Industri
yang Menyejahterakan
Chafid
Fandeli ; Pakar Konservasi Lingkungan
Fakultas Kehutanan UGM, Pengarang buku Analisa mengenai Dampak Lingkungan:
Prinsip Dasar dan Penerapannya dalam Pembangunan
|
SUARA
MERDEKA, 23 Juni 2014
KEBUTUHAN semen merupakan
realitas yang tidak bisa dimungkiri. Indonesia memerlukannya guna
mengakselerasi tahapan pembangunan. Pasa saat ini, di tengah percepatan
tinggi pembangunan, kebutuhan semen makin tinggi. Karenanya, pemerintah
melalui BUMN, harus berupaya memenuhi kebutuhan itu supaya pembangunan tidak
mandek. Pemerintah bisa menempuh dua langkah guna memenuhi kebutuhan itu,
yakni selain mendatangkan semen dari luar negeri, pemerintah bisa
mengeksplorasi sumber daya alam yang ada. Pemerintah perlu membangun pabrik
semen berikut penambangan bahan bakunya guna membantu masyarakat mencukupi
kebutuhan semen secara nasional.
Statistik menunjukkan, pada saat
ini, bahkan dalam 10 tahun ke depan, kebutuhan semen untuk menunjang
pembangunan di Indonesia, masih belum mencukupi. Karena itu, langkah
pemerintah melalui PT Semen Indonesia Tbk membangun pabrik semen dengan
pendekatan wawasan lingkungan yang menyejahterakan masyarakat, di Gunem
Kabupaten Rembang, pantas diapresiasi. Pembangunan pabrik semen berkapasitas
3 juta ton per tahun itu membutuhkan lahan seluas 890 ha untuk lokasi pabrik,
fasilitas jalan, dan areal penambangan bahan bakunya, yaitu tanah liat
(lempung) dan gamping.
Melalui proses cukup panjang,
baik tahapan pemetaan, sosialisasi, negosisasi, maupun implementasi, kini
areal yang dibutuhan telah tersedia. Tanah yang telah dibebaskan tersebut
meliputi lahan milik penduduk seluas 770 ha, dan 120 ha lainnya milik
pemerintah, yang sudah ditukar dengan lahan di tempat lain. Lahan penukar ini
telah diserahkan kepada pemerintah, dalam hal ini Perhutani.
Kegiatan pembangunan pabrik
semen akan menimbulkan dampak positif dan negatif. Karena itu, sedari awal
perusahaan perlu merencanakan untuk melakukan upaya mitigasi, yaitu
mengembangkan dampak positif dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif
yang mungkin timbul. Upaya tersebut akan menciptakan pembangunan yang lebih
menyejahterakan masyarakat.
Harus diakui, pembangunan pabrik
semen akan menimbulkan dampak lingkungan, baik positif maupun negatif. Dampak
tersebut tak hanya muncul pada saat prakonstruksi, konstruksi, tapi bisa saja
pada saat operasional, bahkan masa paskaoperasi. Kemunculan dampak pada tahap
paskaoperasi biasanya terkait dengan lingkungan bekas areal yang ditambang.
Sejatinya, pembangunan pabrik
semen berikut penambangan bahan bakunya dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, dan bukannya sebaliknya. Hanya saja seluruh tahapan kegiatan
tersebut mensyaratkan beberapa pendekatan.
Pertama; pembangunanan pabrik dan
penambangan bahan bakunya, hingga operasionalnya, mendasarkan prinsip
berwawasan lingkungan. Pola ecomining
itu bisa menanggulangi dan mencegah dampak negatif, bahkan sebaliknya dapat
mengembangkan dampak positif. Kekhawatiran terhadap permasalahan kerusakan
sumber daya air (mata air, air tanah, telaga, dan sungai) tidak bakal terjadi
bila desain pembangunan dan cara penambangannya berwawasan lingkungan (environmental friendly).
Peluang Usaha
Kedua; pembangunan pabrik semen
dan penambangannya memperlihatkan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan
penduduk lokal. Keterlaksanaan dari prinsip ini bisa diukur dari keterciptaan
sejumlah peluang usaha baru bagi masyarakat, yang bisa difasilitasi oleh
perusahaan (local economic development).
Ketiga; seluruh tahapan
kegiatan, yakni eksplorasi, eksploitasi, reklamasi bekas areal penambangan,
pembangunan pabrik dan operasionalnya, selalu mendasarkan pada pemanfaatan
dan pemberdayaan masyarakat lokal (capacity
building dan manpower development).
Bila dijalankan secara konsisten, upaya itu bisa memenuhi unsur pembangunan
masyarakat, baik dari segi sosial maupun perekonomian masyarakat.
Keempat; prinsip pembangunan
pabrik dan penambangan bahan bakunya sebagai pengungkit kemajuan sosial,
ekonomi, dan budaya perlu memadukan antara kearifan lokal yang harus
dipertahankan dan pengenalan kemajuan iptek. Keduanya harus bersinergi,
bukannya saling menegasikan. Sinergitas itu bisa mencitrakan pembangunan
industri semen di Gunem Rembang sebagai contoh baik mengingat dapat
menyejahterakan masyarakat (benchmarking
for cement industry development).
Kelima; menjadikan masyarakat
maju, terdidik, berbudaya, dan agamais. Pembangunan pabrik semen harus
berprinsip pada 4 pendekatan itu, dengan memanfaatkan eco techno engineering, eco bio engineering, dan eco social engineering. Pola itu akan
membentuk masyarakat teladan dalam pembangunan, yang mempunyai ciri-ciri
terdidik, berbudaya, berdisiplin kerja tinggi, sekaligus agamais.
Bila upaya itu dijalankan secara
konsisten, Gunem Kabupaten Rembang dapat menjadi center of excellence development dalam pembangunan nasional.
Keteladanan ini muncul dari kegiatan pembangunan pabrik semen dan penambangan
bahan bakunya, yang selalu bersinergi dengan masyarakat dan seluruh unsur
pembaru dari masyarakat, baik dalam pembangunan fisik maupun rohani. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar