Senin, 23 Juni 2014

Risiko “Mahal” Sekolah Kejuruan

Risiko “Mahal” Sekolah Kejuruan

Th Rosid Ahmad  ;   Mantan Guru SMK 9,
Mantan Ketua MGMP Bahasa Inggris SMK Kota dan Eks Karesidenan Semarang
SUARA MERDEKA, 21 Juni 2014
                                                
                                                                                         
                                                      
“Kegiatan praktik menggunakan fasilitas pendidikan produk teknologi canggih di SMK butuh biaya mahal”

Masa pendaftaran sekolah adalah saat paling mendebarkan bagi kebanyakan orang tua. Momen yang hanya berlangsung beberapa hari itu sangat mungkin menjadi pintu gerbang yang menentukan perjalanan hidup anak bangsa pada masa depan. Celakanya, banyak yang merasa bingung karena belum punya gambaran cukup jelas dalam memilih tempat pendidikan yang benar-benar sesuai dengan nurani

Faktanya, bagi anak-anak yang karena satu dan lain hal ingin segera bisa berkarya guna mempraktikkan ilmu, sekolah kejuruan atau sekolah vokasi tentu menjadi pilihan cerdas dan bijak. Bukan lagi rahasia, mayoritas siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) di Tanah Air kita berasal dari keluarga kelompok ekonomi menengah ke bawah.

Harus diakui, pendidikan kejuruan relatif berbiaya mahal. Bukan menyangkut uang sekolah, melainkan seluruh biaya yang menjadi beban penyelenggara pendidikan. Bagi lembaga pendidikan swasta, seperti Pendidikan Industri Kayu Atas (PIKA) di Semarang, misalnya, hal ini jelas amat memberatkan.

Tapi untuk siswa, mereka justru banyak diuntungkan. Selain mendapat keterampilan yang amat berguna sebagai bekal hidup dengan bekerja di dunia usaha/industri,mereka juga lebih mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi sepanjang memenuhi persyaratan yang ditentukan.

Kegiatan praktik menggunakan fasilitas pendidikan produk teknologi canggih itu butuh biaya mahal. Investasi cukup besar terutama untuk pengadaan sarana-prasarana, biaya perawatan, dan operasionalnya. Apalagi jika menggunakan tenaga pembimbing profesional yang memiliki kualifikasi tinggi. Semua itu demi menjamin lulusan SMK menjadi tenaga terampil.

Siswa sekolah kejuruan terkait bidang penerbangan dan otomotif misalnya, sudah selayaknya mengenal berbagai peralatan modern seperti mesin pesawat terbang, juga mesin industri lain yang merupakan produk teknologi mutakhir. Hakikatnya, keterampilan bidang apa pun tidak mungkin dikuasai hanya dengan membaca teorinya. Urgensi kegiatan praktik sangat tinggi.

Siap Bekerja

Maka, meski mahal tetap harus dijalani. Ibarat seseorang yang ingin sukses mengelola usaha pembuatan pupuk organik atau peternakan burung hantu, bisakah hanya mengandalkan pengetahuan dari literatur? Atau lebih ekstrem lagi, bila bercita-cita menjadi pilot, cukupkah membaca teori dari buku tanpa pernah duduk di kursi pilot?

Garis kebijakan pemerintah yang layak dipahami, pendidikan kejuruan mengemban misi untuk menyiapkan lulusan terampil dan siap bekerja sesuai kebutuhan pembangunan di negeri ini. Terasa cukup menggembirakan bahwa banyak lulusan SMPdi Jateng lebih memilih sekolah kejuruan.

Berbekal kurikulum dan dukungan program pendidikan sistem ganda (PSG) yang memberi kesempatan pelatihan langsung di dunia kerja, siswa digembleng agar memiliki jiwa enterpreneurship dengan etika dan etos kerja tinggi. Yang sungguh melegakan, untuk masalah uang sekolah umumnya justru lebih rendah dari mereka yang belajar di sekolah umum.

Namun sebelum memilih mendaftar di SMK, orang tua dan siswa perlu mencermati beberapa hal. Pertama; pertimbangkan bakat dan minat. Bekerja sesuai minat tentu amat menyenangkan dan besar kemungkinan menuai sukses. Jika berminat menggeluti bidang teknik dan gemar memodifikasi motor misalnya, pilihlah prodi otomotif.

Sebaliknya, jika suka menggambar arsitektur maka bisa mengambil prodi teknik gambar bangunan. Singkat kata, tentukan pilihan dengan menyesuaikan minat serta bakat yang dimiliki. Yang tidak kalah pentingnya, cermati prospek pekerjaan yang digeluti setelah lulus.

Sering terjadi, beberapa prodi teramat sedikit peminat namun peluang untuk sukses di dunia kerja ternyata cukup besar. Bukan saja untuk menjadi pegawai atau buruh bagi pihak lain, tapi bahkan sukses berwiraswasta. Yang pasti, lulusan SMK lebih cepat memperoleh pekerjaan. Bahkan, beberapa di antaranya belum lulus pun panggilan untuk bekerja sudah diterima.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar