Menyetop
Merokok pada Remaja
Siwi
Fatmawati ; Koordinator Kajian
Pendidikan Antinarkoba-Rokok Remaja di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK) IAIN Walisongo Semarang
|
SUARA
MERDEKA, 25 Juni 2014
Jumlah
perokok berusia remaja dari tahun ke tahun makin bertambah. Meskipun saat ini
pada kemasan rokok, termasuk iklan produk itu menyertakan peringatan “Merokok
Membunuhmu”, sebagian remaja termasuk siswa SLTP/SLTA sepertinya tak memedulikannya.
Bahkan, beberapa kali penulis memergoki beberapa murid SD mengisap rokok,
kendati secara bergantian, di warung dekat sekolah.
Berulangkali
dokter mengimbau pemuda supaya menjauhi rokok, namun seruan itu ibarat masuk
telinga kanan keluar telinga kiri. Komisi Nasional Perlindungan Anak menyebut
data jumlah perokok anak usia 10-14 tahun mencapai 1,2 juta orang per tahun.
Tahun 2008 hingga 2012 jumlah perokok anak di bawah umur 10 tahun di
Indonesia mencapai 239.000 orang.
Angka
tersebut akan terus meningkat bila sejak dini tak ada pencegahan dan
penanganan serius dari pemerintah, termasuk dari pihak sekolah dan keluarga.
Tahun 2013 sampai awal 2014, jumlah perokok remaja hampir menyentuh angka
5.000. Fenomena itu harus kita cegah, melalui edukasi dari guru atau pihak
sekolah. Kita banyak berharap setelah tanggal 24 Juni 2014, lebih banyak
generasi muda berhenti merokok.
Mulai
tanggal itu, kemasan rokok harus menyertakan gambar peringatan. Selain gambar
orang merokok, ada gambar tengkorak dan teks ’’Merokok Membunuhmu’’, serta
tiga gambar mulut, leher, dan paru-paru yang terkena kanker. Bagi generasi
muda, merokok bisa menjadi ’’pintu gerbang’’ menjadi pecandu narkoba. Banyak
bekas pecandu memberi testimoni bahwa ’’perkenalan’’ mereka kepada narkoba
diawali dari merokok.
Selanjutnya,
mereka mengaku ingin mencoba yang lain, yakni narkoba, berlanjut hingga
heroin bila mempunyai banyak uang. Mencegah perilaku merokok pada kalangan
remaja, sebenarnya gampang-gampang susah. Yang terpenting ada usaha keras
dari orang tua, sebagai pihak pertama yang mengenal karakter anak. Kemudian
peran pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk berupaya mencegah kebiasaan
merokok yang sudah menjadi tren pada sebagian kalangan remaja. Ada beberapa
hal yang perlu dilakukan.
Pertama;
usahakan agar orang tua tak merokok. Rasanya percuma melarang anak merokok,
tetapi ia sendiri sebagai orang tua malah merokok, bahkan perokok berat.
Kedua; jika orang tua tak bisa berhenti merokok, upayakan jangan menyuruh
anak membelikan rokok. Menyuruh anak membeli rokok, sama halnya dengan
memberi contoh tidak baik kepadanya. Bisa-bisa anak itu akan berbalik dengan
mengatakan, ’’Ayah saja merokok, kenapa saya tak boleh?’’ Hal itu banyak
terjadi di masyarakat. Orang tua sebagai anutan perlu memberi contoh baik.
Termasuk
guru jangan merokok di sekolah. Ketiga; lebih intensif menggalakkan kampanye
antirokok. Seharusnya, di berbagai tempat yang sering dikunjungi anak muda
lebih banyak lagi dipasang peringatan tentang bahaya merokok. Medianya bisa
videotron, poster, baliho, atau slogan yang memotivasi anak supaya menjauhi
rokok. Visualisasi pesan itu juga lewat bahasa gaul.
Keempat;
memberikan edukasi kepada anak bahwa merokok adalah perbuatan bodoh, berisiko
buruk terhadap kesehatan, dan menghambur-hamburkan uang. Lebih baik uang
bekal dari orang tua dibelikan buku atau peralatan sekolah yang lain. Lebih
baik lagi bila kita mengedukasi bahwa lebih baik menabung ketimbang membeli
rokok.
Ketegasan Pemerintah
Kelima;
ketegasan pemerintah, termasuk pihak sekolah. Guru harus rutin merazia, dan
tegas menjatuhkan sanksi bila ada siswa ketahuan merokok. Termasuk bila siswa
terbukti menyimpan rokok di tas atau bawah jok motor. Keenam; menyisipkan
dalam mata pelajaran mengenai sejumlah penyakit akibat dari kebiasan merokok.
Ketujuh;
berbicara dari hati ke hati antara orang tua dan anak. Ini langkah terakhir
yang bisa dilakukan orang tua. Pasalnya, selama ini banyak remaja merokok
secara sembunyi-sembunyi di luar rumah, dan bila pulang ke rumah kembali
tampil sebagai ’’anak manis’’.
Generasi muda perlu terus dan kembali diingatkan mengenai bahaya merokok. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar