program itu kemudian dimodifikasi lagi oleh team Jokowi.
Saya ingat, langkah
pertama saya jumpa Rikard Bagun di Kompas. Saya ditemani Agus Edi Santoso.
Rikard bertanya apakah iklan tentang program Jokowi ini sudah disetujui Jokowi?
Saya jawab: silahkan dan tentu harus dicek oleh Kompas. Akhirnya Kompas
memuat iklan Jokowi itu.
Iklan di Kompas saya
utamakan untuk kabar nasional ada program baru Jokowi. Berita ini diharap
sebagai momen untuk membalikkan trend. Program unggulan Jokowi yang dimuat di
harian Kompas, juga sebagai penanda
LSI Denny JA sebagai lembaga resmi bergerak untuk Jokowi.
Di antara 7 provinsi
besar, saya sendiri menggerakkan relawan di Jabar, Jateng, dan Jatim. Video
saya menggerakkan relawan di tiga kota itu masih bisa ditonton di Youtube.
Karena ini era social
media, saya buat juga mobilisasi di twitter, facebook, dan berita online.
Tweet saya mengajak mendukung Jokowi bahkan di RT lebih sejuta kali.
Twitter Inc kemudian
menjadikan tweet saya untuk kampanye Jokowi itu sebagai tweet no 2 paling
banyak di RT tingkat dunia. Tweet itu hingga kini tetap dianggap sebagai satu
tweet yang paling banyak di RT sepanjang sejarah twitter.
Terkaget pula saya. Peran
saya dalam politik sosial media itu dianggap fenomenal oleh majalah terbesar
dunia TIME Magazine. Di tahun 2015, saya pun dipilih satu dari 30 tokoh
internet dunia bersama Presiden Obama, Presiden Argentina, PM India, dan
selebriti seperti Justin Bieber, Sakira, dan lainnya.
Survei LSI terakhir H-7
hari, situasi mulai berbalik. Selisih Jokowi versus Prabowo yang kian kecil
hingga 0,5 persen, menaik lagi dan melebar.
Aha! Trend mulai berbalik.
Saya meyakini Jokowi terpilih. Karena itu pula, di hari pemilu, sebelum TPS
tuntas menghitung suara, melalui exit poll, saya sudah umumkan Jokowi
presiden baru.
Saya ingat karena
mengumumkan Jokowi menang terlalu dini, saya dipolisikan oleh Fadli Zon. LSI
pun membuat konf pers. Mengapa riset ilmu pengetahuan dikriminalkan? Dua
minggu kemudian, hasil resmi KPU keluar. Aha! Quick count LSI termasuk yang
paling akurat, selisih hanya di bawah 0,5 persen dibanding hasil akhir KPU.
Semua yang saya kisahkan
di atas bisa dilacak di Google.
*****
Apa point dari kisah ini?
Pernah terjadi keajaiban dalam pemilu presiden 2014. Jangan remehkan juga
pemilu presiden 2019. Keajaiban yang membuat seorang tokoh menjadi presiden
tetap bisa terjadi.
Jangan terpaku oleh hasil
survei sementara H-11 bulan. Dalam politik, kecuali singa yang berubah
menjadi burung merpati, segala hal bisa berubah. Banyak keajaiban dalam
pemilu presiden. ●
|