Politik
Virtual Capres
M
Nafiul Haris ; Peneliti Pol Tracking Institute
|
TEMPO.CO,
18 Juni 2014
Kehadiran
situs jejaring sosial, seperti Facebook, Twitter, serta media sosial lain
yang terus bermunculan, kini memberikan ruang kreatif bagi tim sukses
pasangan capres-cawapres yang akan berlaga pada 9 Juli nanti. Melalui
fasilitas yang tersedia, mereka mendukung penuh penampilan diri pasangan
capres-cawapres yang dijagokannya lewat dunia maya agar meraih kemenangan.
Tak
mengherankan bila para anggota tim sukses, pendukung, dan relawan pasangan
capres tertentu memanfaatkan adanya situs jejaring sosial ini secara
maksimal. Belakangan juga diketahui muncul situs ayovote.com, juga
orangbaik.org, di mana kedua situs tersebut bermaksud memfasilitasi para
calon pemilih supaya bisa mengetahui sepak-terjang pasangan capres-cawapres
yang layak pilih.
Selain
itu, media sosial diyakini mampu membawa perubahan pola konsumsi konten
(calon pemilih) pasangan capres tertentu untuk memilih pasangan yang lain.
Pada sisi lain, juga mampu membawa arah baru dari produksi konten (capres).
Melalui fasilitas "Status" Facebook, tim sukses Jokowi maupun
Prabowo dimungkinkan untuk mengkonstruksikan identitas diri kedua calon di
ruang virtual. Apa yang sedang dipikirkan oleh Jokowi maupun Prabowo, kondisi
fisik apa yang sedang ia alami, keadaan di sekitar dirinya, hingga bagaimana tanggapannya
terhadap situasi, dapat diikuti di media sosial ini.
Namun
patut dicatat, relasi menjadi bagian terpenting dari suatu sistem ini. Mereka
melakukan komunikasi, membangun, dan sebenarnya sedang mendefinisikan
hubungan di antara mereka. Dan, setiap individu yang berada dalam suasana
komunikatif ini selalu menciptakan sekumpulan harapan, memperkuat
harapan-harapan lama, atau mengubah sebuah pola interaksi yang sudah ada. Hal
tersebut jelas memberi ruang bagi para pasangan capres-cawapres untuk mengkonstruksikan
ide-ide politik virtual mereka.
Wajar
bila kemudian tim sukses, pendukung, relawan capres dan cawapres, banyak
melakukan sosialisasi mengenai program, visi, dan misinya melalui Facebook.
Mereka tahu Internet jauh bisa melampaui kekuatan peraga-peraga kampanye di
tepi jalan atau media cetak. Facebook dengan sifatnya yang bisa berinteraksi,
dan ini dilakukan secara real time, menjadi poin penting tersendiri bagi tim
sukses pasangan capres-cawapres untuk dijadikan media kampanye.
Selanjutnya,
Facebook sebagai situs jejaring sosial juga merupakan medium yang bisa
digunakan oleh audiens untuk melakukan pengungkapan diri. Audiens dapat
mengungkapkan informasi personalnya kepada publik, sekaligus bisa menetapkan
beragam kriteria caleg yang diinginkan bagi mereka. Pengungkapan diri ini
dianggap penting karena munculnya perilaku positif mengenai diri sendiri
maupun terhadap orang lain menegaskan arti penting dari atau telah adanya
hubungan yang sedang terjalin dengan orang lain.
Era
digital ini telah membawa perubahan dalam model kampanye para capres. Di sana
ada transformasi politik virtual yang terjadi dalam individu modern, dan
mereka mencoba melepaskan diri dari tradisi maupun struktur (sosial lama)
yang selama ini dianggap sudah tidak sesuai dengan zaman. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar