Xiao
Ping Guo sebelum ke Jalan Thamrin
Dahlan Iskan ; Menteri BUMN
|
JAWA
POS, 20 Oktober 2014
KETIKA bangun tidur Senin pagi ini, saya sudah bukan lagi menteri. Saya
juga tidak harus buru-buru berangkat berolahraga ke Monas. Tempat olahraga
saya setiap hari itu ditutup. Untuk persiapan pesta rakyat menyambut presiden
baru kita, Pak Jokowi, siang nanti.
Senin pagi ini, untuk kali pertama selama tiga tahun terakhir, saya
mandi pagi di rumah. Istri saya pasti tersenyum-senyum. Biasanya, habis
subuh, saya sudah berpakaian olahraga: pakai kaus salah satu BUMN secara
bergantian. Atau pakai seragam wajib.
Pukul 06.30 olahraga selesai. Langsung ke kantor yang letaknya di
sebelah Monas: mandi.
Saya berterima kasih kepada kelompok olahraga Imei ini: gabungan antara
senam, dansa, dan hiburan. Sesekali ada lagu dan dansa baru. Mengikuti tren
di internet. Dansa terbaru kami adalah Xiao Ping Guo yang lagi top di
Tiongkok. Sudah kami upload ke YouTube: http://youtube/l6PfckOoZLA.
Tapi, juga ada satu gerakan senam yang tidak akan dimainkan lagi:
Dahlan Style. Sebab, syair lagunya tidak cocok lagi. Ada kalimat ”Dahlan
Iskan seorang menteri” di dalam lagu Sunda Cirebonan yang dinyanyikan Diana
Sastra itu.
Ada yang ngotot minta tetap saja mainkan lagu itu sampai ada anggota
yang mau walk out segala. Tapi,
saya tidak setuju: bisa menimbulkan post
power syndrome.
Grup Imei itu (sesuai nama pendirinya 34 tahun lalu) memiliki koleksi
sekitar 150 lagu lengkap dengan gerakannya: Ada dangdut, Mandarin, rock,
Latino, Caribbean, pop, dan India. Saya baru bisa kira-kira 40 gerakan.
Bahkan, enam bulan pertama saya harus menahan malu: salah melulu.
Senin pagi ini, dalam status saya yang ”horeeeee merdeka!!!”, saya bertemu para direksi dan komisaris
BUMN: perpisahan. Lokasinya di
lantai bawah masjid baru yang cantik di halaman belakang gedung Kementerian
BUMN. Sebuah masjid yang belum bisa diresmikan karena beberapa pekerjaan
kecil perlu diselesaikan dalam tiga minggu ke depan. Dan karena itu juga
belum diberi nama.
Acara itu hanya akan berlangsung sampai pukul 08.30. Semua direksi akan
berjalan kaki ke trotoar Jalan M.H. Thamrin dekat bundaran Patung Arjuna
Wiwaha: untuk melepas Pak SBY menjadi
orang bebas setelah sepuluh tahun menjabat presiden RI.
Beliau meninggalkan istana pada pukul 09.00, dan untuk menuju tempat
pelantikan presiden baru di gedung MPR Senayan akan melewati Jalan M.H.
Thamrin.
Kami sudah menyiapkan spanduk panjang yang akan kami pegang ramai-ramai.
Semoga Pak SBY melihatnya.
Begitu Pak SBY lewat, teman-teman kembali ke kantor masing-masing. Dan
saya bersama istri langsung pulang ke rumah: kali pertama pulang pada pukul
09.30 pagi. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar